18.

90 11 0
                                    

Bunyi derap kaki dan roda yang bergesekan dengan lantai rumah sakit bergema keseluruh penjuru rumah sakit. Hingga beberapa pasien, dokter maupun perawat menatap kearah sumber suara.

Dari balik kerumunan petugas medis yang berlari sambil mendorong brankar, terlihat seorang gadis terbaring diatasnya dengan seorang dokter wanita yang berada diatas tubuh itu. Tangan sang dokter tak henti-hentinya menekan bagian dada gadis pasien itu. Ia melakukan CPR (resusitasi paru-paru jantung). Dengan bantuan perawat yang memberikan oksigen dengan alat sederhana. Mencoba memasok oksigen ketubuh itu.

"Siapkan ruang operasi" teriak dokter wanita itu pada petugas medis lainnya. Dengan cepat mereka semua berlarian menuju ruang operasi.

Diantara banyaknya petuga medis yang membawa tubuh Hyun Wook menuju ruang operasi. Terdapat Daniel dan Juga Jiwon. Tangis mereka bahkan sudah pecah karena mendapati putri mereka sempat berhenti bernafas.

"Tunggu disini tuan dan Nyonya" tahan seorang perawat saat mereka ingin masuk kedalam ruang operasi.

Akhirnya dengan berat hati mereka melepaskan pegangan mereka pada brankar dengan tubuh Hyun Wook terbaring diatasnya.

Ruang operasi pun tertutup. Lampu merah pertanda operasi dimulai pun menyala.

"Kau puas sekarang Daniel?" Ujar Jiwon lirih.

" apa kau puas!" Kini sebuah tamparan mendarat tepat dipipi Daniel.

Tamparan yang diberikan seorang ibu sebagai balasan karena menyakiti putrinya. Jiwon menangis sesegukan. Ia tak mampu menahan kesedihannya. Ia terlalu takut jika haris kehilangan putri satu-satunya itu.

Sedangkan Daniel hanya bisa tertunduk menerima cercaan dan tamparan dari istrinya itu. Ia tahu semua itu adalah kesalahannya. Dan kini ia benar-benar menyesal.

"Jika sesuatu terjadi pada putriku, aku tidak akan segan-segan membunuhmu meskipun pada akhirnya aku akan ditangkap" ancam Jiwon.

Pertahanan Jiwon runtuh. Ia jatuh merosor kelantai dengan tangan yang menutup mulutnya berusaha tak mengeluarkan isakan.

Daniel yang melihat istrinya itu berusaha menenangkannya. Ia mensejajarkan dirinya dengan Jiwon lalu merengkuh tubuh itu dalam dekapannya. Hingga akhirnya tangis Jiwon pecah. Sesekali Jiwon memukul dada bidang Daniel.

"Putriku, Daniel. Putriku" gumam Jiwon disela-sela tangisnya.

"Aku tahu. Ia akan baik-baik saja. Percayalah" Daniel mencoba menenangkan istrinya itu.

Namun datang entah dari mana, Tuan Jung kini kembali bertepuk tangan. Bahkan jauh lebih keras dari sebelumnya. Membuat Daniel dan Jiwon menoleh kearahnya.

"Rasanya menyenangkan sekali melihat penderitaan seseorang, bukan?" Ujar Tuan Jung dengan nada meremehkannya.

Merasa diremehkan, Daniel akhirnya bangkit lalu untuk menerjang Tuan Jung. Bahkan tangannya sudah terkepal. Dan ....

Bugh....

Pukulan telak mengenai rahang Tuan Jung. Hingga ia hampir jatuh tersungkur namun ia sempat menahan tubuhnya. Darah mengalir keluar dari bagian bibir Tuan Jung. Tapi ia tak perduli. Ia bahkan tak bergeming.

Kini Daniel bahkan sudah mencengkram kerah baju Tuan Jung.

"Pukul saja aku. Lagipula itu takkan ada gunanya. Aku hanya berdoa semoga putrimu itu diterima disisi tuhan" ujar Tuan Jung sontak membuat amarah Daniel semakin memuncak. Tangannya kembali terkepal.

Tangannya mengudara, siap menghentamkan itu namun sebuah tangan menahannya.

"Daniel.." tahan Jiwon sang pemilik tangan. "Hentikan ini. Putrimu sedang dioperasi dan kau malah melakukan hal ini"

All of Sudden | K.S.J BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang