Kami memakai dua buah mobil, mobil pertama di isi oleh kak Gilang, kak Aldi dan Sania. Sedangkan mobil yang sedang aku naiki ini terdapat kak Rey, Christian, Lyana dan aku sendiri.
"Jadi gimana tenpatnya Chris?" Tanya kak Rey. Christian duduk di samping kak Rey yang sedang mengemudi sedangkan aku duduk di samping Lyana di jok belakang.
"Gue udah bilang sama ortu gue dan katanya udah dibersihin dari 1 minggu yang lalu" jadi kali ini kami menginap di rumah milik keluarga Chris? Tapi kok, Mike tidak ikut bersama-sama dengan kami.
"Kok Mike gak ikut aja bareng kita?" Tanya kak Rey
"Dia kan lagi ada tugas kuliah di jogja 4 hari ini, pulangnya nanti besok, mungkin kalo dia gak capek besok dia bakal nyusul" ucap Chris.
Memang beberapa hari ini, aku dan Mike jarang berkomunikasi karna aku takut dia punya banyak tugas kuliah dan dugaan ku memang benar dia saja sekarang sedang ada di jogja, tapi rasanya agak gimana gitu, secara dia adalah pacar ku dan aku tidak tahu menahu apa yang di lakukannya dan dia sedang berada di mana.
Perjalanan yang cukup lama membuat ku mengantuk, Lyana sempat menawarkan ku sebuah roti, namun aku menolaknya dan lebih memilih untuk tidur tanpa sarapan di pagi hari.
Mobil berhenti dan aku membuka mata ku, apakah kita sudah sampai? Melihat Lyana sudah tidak duduk di samping ku. Aku mengedarkan pandangan ku ke arah jendela mobil, ternyata kita sedang berhenti untuk mengisi bensin, ku lihat kak Rey sedang berbicara dengan petugas pengisi bensin dan Christian sedang memakan coklat di depan.
Tiba-tiba rasa nyeri menyerang dada ku, jangan bilang penyakit maag ku kambuh lagi, plis..ini bukan saat yang tepat untuk sakit. Aku membungkukan tubuh ku, menahan gejolak dari perut ku yang mulai menaik ke dada ku.
"Lo kenapa?" Nampaknya Chris melihat diri ku yang kesakitan.
Aku sudah berkeringat dingin, dan rasanya aku ingin muntah.
"Muka lo pucet" suara khawatir Chris terdengar jelas, Chris berpindah ke kursi belakang, duduk di samping ku dan secara cepat menggenggam tangan ku, jantung ku berdtak dengan cepat ketika tangannya menyentuh tangan ku, seakan ada sengatan listrik yang mengalir di tubuh ku.
"Lo sakit?" Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya rasanya jika aku ingin menjawab, aku bisa saja muntah di depan wajahnya dan itu sangat memalukan.
Kak Rey masuk ke dalam mobil, menatap ke arah kami, dan sedetik kemudian matanya membesar kekhawatiran tergambar jelas di wajahnya dan tiba-tiba dia sudah menjalankan mobil tersebut tepat di samping toilet yang berada di pom bensin ini.
Aku turun dengan di bantu oleh kak Rey dan Chris, kami bertiga juga berpapasan dengan Lyana yang baru saja keluar dari bilik toilet wanita.
"Christy kenapa kak?" Tanya Lyana, lambung ku semakin sakit.
"Maagnya kambuh"
"Sini aku aja yang bawa Cis masuk" Lyana mengambil lengan ku, membawa ku masuk ke toilet perempuan, kak Rey dan Chris menunggu di luar.
Setelah muntah yang tidak jelas --karna aku tidak makan apa-apa, jadi aku tidak memuntahkan makanan--
Aku dan Lyana pun keluar dari kamar mandi, tatapan khawatir dari kak Rey terlihat jelas.
"Kamu udah mendingan de?" Tanya kak Rey sambil mengusap punggung ku, aku mengangguk sekilas tatapan mata ku beralih ke hadapan Chris, namun Chris hanya membuang mukanya terlihat tidak peduli. Padahal ketika di mobil tadi terlihat jelas dia mengkhawatirkan ku sampai-sampai memegang tangan ku, tetapi mengapa sekarang ekspresinya berubah 180 derajat? Apa dia benar-benar menjauhi ku ? Apa yang bisa aku lakukan ? Nyatanya aku tidak bisa menyembunyikan sakit yang menggerogoti hati ku ketika melihat Chris menatap ku layaknya seperti orang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sidekick
Teen Fiction"first kiss darimu, menghantarkanku ke sebuah cerita baru. cerita cinta yang dari dulu selalu ku hindari, aku berusaha untuk tidak jatuh cinta padamu, tapi tidak bisa. ketika aku sudah yakin bahwa perasaanku hanya untukmu, aku tidak bisa melakukan a...