BONUS
HARI INI DIA akan mendapatkan kebahagiaannya.
Berbalut jas hitam menampilkan postur tubuh sempurnanya sebagai petarung negara yang telah melaksanakan kewajibannya hingga akhir, mempunyai luka fisik maupun batin yang sukar sekali terobati, tetapi kenangan berlika-liku ukiran sejarah yang akan memahatkan namanya dalam abadi telah tercipta, dan kini perjalanan itu untuk selamanya dihentikan.
Marilah bersuka cita untuk dirinya dan sang kekasih yang akan merangkai kehidupan baru.
"Kau terlihat oke banget hari ini," ujar seorang wanita berambut merah natural di belakangnya. Berdiri sambil meletakkan kedua tangannya pada bahu sang pria yang menatap pantulannya pada cermin.
Lelaki itu tak bisa menahan senyumnya lagi. Dia terkekeh lembut, menatap santun pada sang adik di belakangnya yang juga memberi senyum cerianya yang tak kalah antusias. "Terima kasih karena hadir di sini, Stacy."
"Maksudmu? Aku pasti akan hadir dalam pernikahamu lah, Lex," Stacy pun tertawa lebar, menepuk pundak Lex yang lebar dan gagah.
"Bukan. Maksudku, terima kasih karena masih bertahan hidup," ujarnya lagi.
"Hm! Kalau bukan karena kau juga, aku tidak akan ada di sini!" Stacy pun mencubit pinggang kakaknya dengan gemas, alhasil kakaknya itu pun memekik kecil dan tertawa.
Bersiap pada posisinya di atas sebuah altar pernikahan luar ruangan, dinaungi oleh rangkaian kembang berwarna merah jambu berpadu dengan dedaunan hijau, Lex menunggu sang pujaan hati diantar ke atas untuk berhadapan dengannya. Para hadirin yang menontonnya sudah berdiri di posisinya merekahkan senyum haru yang cukup membuatnya ikut terbawa arus. Deru angin segar berasal dari laut lepas di belakang sana diiringi debur ombak yang akhirnya ia rasakan di kota besar kelahirannya ini, setelah beribu-ribu keputusasaan ia lewati bersama warga, akhirnya dia bisa kembali bernapas lega kembali mengingat apakah itu masa bahagia ketika ia tahu kelak hidupnya akan menjadi lebih berarti.
Kemudian wanita berambut merah dengan wajah elok itu datang dari ujung sana. Kini ia semakin terlihat indah dibalut gaun putih menjuntai sambil diantar oleh walinya.
Tak lagi sungkan Lex menyunggingkan senyum hangat menyambutnya. Wanita itu, yang jarang sekali tersenyum, menunjukkan lengkung senyum licik yang sebenarnya sudah menjadi ciri khas. Tak ada senyum lembut bak wanita molek ia miliki. Tak ada sepatah kata manis yang ia lontarkan setiap kali menunjukkan bahwa ia membalas cinta yang Lex himpun. Tak ada sikap penuh nafsu ingin diperlakukan laksana pujaan hati sehidup semati.
Dia hanyalah Jean Romanov sang wanita tangguh.
Saling mengaitkan jemari saat mereka sudah persis berhadapan. Hanya sorot mata yang mengimplikasikan bahwa wanita itu mengaku akan menjadi milik Lex selamanya. Akan selamanya bahagia. Biarpun siapa pun berani taruhan pertengkaran hebat akan selalu terjadi di tengah keharmonisan keluarga. Tetapi, mereka yakin akan bisa memperbaikinya bersama. Bahkan sebelum mempersetujui sumpah pun.
"Apakah Tuan Alexey Collins bersedia?" tanya sang lelaki tua sesudah membacakan sumpah pernikahan pada Lex.
"Saya bersedia," ucap Lex dengan mantap.
Sang lelaki sekali lagi menyebutkan sumpah pernikahan kali ini tertuju pada Jean yang memerhatikannya. "Apakah Nona Jean Romanov bersedia?"
"Saya bersedia," jawab Jean dengan yakin.
Maka setelah itu mereka pun saling mendekat. Perlahan, Lex mendekatkan bibirnya pada bibir Jean dengan penuh kasih. Ciuman hangat itu pun mulai memadu kasih, menjelaskan bahwa kini mereka resmi menjadi satu. Mereka adalah magnet berbeda kutub. Apabila magnet itu dipisahkan, mereka akan memaksa kembali untuk bersatu. Sorak sorai semangat para hadirin pun menyetujui akan kebahagiaan yang baru lahir ini. Bahkan angin pun berhembus lembut menyisir kulit dan berbisik mengucapkan selamat.
"Setelah ini ... apakah kau bersedia untuk kehilangan diriku selamanya?" tanya Jean dengan senyum khasnya itu. Senyum satu-satunya yang hanya bisa ia ciptakan.
"Tentu aku bersedia ...," Lex membalas dengan tulus. Dia tak sama sekali terkejut. Dia tak sama sekali merasa sedih. Dia tahu, pernikahan ini sudah menjadi pilihan yang tepat untuk mereka berdua. Biarpun takdir tak mempersilakan mereka untuk bersatu, keteguhan perasaan ingin memiliki yang terbaik dalam hati manusia tak akan pernah bisa dikalahkan takdir.
Ini bukan akhir dunia .... Tapi cintaku akan berakhir di sini, itulah yang dikatakan Lex dalam hatinya. Bahkan ketika merasakan dadanya terasa sesak akibat jantungnya yang berpacu melahirkan tikaman-tikaman pilu.
***
Baca juga!
"Rutinitas terus berputar, sampai tiba-tiba
benda langit bosan berotasi dan berevolusi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Age of Undead 89 [2015]
Science FictionLex dan para tentara adalah orang-orang realistis. Mereka tidak akan percaya pada makhluk-makhluk fiksi hasil mutasi berkat kecanggihan yang disalahgunakan pemilik otak genius di muka bumi. Tetapi keadaan membalik ketika makhluk-makhluk itu hadir. S...