Setelah selesai makan siang, kami semua memilih untuk istirahat di lantai dua tempat terdapat kamar untuk kita tidur sebelum sebentar sore kita akan menjelajahi pulau ini.
Aku masuk ke kamar yang lebih mirip hotel karna saking indahnya, balkon kamar ini menghadap ke laut membuat aku tidak bisa menghentikan langkah ku untuk menggeser pintu yang memutuskan balkon dan area kamar. Semilir angin yang sejuk menerbangkan helaian rambut ku, membuat aku ingin berlama-lama tinggal di tempat ini.
Aku terlalu menikmati suasana yang terciptakan di tempat ini, hingga aku lupa bahwa sebenarnya Lyana dan Sania juga berada di kamar ini, aku seakan lupa dengan sekeliling ku ketika melihat pemandangan ini.
"Cis, lo gak capek? Ayo istirahat" Sania bersuara dari dalam kamar.
Aku memutar kepala ku, memperhatikan Sania yang sudah melepas spatunya dan langsung beguling-guling indah di kasur yang ku prediksi dapat memuat lima orang di atasnya, berbeda dengan Sania yang bergelut dengan bantal-bantal berwarna putih di atas tempat tidur. Lyana lebih memilih untuk membuka beberapa bajunya yang tersusun di dalam koper dan memindahkannya ke dalam lemari berwarna hitam putih yang besar di samping kamar mandi.
Daripada bermalas-malasan lebih baik aku bergabung dengan Lyana. Merapihkan baju-baju ku dan menaruh barang-barang mandi ku di dalam kamar mandi.
"Banyak juga pakaian lo, Na" komentar ku ketika melihat Lyana hampir mengisi satu bagian rak lemari dengan bajunya, tapi ternyata di kopernya masih ada kira-kira setengah dari baju di lemari. Memangnya kita berapa lama disini? Yang ku tahu hanya 2 hari setengah --jika ditambah hari ini--
Lyana mengalihkan fokusnya dari baju-baju tersebut, sekarang matanya menatap ku. Matanya berbinar-binar lucu, dan mulutnya tertarik ke samping membentuk senyuman semangat "gue bawa banyak baju, karna Chris katanya mau ngajak gue ke beberapa tempat yang bagus" nafas ku tercekat, semua pantas-pantas saja kan, Chris dan Lyana memang berpacaran dan dengan tempat sebagus dan seromantis ini, tentu saja Chris tidak akan membiarkan momen ini berlalu dengan sia-sia, setidaknya dia harus menciptakan suata kenangan yang indah yang tidak akan dilupakan oleh Chris maupun Lyana. Tapi, mengapa di dalam hati ku ada perasaan tidak rela? "Dan Chris pastiin cuma ada kita berdua,Gue seneng banget. Ternyata Chris bisa romantis juga"
Aku tersenyum kecut, kebahagiaan Chris adalah kebahagiaan ku juga. Entah aku tetap akan merasakan sakit, yang penting adalah semua usaha ku untuk membahagiakan orang-orang di sekitar ku berhasil. Karna, aku tahu Lyana adalah gadis yang tepat untuk Chris. Mereka berdua adalah dua magnet yang bisa memikat siapapun yang ada di sekitar mereka, sama sekali tidak sebanding dengan ku. Dan aku tentunya tidak dapat menghancurkan kebahagiaan mereka, seberapa besar pun rasa ku untuk bisa berada di posisi Lyana saat ini.
Aku kembali memasukkan baju ku ke dalam lemari, setelah selesai aku melihat Lyana yang sudah berdiri, nampaknya dia sudah selesai merapihkan bajunya.
"Gue tidur duluan yah" aku mengangguk, memperhatikan Lyana yang berjalan ke kasur, menggeser Sania yang tertidur dengan gaya acak-acakkan sehingga bantal yang mestinya ada di atas kasur sudah terjatuh di lantai, salah satu kebiasaan buruk Sania. Jika, kita menginap di salah satu rumah dan tidur bersama seperti ini, Sania adalah orang yang paling susah untuk di ajak kompromi, siap-siap saja ketika kita tertidur keesokan paginya seluruh badan akan sakit-sakit, karna tidur Sania yang sangat brutal.
"Sania, awas! Gue gak bisa tidur kalo lo kayak gini" teriak Lyana. Menggeser kaki dan tangan Sania yang sudah terbuka lebar menutupi permukaan kasur yang lebar. Aku sendiri hanya terkekeh melihat dua orang sahabat ku yang mempunyai sifat yang bertolak belakang, dengan melihat semua hal ini, aku tidak ingin kebersamaan ini berakhir apalagi hilang, apapun akan ku lakukan demi Sania dan Lyana tetap menjadi sahabat ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sidekick
Teen Fiction"first kiss darimu, menghantarkanku ke sebuah cerita baru. cerita cinta yang dari dulu selalu ku hindari, aku berusaha untuk tidak jatuh cinta padamu, tapi tidak bisa. ketika aku sudah yakin bahwa perasaanku hanya untukmu, aku tidak bisa melakukan a...