"Christina Serina Anggara, kenalin gue Christian Sean Anjaya"
Dia kak Christian?
Aku hanya cengo menatap pria di depanku. Orang yang mencuri first kiss ku adalah Kak Christian ? Kakak kelas yang sudah terkenal pada hari pertama dirinya menginjakkan kaki di sekolah ini, di kagumi dan diidam-idamkan oleh semua kaum hawa di sekolah ini --kecuali diriku--
Memang ku akui, dia memiliki wajah yang rumpawan, garis alis yang tebal, mata hitam pekat yang siap menghipnotis siapa saja yang menatapnya, hidung mancung, rahang yang tegas, dan bibir..bibir nya berwarna merah jambu, entah dia memakai lipgloss --walaupun tidak mungkin jika kak Christian memakai itu-- atau bawaan sejak lahir. Dan entah mengapa ketika menatap bibir itu lebih lama, darahku seperti berdesir lebih kencang, memoriku kembali terbayang dimana bibir itu pernah kurasakan.
"Kenapa lo? Ketagihan sama bibir gue? Mau gue cium lagi?" Kak Christian memajukan wajahnya hingga hanya berjarak 5 cm dari wajahku, aku menahan nafas dan jantungku dari tadi sudah berdetak dua kali lebih cepat dari detakan jantung normalku. Apa yang terjadi pada diriku.
Aku merasa bahwa mukaku sudah memerah seperti kepiting rebus karna sekarang kak Christian yang super rese ini sudah tertawa dengan bebasnya "hahaha..hahaha..hahaha.. lo blushing yah? Lo beneran mau gue cium?"
Aku pun sontak menggelengkan kepalaku. Kedua lenganku kulipat di depan dada sambil menunggu kak Christian berhenti menertawakanku --dia bahkan tidak pantas di panggil kakak, jelas-jelas kelakuannya seperti anak kecil begini-- Christian menghetikan tawanya, tangannya bergerak menghapus beberapa bulir air mata yang sempat jatuh ketika dia tertawa. Apa segitu memalukannya muka ku?
"Udah ketawanya?!" Tanyaku garang. Dia berhenti dan menatapku datar.
"Kenapa lo slalu ngomong balas dendam ke gue? padahal lo yang salah, lo yang nyuri first kiss gue, mestinya gue yang kesel sama lo. Apa sih mau lo?" Aku menghembuskan nafas. Menatapnya tajam.
Senyum miringnya kembali terukir "karna lo juga first kiss gue. Jadi gue kesel sama lo"
"Ap--"
Bell, berbunyi. Membuat aku tidak jadi melanjutkan kata-kata ku dan segera berjalan menuju ke lantai 2, jika saja jam pertama tidak di isi oleh matematika dari pak Rivel --guru super killer di sekolahku-- aku pasti masih akan bertanya dan memarahi si rese Christian.
"Tunggu" Christian menahan tanganku.
Aku berbalik menatapnya kesal "udah yah..ngobrolnya, gue mau ke kelas dulu!" Dengan kencang aku menghempaskan tangannya dan berjalan cepat menuju ke tangga.
Di belakang, Christian mengikuti pergerakanku. Apa dia akan membuntutiku juga ke kelas?
Setelah menaiki tangga dengan sangat cepat aku berbalik menatapnya yang tepat berada di belakang ku. Aku dan Christian menjadi sama tinggi, karna dia memijaki tangga di bawah sedangkan aku sudah di tangga terakhir. Wajah kami hanya berjarak se-centi dan dia sedang menatapku datar.
"Kenapa sih lo ngikutin gue mulu? Lo psikopat yah?" Teriakku yang dapat di dengar oleh seluruh kelas 11 di lantai 2, membuat orang yang berada di dalam kelas menyembul keluar menatap kami berdua.
"Hell you! Kelas gue kan di lantai 3 udah pasti gue lewat sini kalo mau ke atas" dia balas meneriakiku. Membuat otakku kembali berputar. Kenapa Christy bisa sebego ini ya Tuhan?
Aku sudah tak bisa berkata apa-apa lagi. Karna sudah salah tingkah, aku pun masuk ke dalam kelas meninggalkan Christian yang sudah tertawa terpingkal-pingkal.
Rese..
"Kok lo bisa kenal sama kak Christian?" Lyana bertanya, padahal aku baru saja mendudukan bokong ku di atas kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sidekick
Teen Fiction"first kiss darimu, menghantarkanku ke sebuah cerita baru. cerita cinta yang dari dulu selalu ku hindari, aku berusaha untuk tidak jatuh cinta padamu, tapi tidak bisa. ketika aku sudah yakin bahwa perasaanku hanya untukmu, aku tidak bisa melakukan a...