bab empat belas

1.3K 95 4
                                    

Narendra

Narendra setengah menyesal dengan menyetujui tawaran kerja sama dari Cynthia dengan cara menyimpang dari kantor. Cynthia memang cantik dengan postur tinggi semampai, sangat serasi dengan tinggi Narendra, namun sifatnya sama sekaki tidak terlihat serasi dengannya. Berkarakter"bossy" dan terlihat otoriter, membuat Narendra tidak suka dengannya, belum lagi kencannya dengan Alisya yang sudah terobsesi dengannya. Ia bingung harus bagaimana melangkah. Hasil rapat internal memang mengkonfirmasi bahwa mereka butuh kelangsungan pesanan dari supermarket itu. Prediksi dari pengurangan itu akan menyebabkan satu pabrik harus berhenti beroperasi, pengurangan laba masukkan dan sulitnya mencari pengganti. Hanya tersisa rantai supermarket skala kecil yang tidak cocok dengan profil produknya.
Beberapa hari Narendra merasa hatinya tidak menentu, ia menerima permintaan pertemanan dari Cynthia lewat BBM. Sesudah ia menerimanya, ia mendapatkan pesan darinya,
'Apa kbr bp. Narendra, ada wkt Jumat mlm ketemu di hotel ******?'

"Hotel? Memang mau apaan lu?" Gumannya heran.

'Saya bisa, jam 6?'
'Oke, jam 6'

Narendra masih mengikuti sejauh mana permainan ini akan berjalan.
Pada hari yang telah di tentukan, Narendra sudah berada di lobby hotel, menunggu Cynthia. Ia mengetik pesan untuknya,

'Bu Cynthia, sy sdh di tempat'
'Oke, saya baru dtg, mau cari parkir'

Narendra memarkirkan mobilnya. Ia tidak kesulitan mendapatkan tempat parkir karena hotelnya tidak penuh, hanya tempat parkir yang sempit membuatnya kesulitan untuk menempatkan mobilnya. Setelah mobilnya terparkir rapih, ia masuk ke lobby hotel dan mencari cafe. Ia langsung melihat Cynthia berpakaian gaya 'hang-out', dress terusan berwarna merah muda agak pendek, mengekspos pahanya putihnya sedang duduk agak ke pojok cafe.

'Hmmm, ujung - ujungnya itu lagi...' gumannya.

Narendra berjalan menghampiri meja Cynthia. Cynthia menatap ke arah Narendra yang baru saja berdiri di hadapannya. Cynthia termenung memandang Narendra yang berpakaian kemeja bercorak garis biru dan dilapisi jas berwarna abu - abu dan celana jeans biru gelap, memancarkan aura maskulin yang sempurna. Naluri kewanitaan Cynthia tergugah bangun.
"Selamat malam bu Cynthia, maaf saya terlambat." Sapa Narendra menjaga kesopanan.
"Selamat malam, panggil saya Cynthia. Kita tidak resmi di sini, silakan duduk."

'Gak resmi... kayak mo gituan ama gua kali...' gumannya dalam hati.

"Terima kasih."
"Silakan pesan makanan mas Narendra, it's on me anyway."
"Oke, thanks anyway."
"My pleasure."

Narendra memesan menu yang sederhana, nasi goreng dan es teh manis, Cynthia memesan menu yang sama. Dalam waktu lima belas menit makanan siap tersaji.

"Mas Narendra, kita langsung ke topik saja, begini, anggaran kami memang sedang di atur ulang, dan kami mendapatkan tawaran dari China, bahwa harga yang mereka tawarkan lebih murah hingga tiga puluh lima persen. Mengingat harga dari produk mas, kita awalnya bermaksud untuk mengganti seluruh jajaran produk dengan produk impor seluruhnya. Saya yang mengusulkan dikurangi saja, lalu kita lihat perkembangannya."
"Mbak Cynthia, produk saya sudah teruji kwalitasnya dan sudah punya consumer base yang tetap menurut survey yang kami lakukan. Saya lihat ada resiko kalau diganti dengan produk yang belum teruji kwalitasnya. Juga for your information, tidak sedikit produk dari China yang berisiko mengandung bahan berbahaya."

Cynthia tersenyum,

"Saya tahu resikonya. Saya punya team quality control yang bisa menangani resiko ini."

Begitulah seterusnya, Cynthia terdengar sudah cukup pasti dengan rencana ini. Alasan harga yang kebih kompetitif memang sudah jadi alasan klasik dan Narendra berusaha meyakinkan kwalitas produk buatannya dan sertifikasi SNI. Narendra berusaha untuk menegoisasi ulang pengurangan kuota pemesanan, namun sepertinya ia menghadapi tembok yang tidak bisa di tembus. Narendra merasa negiosasinya sudah berakhir, hingga Cynthia mengucapkan kalimat yang menarik perhatiannya,

2 Sisi Koin 2 Sisi Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang