empat belas

1K 67 2
                                    

Ini sudah hari ketiga Dea mendiamkan Reno, Rafli, Umar dan Tiara. Tiga hari itu pula mereka berempat terus meminta maaf kepada Dea.

"Yaudah si, De. Maafin aja mereka berempat. Masa gara-gara lu dihukum trus mereka ga bantuin doang lu gamau maafin mereka?" ucap Della jengah melihat rengekan ke empat temannya.

"Lah gue udah maafin kali. Mereka aja kan yang ngerengek minta maaf mulu." Kesal Dea membalas ucapan Della.

"Iya juga ya. Kemaren kan lu bilang dah maafin." Della mengetuk-ngetuk dagunya seraya berpikir.

"Cembetut aja sih, Dean." Azka mencolek dagu Dea genit.

"Ih apaan si lu!" Dea mendorong dada Azka kesal.

"Galak amat sih, De."

"Trus hubungannya sama lo apaan kalo gue galak?" Ketus Dea.

"Kan Azka jadi susah dapetin lo nya Dea. Azka kan suka sama lo." Kemal terkekeh melihat wajah merah Azka.

"Bacot da ni kemol" Azka menghampiri Kemal yang langsung lari menghindar.

"Peduli gitu gue? Kan ga."

Tiba-tiba Safhir dan Gafhir mengagetkan Dea yang masih terus mendengarkan ocehan Della. "Dean noh si Reno gamao gue ajak ke kantin. Masih ngambek sama lu katanya." Safhir mencoba mendamaikan Dea dan teman-temannya.

Lagi-lagi Dea memutar bola matanya. "Bodoamat." Gumamnya yang masih di dengar Gafhir.

"Udah si, An. Maafin aja." Kata Gafhir dengan alis yang dinaik-turunkan.

"Orang udah gue maafin!"

"Trus kenapa mereka masih pada ngambek?" Tanya Safhir dengan dahi mengkerut.

"Au."

Dea berdiri dari tempatnya duduk dan menghampiri Leo yang sedang asik membaca buku tanpa terganggu suara kelas yang ribut karena tak ada guru.

"Oi baca buku mulu lu." Leo hanya melirik Dea sekilas.

"Dih kacang mahal." Gerutu Dea merasa di acuhkan oleh Leo.

"Ih Leo disini ada orang. Bukunya nanti lagi kan bisa!" Sentak Dea kesal, dia mengambil buku yang di baca oleh Leo secara paksa.

"Apaan sih?" Tanya Leo dingin.

Idih perasaan kemaren udah ga dingin deh dia. Kok sekarang dingin lagi sih? Duh susah lagi dong deketinnya. Bibir Dea cemberut memikirkan pemikirannya, membuat Leo menaikan alisnya bingung.

"Kenapa?" Tanya Leo membuat Dea tersentak.

"Hah?"

"Ga." Leo memalingkan wajahnya dari Dea.

"Ayok, Le!" Ajak Dea seraya menarik tangan Leo untuk berdiri.

Leo yang bingung karena tarikan Dea hanya mengikuti Dea dengan diam.

Selama perjalanan Dea terus berceloteh sedangkan Leo hanya diam. Ia masih memikirkan dirinya akan dibawa kemana.

"Lu kenapa deh, Le? Kemaren masih asik kok sekarang dingin lagi?" Tanya Dea melongok kearah Leo.

"Le!" Panggil Dea lebih kencang.

"Hah?" Leo langsung melongok bingung kearah Dea.

"Lo kenapa sih, Le?" Kata Dea kesal.

"Mau kemana, De?" Tanya Leo tanpa menjawab pertanyaan Dea.

"Loh? Emangnya tadi lu ga denger gue bilang kan temenin ke kantin." Kata Dea dengan dahi berkerut.

Annoying Girl [Re-Publish] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang