Part 11 A

5.2K 110 26
                                    

Demi apa saking lamanya aku sampai bingung ngelanjutinnya gimana, saking lamanya ini cerita dianggurin. Mana pakai acara leptop rusak lagi. Jadi nulisnya mulai dari awal deh. Maaf ya semua dah nunggu lama 🙏🙏🙏

Part sebelumnya..

"Lebih baik langsung kita prakteki dikamar. Dan asal kamu tau, ini lebih enak dan lebih bermanfaat dari pada sauna-sauna itu..."

Dan...

Blam....

Kalian pasti tahu apa yang terjadi didalam sana bukan.

.......

Cuit.... cuit... cuit...

Sepanjang pagi ini entah kenapa Sera merasa lebih bahagia dari pada pagi yang biasanya. Yah dia akui pagi nya memang selalu cerah apabila dia bersama suaminya.

Tadi baru saja dia selesai memasak untuk suaminya yg sekarang masih tidur di kamar mini nya itu.

Sambil menyiapkan perlengkapan makan Sera tak henti - hentinya tersenyum, seakan dia lupa dengan kejadian semalam. Sungguh lemah hatinya. Hanya karna Dylan mengunjunginya dan tak bertindak kasar padanya dia langsung luluh

"Sebaiknya aku bangunkan Mas Dylan sekarang, takutnya nanti telat," gumamnya setelah melihat semua makanan sdh tertata rapi atas meja.

Sera dengan perlahan masuk kedalam kamar dan mendekati tempat dimana Dylan berbaring dengan tenangnya. Sebelum membangunkan suaminya itu, Sera duduk dan dipandanginya dengan puas wajah tampan didepannya itu. Ingin sekali dia membelainya, hanya saja dia takut akan menganggu atau mengejutkan Dylan, apalagi setelah tahu bagaimana perangai Dylan selama ini.

Meski pun hubungannya dengan Dylan memang semakin baik, bukan berarti Sera menjadi berani bertindak seenaknya, dia masih mengingat posisinya itu apa dalam hubungan rumah tangga Dylan, Dita, dan dirinya. Tak ada hal yang menguntungkan untuknya. Meski bagaimana pun tetap dia yang salah sudah masuk dalam rumah tangga Dylan dan Dina.

Bila dia mengingat itu kembali, hati Sera otomatis merasakan nyeri. Memang seharusnya aku tak menyetujui ini dari awal, sesalnya lagi.

"Sudah selesai melamun nya?"

Sera tersentak mendengar suara bariton disertai serak didepannya. Langsung diperbaikinya raut wajah sedihnya dan dipasangnya senyum lembut yang tanpa sadar selalu membuat Dylan gemas.

"Hehe maaf, Mas. Aku nggak tega bangunin Mas." Ucapnya pelan.

Dylan langsung bangun dan menyandarkan diri dikepala ranjang sambil memandang Sera lekat, "Sekarang sudah jam berapa?" Ucapnya dingin. Sera tersenyum, jika saja dia tidak mengenal Dylan pasti dia berpikir kalau suaminya itu masih membencinya, padahal itu memang nada bicaranya Dylan.

"Ini sudah jam 6, Mas. Aku udah siapin air hangat buat Mas mandi. Mas mau mandi sekarang?" Tanya nya masih dengan suara pelan.

Melihat Sera tampak masih takut dan malu padanya, Dylan mendekat dan berbisik ditelinga wanita mungilnya itu, "Kalau suaramu pelan begitu bagaimana aku bisa dengar, sayang? Padahal desahan mu malam tadi tersengar lebih jelas dan..."

"Mas! Hush jangan ngomong gitu," potong Sera dengan pipi merona. Ingatkan Sera selain dingin Dylan juga ternyata adalah seseorang yang mesum. Dan sering lupa kalau istri mungilnya itu adalah seseorang yang polos dan pemalu.

My Story...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang