16

96 10 6
                                    

Malam mulai menyapa. Bulan mulai menduduki singgasana nya menggantikan tugas sang surya. Bintang-bintang bertaburan di langit hitam menemani sang rembulan hingga menciptakan keindahan ciptaan Sang Pencipta.

Dan pada malam itu perlahan tapi pasti suhu udara kian merendah. Menandakan musim dingin kian mendekat yang tentu saja membuat siapa saja lebih memilih bersembunyi di balik selimut tebal milik mereka dan enggan menjejakkan kakinya keluar. Meskipun hanya ke balkon rumah. Kecuali Kim Seok Jin. Pria berwajah tampan tanpa cela itu sekarang tengah berdiri di balkon kamarnya sambil menatap ke hamparan langit malam yang luas nan indah.

"Pertama kali aku bertemu dengannya pada saat masa orientasi siswa berlangsung. Pada saat itu Yong Yoo dan Hyun Wook terlambat dan aku sebagai panitia tentu saja memarahi mereka karena keterlambatan mereka"

"Bukannya merasa takut Yong Yoo malah berani menjawab semua omelan yang ku katakan dengan wajah bersalahnya yang tentu saja di buat-buat olehnya. Kemudian ia terus menerus mendesak ku dengan wajah memelasnya untuk membiarkan mereka mengikuti upacara penyambutan siswa"

"Akhirnya dengan sangat terpaksa aku memperbolehkannya. Untung saja hanya ada aku sebagai panitia yang berada disana" Ucap Jimin sambil terkekeh

"Kenapa kau memperbolehkannya?"

Jimin mengangkat kedua bahunya dengan santai

"Karena aku tak tahan dengan kecerewetannya mungkin?"

"Atau... karena aku luluh dengan ekspresi memelas yang ia tampakkan"

Jin menganggukkan kepalanya sebagai respon terhadap Jimin

"Ternyata dia masih secerewet dan seekspresif seperti waktu ia masih kecil"

Jimin tersenyum "Ternyata pertemuan ku dengan Yong Yoo tidak sampai disitu saja. Kami kembali bertemu kembali sebagai anggota kelompok dan pendamping kelompok"

"Yong Yoo termasuk anggota kelompok yang lumayan aktif meski pada awalnya ia lebih pendiam" Ucap Jimin sambil terkekeh kembali

"Saat bertemu dengan nya saat itu aku menjadi heran sendiri. Tak percaya jika anak ini bisa menjadi pendiam seperti itu" Ucap Jimin sambil mencubit pelan pipi Yong Yoo yang kian menirus.

"Sejak saat itu kami menjadi semakin akrab. Kami bersahabat hingga akhirnya aku menyadari jika aku mencintai nya dan mengungkapkannya"

Jimin menghela nafas panjang kemudian senyum penuh ketulusan terbit di bibirnya

"Ternyata perasaan ku tak bertepuk sebelah tangan so lucky i am" Ucap Jimin sambil mengecup pipi sebelah kiri Yong Yoo dengan sayang.

Perasaan sakit itu sudah tidak menggores bagian hati nya lagi. Perasaan sakit itu lambat laun berganti menjadi perasaan bahagia ketika melihat betapa Jimin mencintai Yong Yoo dengan seluruh hatinya dengan tulus. Sebagai pria Jin mengakui Jimin benar-benar tulus mencintai Putri Yong nya.

"Bagaimana setelahnya?" Ucap Jin setelah berdehem melihat kelakuan Jimin yang terus menerus mengecup pipi Yong Yoo dengan sayang yang hanya di balas oleh Jimin dengan senyum lebar yang mirip seperti senyum bahagia khas anak-anak.

"Hubungan kami berjalan dengan lancar hingga akhirnya aku berkunjung ke kediaman keluarga Jung dan bertemu dengan abeoji disana"

Perlahan senyum lebar milik Jimin kian memudar hingga hanya meninggalkan tatapan sendu yang terpancar dari kedua bola matanya.

Jin menghela nafas berat mengingat percakapan diantara ia dan Jimin saat berada di kamar rawat Yong Yoo. Kedua jemari nya merambat naik ke sela-sela rambut blonde miliknya hingga ia hanya bertumpu dengan kedua siku nya pada pembatas balkon yang ada di kamarnya.

All of Sudden | K.S.J BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang