"I hate louis. I hate louis. I hate louis." umpat harry sepanjang jalan. Sesekali ia beristirahat karena kakinya yang sedang terluka. Harry pun kembali duduk di bawah pohon, sebenarnya ia sendiri tidak tahu kemana arah pulang, ia belum pernah ketempat ini sebelumnya. Ia pun meluruskan kakinya, namun kemudian terdengar sesuatu dari balik semak-semak.
"Who's there?" ujar harry panik. Bisa di bilang harry adalah orang yang sangat penakut, terlebih lagi di saat ia sendirian.
Sementara itu louis masih di posisinya, ia terus memandangi langit sembari memikirkan perkataan harry tadi. Siapa harry? Seenaknya saja ia mengatur-atur louis, louis berhak memilih jalannya sendiri. Hal itu lah yang ia terus pikirkan. Ia pun mulai kembali membenci harry, tapi entah kenapa louis tidak bisa melakukan hal itu. Rasa cintanya pada harry lebih kuat.
"Harry." Ujar louis yang tersadar bahwa tadi harry meninggalkanya menuju hutan. Louis pun langsung bergegas mencarinya, ia tahu harry belum pernah kesini sebelumnya, dan ia yakin harry pasti ketakutan.
"HARRY! HARRY! WHERE ARE YOU!" teriaknya sembari mencari harry. Ia pun masuk lebih dalam ke dalam hutan.
"HARRY!" teriaknya lagi. Kali ini louis mendengar suara tangisan. Ia pun mencari dimana asal tangisan itu berada.
"Harry?" louis pun berjalan mendekatinya. Terlihat harry yang sedang menangis.
"Please, please don't eat me." Ujar harry pelan, ia tidak berani melihat ke arah orang yang ia ajak berbicara.
"Shh.. I won't" louis pun mengangkat dagu harry sehingga mata mereka bertemu, dilihatnya mata harry yang berkaca-kaca.
"Lo-louis?"
"Yes, bubba." Wait- what? bubba?
"Louis, I'm afraid. I dont know what to do. And- and my leg hurt so much." Ujar harry. Louis pun melihat ke arah kaki harry, apa dia yang telah membuat harry terluka?
"I'll carry you, kay?" louis pun mengangkat harry. Ia berniat membawanya ke rumahnya.
"Louis." ujar harry membuat louis melihat ke arahnya.
"Thank you."
"Anytime Bubba." Balasnya sembari tersenyum.
Louis pun membawa harry ke kamarnya kemudian membaringkannya di atas ranjangnya. Ia pun mengambil sekantung es batu dan sebuah t-shirt miliknya. Louis pun memasukkan es batu itu ke dalam kaus itu untuk mengompres kaki harry.
"Aw! Louis!"
"Shh.. It's okay. I got you." Harry pun melihat ke arah louis yang terus mengompres kakinya,
sebegitu pedulinya kah louis padanya?
"Lou, I'm sorry about what I said before."
"Well, you are right tho. I must care about my fans and the others- Thanks harry." Harry hanya membalasnya dengan senyuman, louis pun tertawa melihat harry.
"What?" Tanya harry bingung.
"You're cute." Pipi harry pun memerah mendengarnya.
Malam itu pun pertama kalinya harry menginap di rumah louis. sebenarnya ia agak ragu untuk meninap di rumah louis, terlebih lagi ia takut seluruh kerajaan akan panik mencarinya. Tapi mau bagaimana lagi, kakinya sedang terluka dan ia membutuhkan seseorang untuk menjaganya lebih dari seorang perawat.
"Um.. lou, aku boleh minta selimut?" tanya harry sembari mencoba duduk dari posisinya.
"Kau bisa pakai yang itu." Ujar louis sembari mengisyaratkan harry untuk memakai selimut yang ada di bawah kakinya. Harry merasa tidak enak dengan louis, ia rasa sangat tidak sopan membiarkan pemilik rumah tidur di sofa sementara tamunya tidur di kasur pemilik rumah itu.
"Um.. aku akan tidur di sofa, rasanya tidak sopan jika kau yang harus tidur di sofa." Ujar harry. Louis pun menggeleng. Tentu saja ia tidak akan membiarkan harry yang sedang sakit tidur di sofa.
"Tapi itu tidak sopan, Lou. Kau pemilik rum-"
"Kalau begitu aku akan tidur di sebelahmu." Ujar louis yang langsung berbaring di sebelah harry.
"Bukan itu maksudku." Ujar harry sembari melihat louis yang sudah berbaring dan memejamkan mata di sampingnya.
"Shh.. aku mengantuk. Dan sebaiknya kau tidak tidur di sofa, di sana banyak laba-laba." Ujar louis menakut-nakuti harry supaya ia tidak tidur di sofa.
Harry pun akhirnya membaringkan dirinya di samping louis, di lihatnya louis yang sudah terlelap. Jarak antara wajah mereka sangatlah dekat membuat harry merasa canggung.
"Kau belum tidur ya?" tanya louis tanpa membuka matanya.
"Belum."
"Kau mau ku peluk?"
"Um.. I dont-" dan dengan itu louis memeluk harry. Namun kali ini harry tidak merasakan rasa canggung itu lagi, ia hanya merasakan kenyamanan dan kehangatan di dekat louis.
"Sleep, bubba. I love you." Dan dengan itu harry memulai tidurnya dalam pelukan louis.
-Mr_Blackpants
KAMU SEDANG MEMBACA
Larry one-shot
FanfictionWell, gue mager bikin cerita panjang-panjang lagi karena ngga selesai mulu. Jadi gue bikin one-shot aja.. Isinya random yang jelas Larry HAHAHAHAHAHHAHAA