Semoga kalian suka dan mohon vote nya ya. komen juga boleh. dan pemberitahuan. ini cuman cerita fiktif, kalau ada kesamaan nama, tempat atau apapun saya minta maaf. ini murni ide dan khayalan tingkat tinggi sang author yang entah dapat bayangan dari mana pengen bikin cerita kayak gini. kalau memang nggak ada apa yang suka, cerita ini bakal aku end sampai part 1 aja. makasih dan silahkan baca >.<
My Story
“Saya terima nikahnya Sera Mileika sukma bin adiyono sukma dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan...”
Sera. Gadis itu, hanya dapat terdiam mendengar ijab yang keluar dari mulut pria disebelahnya. Perasaannya tak menentu, antara senang karena menikahi orang yang dicintainya atau sedih. Sedih dengan takdir yang ditimpakan padanya. Takdir yang pastinya akan membuat hidupnya dilingkupi dengan rasa sakit dan kehancuran.
“Bagaimana sah?”
“SAH!”
Mendengar suara penghulu didepannya dan segerumulan orang disekelilingnya sukses membuat lamunan Sera buyar. Tidak sadar kalau acara ijab kabul sudah pada tahap akhir. Dengan wajah merah Sera menoleh kearah pria yang sudah menjadi suaminya itu. Dapat dilihatnya tatapan lurus pria disampingnya itu, terasa datar dan dingin tak berperasaan. Seolah acara ini bukan lah hal yang penting bagi pria itu. Dapat dirasakannya aura dingin menusuk dari pria disampingnya yang nyawanya entah perginya kemana.
Maafkan aku Mas.... Lirih Sera dalam hati. Dia tak bermaksud membuat kejadian yang awalnya hanyalah sebagai ketidaksengajaan menjadi sebuah kejadian besar seperti ini. Tidak ada maksud sama sekali. Dan hal ini sukses membuat Sera bagaikan orang jahat.
Lamunan Sera yang kembali terbang menglanglangbuana kembali disadarkan saat dirasakannya sentuhan halus ibunya dibahu kanannya, “Sayang ayo cium tangan suamimu. Kasian tuh tangannya dari tadi nunggu disambut sama kamu,” perkataan ibunya sukses membuat wajah Sera kembali merah karna malu.
Didongakkan kepalanya menatap mata hitam dalam milik suaminya dengan wajah merah dan disambutnya tangan pria itu dengan hati menghangat. Lalu diciumnya dengan lembut tangan pria itu yang tentunya tak sedetikpun mau melihat wajahnya. Membuat perasaan Sera kembali sedih.
Dan yang semakin membuat Sera sakit, pria itu memejamkan matanya saat mencium dahi Sera dan Sera baru pertamakali ini merasakan ciuman sekaku dan sedingin ini. Tak ada rasa bahagia, sayang ataupun cinta dalam ciuman sakral itu.
Maafkan aku Mas, kembali Sera membatin sedih dan perih dihatinya yang sekarang mungkin sudah berdarah-darah menahan rasa sakit.
Disaat pria itu masih mencium dahinya lalu beralih menunduk mensejajarkan wajahnya dengan Sera. Pria itu berbisik lirih dan tajam penuh kebencian agar semua orang yang ada disekililing mereka tidak dapat mendengar apa yang dia ucapkan, “Apa sekarang kamu puas? Puas sudah menghancurkan ku dan istriku? Puas!” ucapnya yang sukses membuat tubuh Sera seakan tersengat, dengan mata berkabut Sera memejamkan matanya pedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story...
Romance"Aku tak bisa marah, berontak, atau meneriakkan ketidak adilan yang diberikannya padaku. Aku hanya bisa diam dan melihat, menerima, dan mengikhlaskan kehidupan yang kujalani. Karena aku hanyalah seorang istri kedua." Kehidupan Sera seakan sudah dire...