07
[LEX]
25 AGUSTUS 2089, perjalanan menuju Kota Yelwid.
"Ya, jadi penyebab awal dari wabah ini adalah dari revolusi virus biasa dari seseorang, yang lama-lama berkembang dan mempunyai kemampuan untuk memutasi sel-sel inangnya. Maka dari itu aku dan agen-agen lainnya punya tugas untuk menyeberang ke Heredith untuk mencari seseorang yang punya virus ini dari awal sebagai antibodi," jelas Stacy masih sambil menyetir.
"Apa tugas sekarang dengan tugas yang dulu bersama Greg berbeda?" tanya Lex hati-hati. Karena ia tahu Stacy dan Greg telah gagal dalam misi satu tahun silam, sehingga mereka dipulangkan ke Charleston. Greg kembali ditugaskan di Yelwid, sementara Stacy bertugas untuk mencari warga-warga yang terperangkap oleh zombie.
Stacy mengangguk pelan dengan murung. "Apa kita baru saja melewati banyak pombensin?"
"Kenapa?"
"Karena bensin sudah mau habis."
Lex memperhatikan ke luar, begitu di depan ia bisa lihat ada sebuah pombensin, dia langsung berkata "di depan sana ada."
Garis penunjuk bensin nyaris mendekati huruf E, maka Stacy memutuskan untuk memarkirkan mobilnya di sebuah lahan pombensin. Saat itu rintik-rintik hujan tiba-tiba turun. Lex mengusulkan untuk gantian menyetir karena ia bisa lihat Stacy tampak kelelahan dari secara fisik maupun mental—tapi pasti lebih banyak di mental karena baru saja tercengang lihat ibu mereka harus berubah menjadi zombie juga, lalu terbunuh di depan mata. Lex tahu, jika dari mental saja sudah kelelahan, akan terpengaruh pada fisik juga.
Lex keluar dari mobil, memasukkan selang bensin ke dalam mobil dan menyalakan mesinnya. Sampai penuh, dia melepasnya sambil melihat ke sekeliling, kemudian memindah mobil ke lahan parkir jauh dari kotak pengisian bensin. Tempat itu begitu sunyi, dia ingin memastikan apakah ada benda-benda yang bisa ia ambil untuk persediaan dan kiranya untuk istirahat sebentar sebelum perjalanan ke Heredith.
Handgun telah dipersiapkan, setelah diisi ulang lalu dikokang. Lex sedikit terkejut ketika mendengar ketukan dari dalam mobil, rupanya cucu Nyonya Smith berusaha memanggilnya. Ia menurunkan jendela, "tuan ... aku lapar ...."
Lex melihat ke arah kantor pombensin tersebut, di sebelahnya ada sebuah supermarket yang pasti menyediakan banyak jajanan di sana. Lex kembali menoleh ke arahnya, "akan kuambilkan makanan."
Anak itu pun tersenyum, dia berkata, "terima kasih."
Lex hanya membalasnya dengan senyuman tipis, tak lebih. Lalu berjalan ke arah supermarket. Masuk sana, supermarket itu sudah berantakan, tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan, bahkan mayat sekalipun. Ia khawatir justru mayat tidak dilahap sampai habis, sehingga mereka berhamburan menjadi zombie di sekitar sini. Yang paling membuatnya harus curiga sekarang adalah dari bercak darah cetakan tangan di lantai, kemudian ada bercak darah lain yang tertoreh seperti kuas kehabisan tinta ketika digesek. Lex memutuskan untuk tidak menggubris hal tersebut lama-lama. Setidaknya jika memang ada yang berbahaya di sini, dia masih ada waktu untuk membawa belanjaan (ilegal) ke dalam mobil.
Dua kresek penuh ia masukkan ke dalam mobil. Dia berniat mengambil banyak lagi, tetapi rasanya ia juga butuh istirahat sebelum menyetir, belum lagi sekarang hujan mendadak semakin deras.
Lex masuk ke dalam, si tiga cucu Nyonya Smith mulai makan dengan rakus saking kelaparannya. Mereka mulai bisa bersenda gurau setelah menegang beberapa saat sesudah kabur dari komplek rumah.
Saking basahnya, aspal yang diguyur hujan itu mengilap memantulkan cahaya dan bayangan, terlihat menenangkan apalagi dengan bulir-bulir air hujan yang bertengger di kaca. Lex meletakkan kedua tangannya di belakang kepala dengan santai, sambil perlahan matanya terpejam. Kembali ke kehidupan biasa, sekarang Lex bukanlah orang yang berjuang lagi di perbatasan. Dia sekarang warga biasa yang berusaha bertahan dari wabah menular akibat perseteruan negara yang bukan campur tangannya lagi. Adiknya kini di sisinya tertidur lelap, tetangganya yang ia sayang berhasil selamat dengannya, dan kini siapa lagi yang kira-kira bisa ada di sisinya untuk bertahan dari dunia kejam ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Age of Undead 89 [2015]
Fiksi IlmiahLex dan para tentara adalah orang-orang realistis. Mereka tidak akan percaya pada makhluk-makhluk fiksi hasil mutasi berkat kecanggihan yang disalahgunakan pemilik otak genius di muka bumi. Tetapi keadaan membalik ketika makhluk-makhluk itu hadir. S...