My Story 8 - "Dilema... Dan Rindu..."

16.4K 323 18
                                    

Maaf ya udah pada lama nunggu >.<

yah aku cuman bisa ngasih segini. maaf kalau pendheeeeek yoo. tapi janji kok hari ini spesial dua part langsung aku post. kalau pendek ya maaf ya. terus ceritanya nggak bagus, dan mengecewakan maaaf lagi. habis ide si Author ini lagi mentoook booo. yaudah selama baca ya teteup lho komen dan votenya ya. yok

CEKEDIIIIR

MY STORY

8

“Dilema... Dan Rindu...”

Sebelumnya....

“Aku hanya butuh barang yang ada ditanganmu itu. Kalau yang lainnya biarkan saja disini. Atau jangan-jangan...,” Dylan menatap Sera dengan tajam. Membuat Sera menunduk takut, “Kamu tidak tahan bersama ku selama ini sehingga kamu ingin mengusirku?” lanjutnya dengan nada tajam dan sedingin seperti biasanya. Padahal dalam hati Dylan dia meringis geli, dia sangat suka menggoda istri keduanya ini, entah kenapa Sera sangat mudah digoda. Dan membuat wanita didepannya ini menangis dan memohon dibawahnya adalah salah satu hal yang sangat dia sukai.

Sera tergagap serba salah. “E-eeeh... It-itu...”

“Aku pasti akan kemari menjengukmu,” potong Dylan sambil mengusap puncak kepala Sera. Matanya masih tidak berani menatap kekedalaman mata Sera. Dan setelah mengambil barang yang ada ditangan Sera, Dylan langsung berlalu pergi meninggalkan Sera dan rumah yang sudah dua minggu ini didiaminya. Haah... Dia pasti akan sangat merindukan wanita yang dibencinya sekaligus sangat diinginkannya – ? – itu.

------- My Story -------

Diperjalan menuju rumah mereka – Dylan dan Dina – Dylan hanya terdiam sambil menatap jalan yang dilewatinya. Pikirannya pergi entah kemana.

Sedangkan Surya yang melihat majikannya itu hanya diam dengan tatapan kosong hanya bisa kasihan pada keadaan tuannya sekarang tanpa bisa berbuat apapun. Yah dia hanya seorang pelayan disini... batinnya.

Keadaan mobil yang hening membuat Joko dan Suya gelisah. Memang biasanya didalam mobil tuannya itu lebih banyak diam sambil mengotak-atik atau mengangkat telponnya yang hampir berdering setiap hari. Tapi tidak pernah sehening ini dengan tuan-nya yang diam tanpa memegang dan mengangkat telpon siapapun. Keadaan benar-benar hening dan terasa kosong.

Baru saja Surya menarik nafasnya untuk meringankan ketegangang yang diciptakan didalam mobil. Tiba-tiba Dylan memanggilnya.

“Surya.”

“Ya-ya, Tuan?” jawab Surya terbata. Dia cukup kaget dengan panggilan tuannya itu dan Dylan tidak menyadari ketegangan yang dibuat oleh dirinya saat ini.

“Apa Dina ada menanyakan sesuatu?”

Dan Surya langsung menenggak air liurnya gugup. Apakah dia harus menjawab atau tidak? Jujur atau tidak.

Melihat gestur tubuh Surya yang seakan kaget dan tegang karna saat dia menanyakan pertanyaan tadi tubuh Surya langsung terangkat siaga seperti seseorang yang ketahuan sedang berbuat salah.

Dylan mengalihkan tatapannya, kembali menatap kejalanan, kosong. “Tentu saja dia menanyakan sesuatu padamu kan. Tenang saja kau tidak akan dipecat hanya karna ini.”

Surya yang tadi tubuhnya menegang, kembali rileks meski masih ada rasa tidak enak pada tuannya itu. Tumben tuannya itu baik hati, biasanya sedikit saja dia atau pelayan yang lainnya berbuat sesuatu yang salah pasti akan diberi hukuman, apalagi kalau sampai salah satu dari mereka membuat marah atau mengganggu Nyonya Dina, pasti tanpa pikir panjang langsung dikeluarkan dari rumah besar itu.

My Story...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang