hhh, kali ini saya cuman bisa minta maaf sekali lagi untuk pendeknya part ini. dan masih berharap akan ada pembaca yang ngevote dan ngomen untuk ceritaku ini. hehehe...
yah dan juga maaf kelamaan post ditambah yaaaah pendek lagi. hehehehehe.
duh! selamat baca aja ya :D semoga suka. dan jangan kaget kalau jalan ceritanya mulai kacau dan gajee super. yok cececekikikiduuuuttttt!!
My Story
Part 5
Pagi teraneh...
Dengan memakai baju dress berwarna putih secerah pagi hari ini Sera dengan semangat – sama takut juga sih – menyiapkan meja makan, setelah semua tersusun dengan rapi kembali diamatinya susunan makanan diatas meja dapurnya. Disana tersedia semua makanan kesukaan suaminya, s-e-m-u-a-n-y-a lengkap! Membuat wanita itu tersenyum puas.
Deg deg deg!
Sera kembali menyentuh dadanya, menekan jantungnya yang sedari tadi berdegup kencang seakan-akan akan copot dari tempatnya. Demi tuhan, sekarang dia tidak bisa tenang dan bagaimana bisa dia tenang kalau... Kalau ini ada pagi pertama mereke. Ekm. Maksudnya pagi pertama dia makan bersama dengan suaminya, Dylan.
Kembali pipinya bersemu merah membayangkan bagaimana tanggapan suaminya nanti. Apakah suaminya akan senang atau...
“Ekm!”
Sera terlonjak dan seketika menghentikan lamunannya saat mendengar suara dehaman keras dibelakangnya. Dengan cepat dia berbalik dan tersenyum – sedikit takut – pada suaminya itu. Dan dibalas dengan raut keras dan dingin diwajah Dylan.
Pagi ini Dylan tampak segar dan ehmm tampan. Sangat tampan!
Dengan rambut hitam yang sedikit berantakan – habis mengeringkan kepalanya dengan handuk – dengan alis tebal yang menanungi mata tajam abu-abunya, suaminya itu terlihat lebih tampan dari biasanya. Yah biasanya....
Jika saja Dylan mau mencairkan sedikit aura dingin diwajah dan sikapnya itu mungkin Dylan akan semakin tampan... Mungkin amat sangat tampan setiap harinya. Dan Sera hanya dapat menghembuskan nafas pasrah karena dia tau itu tak akan pernah terjadi.
“Pikiran apa yang sedang ada diotak licikmu itu?!” sentak Dylan yang sukses membuat Sera kaget. Apa kata Dylan tadi?
“A-aku...,” sadar akan posisi Dylan saat ini – yang masih berdiri disamping meja makan – Sera langsung menutup mulutnya dan berputar menuju kursi tempat untuk Dylan duduk dan langsung menariknya tanpa melihat raut wajah Dylan yang kebingungan. Apa-apaan wanita ini? Bingungnya dalam hati.
“S-silahkan... Du-duk,” ucap Sera terbata. Sungguh sekarang jantungkan berdebar semakin kencang dan dia sangat takut Dylan akan marah dan menyakitinya lagi. Maka dari itu dia berdoa semoga dengan dia melakukan ini Dylan tidak akan...
Dan ternyata – sekaligus membuat hati Sera lega – Dylan langsung duduk tanpa mengeluarkan perkataan menusuknya untuk yang kedua kali untuk pagi ini. Sera dengan gerakan cepat – masih sambil menunduk – langsung duduk dan menyendokkan nasi dan lauk-pauk buat suaminya tanpa menunggu instruksi Dylan.
Dahi Dylan pun semakin bertaut dan merasa aneh saat melihat Sera dari menarikkan kursi, menyendokkan makanan sampai menyendokkan makanannya sendiri plus makan masih saja betah menunduk seakan Dylan adalah ratu medusa – kalau saja ada yang namanya raja medusa mungkin Dylan akan menggunakan istilah itu – yang kalau gadis ini melihat matanya akan berubah menjadi batu. Apa dikepalaku ada tanduk? Pikir Dylan merasa aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story...
Romance"Aku tak bisa marah, berontak, atau meneriakkan ketidak adilan yang diberikannya padaku. Aku hanya bisa diam dan melihat, menerima, dan mengikhlaskan kehidupan yang kujalani. Karena aku hanyalah seorang istri kedua." Kehidupan Sera seakan sudah dire...