Bukanlah Orang Lain - 5

988 67 1
                                    

Haah. Terdengar helaan napas sesosok manusia yang kini telah terkapar di atas sofa putih di apartemen miliknya. Dengan tubuh menyandar seutuhnya di sofa, matanya yang setengah terpejam tampak melihat sesosok namja yang sibuk menarik barang-barangnya masuk ke dalam kamarnya, lebih tepatnya begitu. Ia baru saja pulang dari Hongkong sebentar ini. Uh, melelahkan.

Yeoja itu kemudian memutar bola matanya. Entah kenapa saat ia melihat namja itu mendadak mencuat rasa kesal, yang bahkan begitu mendalam. Padahal namja itu selalu berada di sampingnya, sebanyak yang dia bisa. Yah, Sara bahkan tidak pernah berharap sekalipun namja itu selalu berada di dekatnya. Namja itu saja yang merasa ke-PD-an.

"Aku sudah membereskan barang-barangmu, Sara," ucap Shin Hyun Woo. Namja dengan senyum lebar itu menatap Sara dengan penuh cinta (hueek) sampai-sampai lesung pipinya berpendar di wajah ovalnya itu. Sara lebih memilih menutup mata seutuhnya, dan berlagak sok keletihan.

"Gomawo," ucap Sara pendek. Namja dengan gaya berpakaian santai itu kini duduk tepat di sebelah Sara. Sebenarnya sih, Hyun Woo itu tampan, tapi entah apa yang salah dengan Sara, sehingga yeoja itu bahkan tidak menganggap Hyun Woo. Berkomentar "tampan" pun tidak pernah sejak awal!

Shin Hyun Woo. Pewaris perusahaan ternama di negara ini adalah tunangan Sara sejak 6 bulan yang lalu, dan Sara dikenalkan oleh ibunya kepada Hyun Woo sejak setahun yang lalu. Perjodohan. Memang. Dan Sara tidak bisa menolak apapun yang dilakukan oleh ibunya. Bahkan dunia model ini pun atas paksaan ibunya dulu. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa memang Sara ingin sekali masuk ke dalam dunia permodelan, tapi mimpi tersebut sebelum kejadian itu datang.

Kejadian itu.... ? Haha, Sara tertawa getir.

Ternyata kejadian 15 tahun silam itu sama sekali tidak pernah hilang dari ingatannya. Tidak pernah. Bahkan selalu menghantuinya, kemanapun ia, dan apapun yang ia lakukan. Sebuah kenyataan pahit yang berujung kekecewaan. Seharusnya kehidupannya sudah bahagia saat itu, namun... Ibunya datang dan menghancurkan harapan baru yang mulai tumbuh saat itu. Harapan bersama seseorang yang dicintainya, dan belahan jiwanya.

"Tadi ibumu menghubungiku, katanya ponselmu tidak bisa dihubungi," ucap Hyun Woo yang tidak direspon Sara. Ya tentu saja tidak bisa, karena semenjak Sara sampai di Seoul, semenjak Sara lepas dari jeratan ibunya, yeoja itu mengganti nomor ponselnya. Yang tahu ialah manajernya, Song Rae Jin, serta rekan-rekan satu kerjanya. Itu saja. Tak terkecuali Hyun Woo. Namja itu juga tidak tahu akan hal itu. Rencana Sara berhasil juga.

"Pulanglah," ucap Sara dengan suara rendah. "Tapi ibu memintaku-,"

"Pulanglah!" Sara memotong ucapan Hyun Woo dengan cepat. Nada suaranya juga terdengar dingin. Hyun Woo pun terdiam beberapa saat. Dan Sara malah merasa sedikit bersalah padanya, karena ia tahu, Hyun Woo tidak bersalah, ibunyalah yang bersalah.

"Kembalilah, aku ingin istirahat." ujar Sara kembali dengan suara normal dan pelan. Hyun Woo tersenyum mengerti. "Baiklah. Kalau kau ada perlu sesuatu, segera hubungi aku," ujar Hyun Woo sebelum namja itu benar-benar menghilang dari apartemen Sara.

Sara menghela napas berat. Setetes kristal bening jatuh di atas telapak tangannya yang putih. Perasaan menyesal terus menyesakkan dadanya. Ia terisak. Menangis hebat, sendirian.

****

"Kenapa... Appa diam?"

Yesung masih bergeming di depan makanannya. Eun Hee juga bergeming menunggu jawaban atas pertanyaannya. Entah kenapa raut wajah Yesung berubah tegang. Eun Hee sampai mengernyitkan kening melihat perubahan drastis itu. Pasti ada yang tidak beres. Pikir Eun Hee. Yakin sekali.

"apa yang harus aku lakukan?" batinnya. Yesung merasa takut dan khawatir di saat yang bersamaan. Bagaimana cara menjelaskannya kepada Eun Hee? Haruskah ia berkata bahwa yeoja itu... Tidak! Tidak! Tidak sekarang. Gadis kecilnya itu tidak boleh mengetahui semua kepahitan masa lalu mereka sekarang. Oke, katakan saja bahwa Yesung memang mengenal yeoja itu. Ya, katakan saja begitu. Yesung mengangguk yakin.

Yesung with... His Daughter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang