Maaf ya kalo cerita rada belibet, aku lupa cara nulis cerita saking kelamaannya. Dan alurnya emang lamban.
Saking lamanya aku sampai lupa sama pemeran utama dan nama keluarga Dylan. Jadi malu huhuhu ☺☺
Semoga suka ya. Maaf kalo ada kesalahan penulisan dan dll. Karna authornya masih amatir. 🙏🙏
CEKEDIIIIR
(Oh ya untuk gambaran visual muka pemerannya biar kalian yang membayangkannya. Anggap aja Sera itu kalian or siapapun yang kalian suka 👍👍)
******
Setelah mereka selesai membeli hadiah buat Mama Siska, mereka langsung menuju tenpat tinggal ibu Dylan.
Sesampainya dirumah Mama Siska. Sera langsung keluar sari mobil sambil membawa kue dan hadiah pemberiannya dengan tidak sabar.
Dylan pun langsung menyusul keluar dari dalam mobil dan langsung membantu Sera untuk membawa kue buatannya khusus untuk hari ini. Dia merasa tidak tega melihat Istri mungilnya itu tampak kerepotan membawa kedua barang itu.
Sera melihat tinglah tak biasa dari Dylan hanya bisa berkedip tak percaya, sedangkan Dylan yang merasa ditatap istri mungilnya itu jadi salah tinggkah.
"APA?!" Sentaknya.
"Eh! Tidak apa-apa, Mas. Hehehe"
"Aku hanya kasian melihat kamu tampak kerepotan membawa kue itu. Jadi jangan salah paham. Aku tetap sama," jelas Dylan tanpa ditanya.
Sera tanpa dijelaskan pun dia tau dan sadar, dia memang tidak diperbolehlan untuk berharap lebih. Bukan begitu.
Tanpa memandang Sera lagi Dylan langsung mengetuk pintu, "Assalamualaikum, Ma!" Teriak Dylan.
Akan tetapi beberapa kali Dylan mengetuk dan memanggil Mama nya, belum juga Mama nya itu membukakan pintu, Dylan sampai kesal.
"Mungkin Mama tidur, Mas. Coba mas hubungi Mama Siska. Kita kesini pun tidak mengabari Mama terlebih dahulu kan," saran Sera.
Tanpa menjawab, Dylan langsung mengambil handphone nya dan menghubungi Mama nya. Tepat pada saat dering kedua tiba-tiba pintu terbuka, dan tampaklah wajah terkejut Mama Siska yang tidak menyangka dengan kedatang Dylan dan Sera kerumah.
"Dylan? Sera? Kok kerumah ngga ngabarin Mama dulu sih" decak Mama Siska.
Tidak ada angin tidak ada hujan apalagi badai anak dan menantu kesayangannya datang bertamu kerumah.
"Dan Dylan. Tumben kamu kerumah. Biasanya nunggu Mama telpon dan paksa dulu baru kamu mau datang kesini," sindir Mama Siska kesal.
Mendengar itu Dylan hanya bisa meringis. Dia pun baru sadar lagi, ternyata dia sudah terlalu lama tidak berkunjung kerumah Mama nya, bahkan sampai lupa dengan hari ulang dan kesukaan Ibu nya itu. Pantas disebut apakah dia saat ini...
Melihat Dylan tampak gelisah, Sera langsung maju dan menyerahkan hadiah yang sudah disiapkannya untuk sang mertua yang sudah dianggapnya seperti Ibu kandungnya sendiri itu.
"Ma, selamat ulang tahun, " senyum Sera, "ini hadiah Sera buat Mama. Semoga Mama suka," lanjutnya.
Dan hadiah itu pun disambut dengan suka cita oleh Mama Siska.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story...
Romance"Aku tak bisa marah, berontak, atau meneriakkan ketidak adilan yang diberikannya padaku. Aku hanya bisa diam dan melihat, menerima, dan mengikhlaskan kehidupan yang kujalani. Karena aku hanyalah seorang istri kedua." Kehidupan Sera seakan sudah dire...