Memories - 9

894 63 3
                                    

"Apa yang kau tanyakan kepada putriku?" tanya Yesung dengan suara serak-penuh amarah. Namja imut itu kini tampak sedikit garang ketika tahu siapa yang ada di depannya. Seorang yeoja yang sudah menghancurkan hidupnya. Lee Soo Hee alias Sara Lee.

"Ak-aku hanya mengobrol dengannya, oppa." ucap Sara terbata. Yesung menatap Sara dengan tatapan berkilat. "Aku sudah katakan padamu, dia bukan anakmu!"

"Oppa," Sara terlihat terjepit. Yesung sama sekali tidak memberinya kesempatan. "Kim Eun Hee bukanlah anakmu!!"

Yesung langsung menyeret Eun Hee tanpa ada kata yang keluar dari mulutnya. "aku tidak akan biarkan kau menyakiti Eun Hee. Apapun alasanmu," batin Yesung mantap. Meskipun di sisi lain ia menahan sakit yang luar biasa. Luka di hatinya terasa berdenyut. Seolah meminta yeoja itu untuk menyembuhkannya.

Ternyata tanpa sepengetahuan mereka, sudah banyak flash kamera yang berdentik. Masalah serius menimpa mereka bertiga. Menyoroti Yesung dan Sara. Kaum selebritis.

****

Sore sudah menjelang, dan sinar kekuningan mulai nampak menyinari separuh dari dunia Seoul ini, dan separuhnya lagi tertutupi oleh bayangan gedung-gedung pencakar langit, serta pepohonan rindang yang menghiasi sepanjang jalan kota metropolitan ini. Tepat di tepi jalan tersebut, telah terparkir sebuah mobil. Dan sedan hitam itu terlihat tidak bergerak sama sekali. Dua penghuni mobil itu juga terlihat bergeming sedari tadi.

"Apa yang dia katakan?" tanya Yesung dengan suara pelan. Eun Hee terdiam, tidak langsung menjawab. "Tidak ada. Kami tidak banyak bicara. Suasana terasa sangat canggung," jawab Eun Hee tanpa melihat appanya. Matanya lurus menatap ke luar kaca. Menatap berbagai kendaraan yang berlalu lalang dengan cepat.

"Aku sudah tahu semuanya,"

Yesung menoleh. Pandangan mata Eun Hee masih tidak beranjak dari yang sebelumnya. "Aku tahu bahwa yeoja itu adalah ibuku. Sebelum dia mengatakannya tadi, aku sudah tahu lebih dulu,"

"Tapi... Hee-ya,"

"Jangan tanyakan bagaimana aku bisa mengetahuinya. Aku hanya berusaha dengan caraku sendiri, karena aku tahu, appa tidak akan pernah memberitahuku, dengan alasan yang tidak kuketahui." ujar Eun Hee datar. Yesung menghela napas. Berat. Kenapa sekarang semuanya jadi terasa rumit?

"Hik,"

Yesung menoleh cepat. Dan yang benar saja, ia mendapati Eun Hee yang tersengal-sengal. "Aku sudah berusaha menahan tangis sejak aku mengetahui yang sebenarnya," Eun Hee menatap Yesung dengan mata merah, dan berair. Hidung gadis itu memerah dan kempas-kempis. Napasnya pendek-pendek. "... Appa." ujar Eun Hee tanpa suara. Langsung saja Yesung meraih kepala gadis itu, membawa ke dalam dekapannya.

"Hik, hhh,"

Yesung sudah menitikkan air mata. Ia memeluk putrinya dengan erat. Mencoba menyembuhkan luka gadis itu. Ia tahu, pasti apa yang dirasakan Eun Hee lebih dari rasa sakit yang dialaminya selama ini. Eun Hee yang ia bohongi, gadis remaja yang sama sekali tak tahu bagaimana sosok ibunya, gadis yang terluka gara-gara dirinya.

"Hhh, ma-maafkan appa, Hee-ya." Yesung mendekap Eun Hee lebih dalam lagi. Dengan uraian air mata di wajahnya.

****

Yesung mengerjap-ngerjapkan matanya. Seberkas sinar nan silau masuk ke dalam matanya yang tertutup. Pada akhirnya ia sedikit menggeliat, dan mencoba membuka kedua mata merahnya seutuhnya.

"Hm... ?"

Yesung sadar sepenuhnya. Dan ia mendapati pemandangan baru di depan matanya. Yakni hamparan laut yang tak terbatas. Angin khas laut pun menyapunya dengan sapaan ceria. Seolah angin itu berbisik padanya; ayoo nikmatilah harimu! Tetaplah tersenyum ceriaaa!

Yesung with... His Daughter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang