Aku tidak tau apa yang aku pikirkan malam ini. Menerima Mike menjadi pacarku adalah satu kemungkinan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Menatap langit-langit kamarku, pikiran ku kembali terputar ke kejadian tadi sore. Mike terlihat sangat senang ketika aku menerimanya, bahkan matanya berbinar dan senyumnya terukir indah di wajah tampannya.
"Aku gak percaya kamu bakal nerima aku" ucapnya ketika aku memberikan jawaban ku. Sebenarnya, aku juga sependapat dengannya, aku tidak percaya aku dapat menerima Mike. Karna aku yakin sampai sekarang pun hatiku masih tetap milik Chris.
Suara pintu kamarku yang diketuk membuat lamunanku menjadi buyar "de, ayo makan"
suara kak Rey dari balik pintu, membuat ku langsung bangkit berdiri dari acara tidur-tiduran di kasurku dan melangkah ke arah pintu dan membukannya.
Kak Rey tersenyum ke arahku dan menarik tubuh ku mendekat, melingkarkan lengannya di pundak ku.
Sebelum menuruni tangga rumah ku, bisikkan kak Rey membuat ku menghembuskan nafas secara kasar.
"Pokoknya, kamu harus cerita tentang masalah tadi siang"
Dan pikiran ku kembali di ingatkan untuk mencari cara apapun itu agar Lyana mau mendengarkan penjelasan ku dan memaafkan ku.
***
Angin sepoi-sepoi menerbangkan helaian rambutku dengan halus. Satu gelas susu chocolate panas sudah aku pegang, menyesapnya sedikit demi sedikit. Menceritakan semua yang terjadi kepada kak Rey membuat sebuah bongkahan batu besar di tenggorokan ku secara perlahan terangkat, akhirnya aku dapat membagi semua yang ku rasakan dengan seseorang yang sangat mengerti diri ku.
"Kakak lagi ngapain?" Tanya ku sambil menatap wajah kak Rey yang berkerut samar. Kak Rey mengalihkan tatapannya dari asap chocolate yang mengepul ke dalam kedua mata ku.
"Mikirin cara buat bikin kamu jauh sama Chris" kak Rey berucap datar "setiap kamu deket sama Chris, selalu aja ada masalah yang membahayakan kamu. Kakak gak pengen kamu deket-deket terus sama Chris"
Aku menahan napas mendengar penuturan kak Rey. Dalam hati aku juga merasa ingin menjauh dari Chris, namun hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terlalu sulit menghilangkan perasaan mu yang sudah terjatuh kepada seseorang.
"Kakak harus cari cara" gumam kak Rey, lebih kepada dirinya sendiri.
Aku menghela napas dalam-dalam "sebenarnya aku udah dapat satu solusi" ucap ku. Kak Rey menatap ku dengan raut bertanya.
Aku meminum sedikit susu chocolate panas ku merasakan kehangatan yang menjalar di tenggorokan ku, sembari membiarkan angin terus menerpa wajah ku. Duduk di balkon kamar ku dengan segelas chocolate membuat diri ku nyaman dan tenang "aku udah pacaran sama Mike"
Kak Rey menatapku kaget dan tidak percaya. Sampai-sampai mulutnya terbuka lebar beberapa detik lamanya.
"Kamu yakin?" Tanya kak Rey seakan tak percaya akan ucapanku.
Aku mengangguk, mengiyakan. Kak Rey langsung menarik ku ke dalam pelukannya menyandarkan kepalaku di dada bidangnya dan mengusap lembut rambutku. Tak terasa posisi ini membuatku kembali menangis. Mengucapkan sebersit rasa syukur karna diantara semua masalah yang aku hadapi aku masih punya orang yang menyanyangi ku dengan tulus.
"Kakak yakin kamu pasti bisa lupain perasaan kamu" aku mengamini dalam hati, memejamkan mata ku dan membiarkan ku terlelap di pelukan kak Rey.
***
Matahari pagi begitu menyenangkan, aku membuka lebar-lebar korden kamar ku dan membiarkan balkon kaca di kamar ku memantulkan cahaya matahari pagi. Aku merentangkan kedua lengan dan badan ku. Menyunggingkan senyum ku melihat matahari yang bersinar cerah, terlalu cerah hingga aku bisa sejenak melupakan kegelapan di dalam hati ku. Bisakah setiap hari seperti ini? Terang dan cerah. Tanpa, ada awan mendung dan pekat di dalamnya?
Setelah selesai memakai baju seragam ku, aku menatap bawah mata ku yang membengkak, sudah beberapa hari ini aku terbangun dengan kondisi yang sangat buruk. Semoga harapan ku semalam dapat memperbaiki keadaan hatiku, semoga keputusan ku tidak salah.
"Christy, ini Mike udah datang" teriak mama dari lantai bawah. Aku menarik nafas dalam-dalam berusaha mencari udara yang segar sebanyak mungkin untuk menghadapi hari pertama ku berstatus sebagai pacar Mike.
"Iya, Christy ke bawah ma" balas ku dan beranjak memakai sepatu converse hitam ku, membuka knop pintu dan keluar dari kamar ku.
Dari sini aku sudah bisa melihat Mike yang tersenyum ke arah ku, aku pun membalas senyum Mike, namun rasanya aneh senyum ini terasa ganjil, berbeda dengan senyum yang selalu ku berikan kepada...
"Christy ayo makan dulu rotinya?" Aku pun berbalik menatap ke arah mama, papa dan kak Rey serta Mike yang sudah duduk di meja makan dengan kikuk aku menarik kursi di samping Mike dan memakan sarapan pagiku.
Keadaan hening menyelimuti mobil ini diantara kami berdua tidak ada yang berbicara lagi, semenjak memasuki mobil ini Mike selalu memulai percakapan, bertanya banyak hal kepada ku dan reaksi ku hanya menjawab seadanya.
"Pulang nanti aku jemput yah?" Ucap Mike. Sambil melirik ke arah ku dan tersenyum. Kenapa dia selalu tersenyum ke arah ku? Tidakkah Mike berpikir bahwa aku masih sangat sulit membalas senyum tulusnya, setiap membalas senyumannya aku selalu merasa bersalah kepada Mike.
"Ya" aku menjawab singkat.
Akhirnya aku sampai juga di sekolah ku, Mike bersikeras membukakan pintu penumpang untuk ku dan lihatlah aku dan Mike sekarang menjadi pusat perhatian. Mike juga menurunkan ku di depan gerbang masuk sekolah membuat setiap orang yang masuk ke dalam sekolah memberhentikan langkahnya dan memperhatikan kami. Dasar kurang kerjaan.
"Aku masuk dulu yah" ucapku, baru kata ini yang aku ucapkan sedikit panjang kepada Mike.
Mike mengangguk. Aku berbalik hendak pergi, namun tangan Mike lebih dulu menahan lengan ku dan tubuh ku sontak berbalik dan menyentuh dada bidangnya, tangannya yang kekar merangkul pinggangku.
Sesuatu yang lembut menyentuh dahi ku, aku mengerjap beberapa. kali dan baru menyadari bahwa Mike sedang mencium dahi ku. Aku tidak bisa bergerak, terlalu kaget menerima perlakuan Mike.
Setelah beberapa detik yang begitu lama Mike melepaskan ciumannya, menatapku yang belum begitu sadar.
"Belajar yang rajin yah, sayang" ujar Mike. Aku mengangguk dan berbalik langsung melangkah menerobos orang-orang yang masih menganga dengan kejadian tadi.
Aku masih kehilangan akal ku ketika melangkah menuju ke arah kelasku.
Sampai sebuah tangan menarik ku ke halaman belakang aku masih belum sadar juga.
"Christy" suara bass, yang sudah ku kenal di luar kepala menyentakkan lamunanku. Mataku membulat ketika bertatapan dengan mata hitam pekat yang menatap ku dalam.
"Apa yang gue lihat tadi itu gak nyata kan?" Suaranya terdengar lirih. Dan aku menatapnya dengan penuh keterkejutan. Apa Chris melihat Mike mencium ku?
Apa aku perlu memberi penjelesan bahwa aku sebenarnya tidak menginginkan ciuman itu, tetapi aku dan Mike kan sudah pacaran. Jadi, hal itu lazim-lazim saja.
Aku harus melupakan perasaan ku, aku harus berusaha membuat Chris membenci ku dan menjauhi ku. Bagaimana pun caranya.
"Lo sama Mike gak pacaran kan?" Chris berkata lirih, seperti dia sedang menahan sebuah kesakitan yang menyangkut di tenggorokannya.
Aku menarik nafas dalam-dalam, berada di dekat Chris membuat jantung ku selalu berdetak dengan cepat dan aku harus mencari udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi udara di jantung ku.
"Gue sama Mike udah pacaran. Gue ceweknya Mike" sesuatu seperti menyayat-nyayat hati ku, aku berbalik dan melangkah pergi dari taman belakang.
Chris terduduk di bangku taman dan menelungkupkan wajahnya dengan telapak tangannya. Dia menangis.
Kesakitan apa lagi yang sudah aku timbulkan?
-----------
Akhirnya, selesai juga. Semoga kalian bisa menikmati part ini.
Vote dan comment masih di perlukan yah.
Jangan hanya baca dan langsung pergi, tunjukanlah rasa saling menghargai kalian dengan vote dan comment.
Thankyou:***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sidekick
Teen Fiction"first kiss darimu, menghantarkanku ke sebuah cerita baru. cerita cinta yang dari dulu selalu ku hindari, aku berusaha untuk tidak jatuh cinta padamu, tapi tidak bisa. ketika aku sudah yakin bahwa perasaanku hanya untukmu, aku tidak bisa melakukan a...