6

182 18 4
                                    

Jin V.O.P

        Sudah sejam kami berada di luar ruang gawat darurat ini, setelah melakukan pertolongan pertama didalam ruang rawat Yong Yoo para dokter langsung memindahkannya kedalam ruang gawat darurat ini. Dengan perasaan was-was aku mencoba untuk terlihat tenang. Ku pandangi Jung abeoji beliau terlihat sangat khawatir dengan keadaan anaknya sekarang, meski mereka berdua sering tidak akur tapi aku sangat yakin jika mereka berdua saling menyayangi dan terbukti, sekarang Jung abeoji dan khawatir tetap menunggu perkembangan dari putrinya tercinta. Ku alihkan lagi pandanganku kearah seorang pemuda. Park Jimin. Kekasiih dari Yong Yoo. Kekasih yang amat sangat dicintai dan disayangi oleh seorang gadis yang sedang bertarung melawan maut didalam sana. Melihat kejadian ini membuatku sadar jika Yong Yoo sangat mencintai pemuda itu. Selama ini gadis itu masih bertahan dalam masa komanya untuk Jimin, untuk melihat seberapa jauh Jimin mempertahankannya. Dan ketika Jimin menyerah untuk mempertahankan semuanya, ia pun menyerah untuk kembali ke dunia ini. Rasa sakit didalam hatiku semakin menjadi mengetahui seberapa cintanya gadis itu kepada Jimin. Jika bisa aku bertukar posisi dengan Jimin, aku akan terus memperjuangkan Yong Yoo bagaimana pun caranya. Jika itu bisa terjadi. Dengan pelan ku pijit pelan keningku yang tiba-tiba merasa pening. Dengan menghela nafas panjang aku beranjak dari tempat ku duduk sekarang dan menghampiri pintu gawat darurat untuk melihat bagaimana perkembangan dari Yong Yoo.

        Beberapa saat kemudian beberapa dokter dan suster yang merawat Yong Yoo keluar dari Unit Gawat Darurat yang membuat Jimin dan Jung abeoji segera beranjak menghampiri kepala dokter yang merawat Yong Yoo.

"Bagaimana keadaan anakku uisa-nim?" Tanya Jung abeoji dengan kecemasan yang tak dapat disembunyikan. Dokter itu tersenyum tipis.

"Untung kita tidak terlambat sedikit pun, sekarang Yong Yoo kembali memasuki masa komanya lagi" Jelas sang dokter sambal menepuk pundak Jung abeoji

"Kapan ia akan kembali sadar uisa-nim?" Tanya ku yang mulai merasa tenang. Setidaknya koma lebih baik daripada kehilangan Yong Yoo untuk selamanya kan?

Dokter itu hanya menggelengkan kepalanya "Kami tidak bisa memastikan kapan Yong Yoo akan sadar dari komanya, aku harap kalian terus berbicara dengannya untuk merangsang kinerja otaknya agar kemungkinan Yong Yoo sadar semakin besar" Jelasnya. Jung abeoji hanya menganggukkan kepalanya.

"Khamsahamnida uisa-nim" Ucapnya sambal membungkuk sedikit. Dokter tersebut hanya tersenyum dan berlalu meninggalkan mereka. Tanpa menunggu lagi Jung abeoji segera masuk untuk melihat keadaan putri tersayangnya. Jimin ikut melangkahkan kakinya namun terhenti ketika aku menepuk pundaknya pelan dan memberi isyarat agar Jimin mengikuti ku. Dengan berat hati Jimin mengikutiku.

"Bolehkan aku menanyakan sesuatu Jimin-shi?" Tanyaku ketika kami berada di lorong rumah sakit yang sepi. Jimin duduk disalah satu kursi yang ada di lorong itu dan mengganggukkan kepalanya memperbolehkan ku untuk bertanya kepadanya. Sedangkan aku masih setia berdiri dihadapan Jimin sambil menatap Jimin.

"Apa yang kau lakukan didalam ruang rawat Yong Yoo?"

Jimin menghembuskan nafas berat "Tak ada, aku hanya berbicara dengannya itu saja. Aku tidak melakukan apapun selain itu" Jelas Jimin

"Apa yang kau bicarakan dengannya?" Tanya ku sambil menyilangkan kedua tangan ku didepan dada.

"Harus kah aku memberitahukannya kepadamu?" Ucap Jimin sambil menatap Jin dengan sinis.

Aku menganggukkan kepalanya dengan tegas "Tentu, kau takkan lupakan jika Yong Yoo itu tunanganku? Jadi semua yang berkaitan dengan Yong Yoo aku harus mengetahui semuanya" Balas ku dengan tenang.

"Sialan, bagaimana jika aku tak mau memberitahukannya dengan mu meski pun kau adalah tunangannya?" Tantang Jimin

"ck, tipikal Park Jimin. Kau tetap harus memberitahukannya kepadaku atau kau takkan melihat Yong Yoo lagi"

All of Sudden | K.S.J BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang