Di dedikasikan khusus untuk NurulHestiaR
Aku menghela nafas panjang kemudian tangan kiriku mengusap puncak kepala Yong Yoo dengan sayang.
"Aku sudah menceritakannya semua. Jadi kapan kau sadar Yong?" Bisikku
"Kapan kau membalas semua ini kepada ku?"
"Aku akan menunggu sampai saat itu benar-benar terjadi" Ucapku sambil menundukkan wajahku.
"Aku mohon agar kau mau bangun dari koma mu Yong"
Sial kenapa aku merasa dadaku sangat sesak sekarang?
"A-aku... aku mencintai mu Yong" Ucapku sambil perlahan mendekatkan wajahku ke wajah Yong Yoo. Dengan pelan aku mencium tepat di bibirnya. Aku membiarkan ciuman ini sesaat untuk ku ingat dan ku kenang sendiri. Setelah merasa cukup aku menjauhkan wajahku dari wajah Yong Yoo.
"Annyeong" Salamku kemudian berbalik pergi meninggalkan ruang rawat Yong Yoo.
Aku terdiam menatap Jimin yang sedang duduk didepan ruang rawat Yong Yoo sambil menunduk dengan tangan yang saling bertautan. Merasa di pandangi Jimin mendongakkan kepalanya dan balas tatapanku.
"B-bolehkah aku masuk?" Ucapnya dengan ragu.
"Untuk apa? Untuk mengucapkan salam perpisahan?" Tanyaku dengan dingin sambil menatapnya tajam. Jimin terdiam.
"Aku mengenal Yong Yoo sejak kecil. Aku selalu berdua dengannya dan itu membuat aku memahami Yong Yoo lebih baik. Dan bahkan... Aku mencintainya sejak Junior High" Ucapku dengan pandangan kosong tapi aku tau jika Jimin sedang terkejut mendengar penuturanku.
"Aku hampir menyatakan perasaanku kepadanya jika aku tidak pindah ke London"
"Aku mati-matian berusaha agar kembali ke Korea dan menyatakan perasaanku kepada Yong Yoo tapi..." Aku menghela nafas berat.
"Semua sudah terlambat. Yong Yoo telah memiliki seorang kekasih. Seorang laki-laki yang tidak tampan dan tidak tinggi dari ku" Ucapku sambil mengejek Jimin
"Tetapi... laki-laki itu yang telah memiliki seluruh hati Yong Yoo yang aku cintai. Bahkan Yong Yoo mati-matian berjuang untuk sadar dari komanya untuk laki-laki itu" Kali ini aku menatap sinis Jimin yang tengah memucat
"Akan kah kau sadar dengan hal itu Jimin-shi?" Tanyaku dengan sinis.
Aku mendekat kearah Jimin dan menarik kerah bajunya dengan kasar.
"Kau tak tau bukan?! Kekasih macam apa kau ini, hal seperti ini saja kau tak tahu! Dan dengan bodohnya lagi kau menyerah ketika kekasihmu mati-matian agar sadar dari komanya. LAKI-LAKI MACAM APA KAU INI HAH!!" Ucapku emosi sambil menghempaskan badan Jimin dengan kasar.
"M-memang, aku memang bodoh. Maka dari itu aku menyerahkan Yong Yoo kepadamu. Agar ia terlindungin dari dampak yang telah disebabkan oleh laki-laki bodoh seperti aku ini" Ucap Jimin sambil menatapku dengan putus asa. Dengan geram aku melayangkan sebuah tinju ke rahangnya. Jimin hanya diam menerima itu.
"Apakah kau sudah sadar hah orang bodoh?! Kau sungguh bodoh Park Jimin-shi!"
"Aku memang mencintai Yong Yoo sejak lama tapi akan kah Yong Yoo mencintaiku? Jawabannya Tidak. TIDAK PARK JIMIN! YONG YOO MENCINTAIMU! KARENA ITU SEKERAS APAPUN AKU MENCOBA UNTUK MEMBUJUK YONG YOO AGAR IA SADAR, IA TAKKAN MELAKUKAN ITU. KARENA AKU... karena aku bukan orang yang ia inginkan untuk mengatakan itu. Ia ingin kau selalu berada disampingnya. Ia ingin kau terus menyemangatinya hingga ia sadarkan diri"
Jimin tetap tidak bergeming yang membuat aku harus memejamkan mataku dan menghela nafas berat.
"Sekarang kau sudah paham Jimin-shi?" Tanyaku sambil melepaskan cengkraman tanganku pada kerah bajunya
KAMU SEDANG MEMBACA
All of Sudden | K.S.J BTS
Fanfiction" Apa kau sudah gila? Hentikan mobilnya sekarang!" teriak sang gadis disela-sela isak tangisnya. " Tidak, aku tidak akan melakukannya!" Balas sang pria muda itu "Jebal! Tolong hentikan laju mobilnya dan sebaiknya kita bicara dengan baik-baik, kau j...