Seperti biasa. Suasana pagi sebelum bel masuk berbunyi, di kelas XII IPS 2 selalu terjadi keributan. Apapun itu, keributan kecil maupun besar itu disebabkan oleh Dea dan teman-teman nya, yaitu TU—Tiara Umar— dan 2R—Rafli dan Reno—
“Anjir! Siapa ni yang nimpuk gue make penghapus papan tulis?!” Umpat Leo saat mendapat timpukan penghapus papan tulis dari Dea.
“Eh ya hahahaha maaf maaf... gue ga sengaja! Tadi itu gue mau nimpuk Rafli eh malah kena elo hahaha” ucap Dea dengan wajah tanpa dosanya. Dia tertawa melihat Leo yang melototkan matanya sebal.
“Lo?! Astaga, bisa ga sih, Dean. Sehari aja lo duduk tenang nungguin bel masuk?” Leo menggeram kesal melihat gelengan dengan wajah cengengesan Dea.
“Rafli duluan, Le!” Kata Dea mencoba membela diri. Dia menunjuk asal ke arah manapun. Mana tuh si rapli?
“De! Gue di belakang lo. Ngapain lo nunjuk kearah sana?” Ucap suara dari belakang Dea.
Dea memutar tubuhnya mendengar seruan dibelakangnya. Dan langsung menjambak rambut cowok yang tadi mengganggu acara membacanya.
“Aduh! Sakit De! Lepasin dong arrgghh!! Rambut gue!” ringisnya tertahan.
“Ini buat lo yang udah ganggu acara membaca gue.”
“Dan ini buat lo yang udah bikin gue nimpuk Leo.”
Dea akhirnya melepas jambakannya dari rambut Rafli dengan tersenyum puas.
“Anjir rambut gue!!” gumamnya sambil mengusap-usap bekas jambakan Dea.
“Maaf ya Rafli, abisnya sih lo ganggu acara membaca gue! Sekali lagi lo gangguin gue. Gue jambak lebih kuat!” ucapnya lembut namun dengan penekanan disetiap katanya.
Leo menggeleng melihat pemandangan di depannya. “Terserah siapa yang mulai. Gue ga peduli. Yang gue peduliin, gue bisa baca buku dengan tenang tanpa gangguan suara atau timpukan lo itu.”
Rafli mendengus, dia trus mengusap-usap rambutnya menghilangkan rasa sakit yang tidak hilang-hilang.
“Sakit ya, Pi?” tanya Tiara tersenyum menahan tawa.
“Menurut lo?!”
Reno tertawa semakin kencang membuat Rafli mendengus sebal. “Lagian tadi kan gue dah bilangin, Pi. Kalo Dede lagi baca jangan di ganggu. Jadi gitu 'kan?” Kata Reno setelah berhasil meredakan tawanya.
“Bodoamad.”
Tiba-tiba, Umar datang dengan nafas tersenggal-senggal. Semua mata teman sekelas langsung menatap Umar bingung.
“Lo ngape ngik? Kek abis dikejar-kejar setan gitu?” tanya Sari dengan dahi berkernyit.
Kemal mengangguk menyetujui ucapan Sari. “Iya lo ngapa? Kayak abis dikejar setan ae.”
“Lebih para dari setan deh kayaknya,” sambung Azka sambil memperhatikan Umar.
“Abis dikejar kang kredit kali!” Gafhir tertawa menimpali.“Dikejar banci taman lawang, ege!” sahut Andrew yang langsung dihadiahi sorakan teman-temannya.
“Dah gada, kali!”
“Emangnya udah gada? Sotau lo!”
“Yagatau. Coba aja lo kesana. Kali aja ketemu.”
“Andrew garing wuuuuu,”
Umar diam tidak menjawab pertanyaan dan gurauan teman-temannya. Ia masih menetralkan degup jantung juga nafasnya yang memburu sehabis berlari. Lalu tiba-tiba ia berteriak mengagetkan anak sekelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Girl [Re-Publish]
Teen FictionNamanya Leonardo Arfi Pratama. Yang jelas gue suka banget sama dia tapi gue juga benci sama sifatnya. Ada sesuatu dalam diri dia yang ngebuat gue ngerasa dia tuh milik gue. Tapi gue gatau apa. -Deandra A Deandra Anastasya. Gue benci banget sama dia...