Setelah kejadian di kantin tadi, Dea duduk di bangkunya dengan perasaan kesal. Rasanya tidak puas menonjok hidung Leo yang hanya mengeluarkan sedikit darah.
"Ces, udah dong. Lo ngedumel mulu daritadi emang ga cape?" Umar duduk di bangku nya sambil matanya mengarah ke Dea.
"Lo apaan sih! Manggil gue ces mulu! Emangnya gue air liur ngeces?!!" bentak Dea. Rasa-rasanya Dea ingin mengomeli siapa saja yang berada di depannya sekarang.
"Dea lagi pms kali. Bawaannya jadi mau marah-marah mulu." bisik Rafli pelan, Reno hanya mengangguk-angguk mengiyakan.
Bel masuk sudah berbunyi sedari tadi, guru Sosiologi, Bu Rini, pun juga sudah duduk dibangkunya dengan hp di tangannya.
Dea yang memang sedang kesal di tambah kesal karna Umar trus berbicara dengan tetap memanggilnya dengan panggilan 'ces'. Dengan sekali gebrakan meja, Dea langsung berdiri dan ingin keluar kelas. Menyisakan anak sekelas yang memandangnya bingung karna tiba-tiba menggebrak meja.
"DEA, MAU KEMANA KAMU?!" teriak Bu Rini langsung mengalihkan pandangannya yang tadi menuju handphone nya kini menatap Dea.
Dea menoleh, menunjukkan wajah datarnya.
"Ke kantin Bu, laper." ucapnya langsung berjalan lagi.
"DEAA..TUNGGU!"
"Kenapa lagi bu? Saya laper. Ibu juga lagi maenan hp kan? Yaudah tar kalo dah mau belajar baru panggil saya." ucap Dea datar. Untung murid kayak gini cuma satu, kalo ada banyak pusing gurunya.
"Bukan. Bukan itu. Itu rok kamu kenapa? Kamu nembus?" tanya Bu Rini yang langsung membuat Dea menengokkan kepalanya kearah rok nya.
"Anjrit!" seketika itu juga Dea langsung lari ngibrit ke kamar mandi.
*******
"Pantes lo daritadi marah-marah mulu. Tau-taunya pms!" Reno terkekeh melihat Dea yang sedang berusaha menutup roknya yang terkena darah.
"Bacot!"
"Uu tayang-tayang. Sini bang Rafli tutupin." Rafli sudah berada di belakang Dea sudah siap menutupi rok Dea, namun Dea malah mendorongnya sampai jatuh.
"Aduh...sakit tulul!"
"Lu bego."
"Yeh gue kan cuman pengen nutupin doangan. Malah lu dorong!?" Rafli menepuk-nepuk belakang celana nya yang sedikit kotor.
"Yeh tapi tar lo nyari kesempatan trus megang-megang!" Dea menyilangkan tangannya di depan dada sambil menatap Rafli kesal.
"Ke pegang dikit gapapa kali, De?" canda Rafli yang langsung di hadiahi pelototan dari Dea.
"Jijik! Sono lo ah!" Dea berjalan kearah motornya di parkir dengan tangan yang memegang bagian belakang roknya.
"Yaelah De, gue cuman bercanda. Sensitif amat si lo!"
"Bodo."
"Eh si oon!" Reno menoyor kepala Rafli.
"Apaan jir?!"
"Udah tau Dea kalo pms galak! Lo malah bikin dia kesel."
"Dih gue kan cuman mau nutupin,"
"Tapi kan si dede nya ogah pi,"
"Ya tapi kan gue cuman mau nutupin doang,"
"Terserah bebek jawa dah." Reno menghela nafas panjang mengakhiri perdebatannya dengan Rafli.
"DE...!!"
Dea menengok melihat kearah teman-temannya berada, dia memiringkan kepalanya seakan berkata 'apaan?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Girl [Re-Publish]
JugendliteraturNamanya Leonardo Arfi Pratama. Yang jelas gue suka banget sama dia tapi gue juga benci sama sifatnya. Ada sesuatu dalam diri dia yang ngebuat gue ngerasa dia tuh milik gue. Tapi gue gatau apa. -Deandra A Deandra Anastasya. Gue benci banget sama dia...