tiga

1.5K 97 0
                                    

Oke, ini masih jam 6 dan Dea udah ada di sekolah demi buat nyapa Leo. Iya, Leo. Cowok most wanted di sekolahnya yang kalo dateng ke sekolah jam 6 pagi. Padahal masuk sekolahnya jam 7.

"Pagi Leooo!"

Dea menjajari langkahnya agar bisa menyapa Leo. Tak lupa dengan senyum manis yang ia berikan. Leo hanya menoleh ke arah nya dan membalas sapaan itu dengan dehaman.

"Najis. Hmm doang," gerutu Dea.

"Le, lo tau ga?" Dea mendongak menatap Leo yang lebih tinggi darinya.

"Kemaren si cecunguk-cecunguk gue pada alay banget! Masa gue suruh ati-ati dirumah gue sendiri. Kan aneh ya?" lanjut Dea dengan tangan yang di taruh di dagunya seraya berpikir.
 

Leo menoleh. Menatap bingung kearah Dea. Bingung, ini Dea kenapa jadi tiba-tiba curhat gini ke dia? Biasanya juga suka jail. Lah tumbenan ini malah nyapa trus cerita lagi.

"Trus ya. Pada modus meluk-meluk gue." dahi Leo berkernyit, sumpah Leo ga nanya. Dea yang melihat itu langsung menambahkan.

"Eh–tapi tenang aja Le! Gue ga ngebales pelukan mereka kok. Suer!" Dea menunjukan kedua jari nya membentuk huruf V.

Leo mengedikan bahu tak acuh lalu kembali menatap kearah depan. Ya bodo mau di bales atau engga itu pelukan, kan gada hubungannya sama dia?

Disepanjang koridor menuju kelas mereka. Dea terus saja berceloteh namun lagi-lagi Leo mengabaikannya dan hanya menatap bingung kearahnya.

"Le!"
 

"Leo! Ih dengerin ga sih daritadi gue cerita?!”

"Ish lo mah ngeselin!!"

"Le, ngomong kek! Masa gue daritadi cerita panjang kali lebar di diemin aje. Berasa cerita ama tembok gue!" Dea mendengus. Nyesel Dea cerita ke Leo, di tanggepin engga bikin mulut berbusah iya.

Saat sampai dikelas pun Dea tetap bercerita dan marah-marah tidak jelas karna ceritanya tidak di dengarkan. Sudah tau tidak di dengarkan tapi masih saja ia bercerita. Dasar Dea!

"Udah belum ceritanya?" tanya Leo datar. Ia menaruh tas nya dibangkunya dan duduk sambil membuka buku Sejarah yang kemarin dibelinya.

"Jadi lo daritadi dengerin gue cerita?" tanya Dea senang.

"Iyalah. Lu ngomong mulu ampe kuping gue panas." jawab Leo dengan pandangan fokus ke buku.

"Yeh. Lagian gue cerita di diemin aje! Yaudah gue cerita aja." lagi-lagi Leo tidak menjawab.

"Le! Ih lo mah!" kesal Dea.

"Hmm?" Leo mendongak. Menatap penuh tanya kepada gadis disampingnya.

"Pelit banget ngomong dah! Perasaan kemaren pas dihukum Pak Tan lu asik! Banyak ngomong! Kok sekarang ngga sih?"

"Perasaan lu doang kali." jawab Leo tanpa melihat Dea. Ia kembali fokus pada bukunya.

Engga sekarang, De.

********

"Incessss" Dea memutar mata sebal mendengar panggilan itu.

Pukkk

Dengan satu lemparan sepatu nya melayang kearah Umar. Dan tepat pas sasaran mengenai jidat Umar yang jenong.

"Awww! Sakit kampret!!" Umar mengusap-usap jidat nya yang memerah karna lemparan sepatu dari Dea.

"Udah gue bilang jangan manggil gue gitu! Gue geli tau!"

"Lah? Emangnya gue kelitikin apa sampe kegelian gitu?" tanya Umar bego.

"Au ah. Susah ngomong ama bakwan,"

Annoying Girl [Re-Publish] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang