Church

3K 353 9
                                    

***

Kemarin, Jessy mengajak ku pergi ke mall untuk membantu memilihkan nya baju. Aku bersiap untuk keluar dari rumah.

"Sayang? kau mau kemana?" Tanya mom tiba-tiba

"Aku ingin pergi dengan teman baruku mom"

"Kau tidak menghadiri rapat ekstrakulikuler mu?" Tanya mom bingung.

Ya Tuhan! Aku lupa, hari ini jam sepuluh ada rapat ekstrakulikuler ku. Aku segera menghubungi Jessy dan meminta maaf atas kesalahan ku.

"Kau ini, pelupa sekali, Harry akan menjemput mu jam setengah sepuluh nanti" Kata mom.

Apa? pergi bersama Harry?

"Mom, tapi aku bisa pergi sendiri" Jawab ku.

Mom hanya menggeleng pertanda tidak setuju.

Tiba-tiba suara klakson dari depan rumah memekakkan telingaku. Aku berjalan menuju teras rumah. Harry membuka kaca mobil nya dan memganggukkan kepalanya.

Aku segera berjalan menuju mobil tersebut dan duduk di kursi bagian depan.

Lagu fix you dari coldplay terdengar dari radio mobil ini. Aku ikut menyanyikan lagu ini dengan volume kecil.

"Diamlah. Jangan pernah berpikir bahwa suara mu seperti adele. Jauh sekali, bodoh" perintah nya.

Aku terdiam, tidak mengatakan apa-apa dan tidak melanjutkan nyanyian ku. Kata-kata tersebut sudah biasa ku dengar dari mulut laki-laki itu, tapi entah kenapa sikap nya yang dulu sering membuatku menangis sekarang sudah berkurang. Sekarang ia sudah tak sekejam dulu.

Ia memberhentikan mobil nya di depan restaurant jepang.

"Kita sarapan dulu, aku tau kau belum makan pagi" Katanya sambil keluar dari mobil.

Aku membuka pintu mobil, dan keluar dari mobil tersebut. Saat badan ku sudah sepenuh nya keluar dari mobil tersebut aku langsung berjalan di sebelah Harry.

Saat kami masuk kami di sambut dengan seorang pelayan.

"Selamat pagi. Meja nomor tujuh puluh lima kosong, tempat nya ada di ujung sana."

Aku mengangguk dan tersenyum, sementara Harry ia menampakkan wajah 'tak peduli' nya terhadap pelayan tersebut.

Aku dan Harry langsung menuju meja tersebut. Kami duduk berhadapan.

Seorang pelayan datang menuju meja kami sambil membawa menu.
"Mau pesan apa tuan nyonya?" Tanya nya.

Aku membolak-balikkan menu tersebut.

"Kani Maki nya satu" Pesan ku.

"Chicken katsu don satu" Pesan Harry.

"Mau pesan minum apa?" Tanya pelayan tersebut.

"Aku pesan susu hangat saja" Kata Harry.

"Samakan saja." Celetukku.

"Ada lagi?" Tanya pelayan tersebut.

Aku dan Harry menggeleng. Pelayan tersebut langsung tersenyum dan pergi dari meja kami.

***

Setelah lima belas menit kami menunggu, akhirnya makanan kami pun datang.

Harry terlihat sangat lapar, ia memakan makanan nya dengan sangat lahap. Aku tersenyum melihatnya makan seperti anak ber-umur lima tahun sedang kelaparan.

Ia melihat ke arah ku dan menunjukkan ekspresi kebingungan.

"Jangan menatapku seperti itu. Aku tau, aku memang panas ketika sedang makan" Ucapan nya menampar ku kembali ke dunia nyata. Cih, percaya diri sekali dia, dasar keriting.

"Percaya diri sekali, keriting" Ucapku dengan volume kecil.

"Aku mendengarmu, wanita berkacamata" Katanya sambil tetap fokus mengunyah makanan nya. Aku terkekeh mendengar kata-katanya. Lalu aku melanjutkan memakan makanan ku.

Setelah selesai, aku langsung menyeruput susu hangat yang sudah mulai mendingin ini. Rasa khas susu langsung menjalar di lidah ku.

Setelah menghabiskan nya aku meminta izin kepada Harry untuk pergi ke toilet.

"Aku ke toilet dulu" Ucapku, dan langsung pergi dari meja ku.

***

Setelah keluar dari toilet aku mendengarkan suara manja dan suara tawa dari seseorang. Aku penasaran dan langsung cepat-cepat keluar dari toilet.

Tenggorokanku tercekat. Pemandangan yang sangat mengerikan saat ini sedang menghantam dada ku. Lagi-lagi air mata ku tergenang.

Saat ini aku sedang melihat Zayn dan Lily murid sekolah ku sedang berciuman dan sedang tertawa. Aku segera pergi ke meja Harry. Aku mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakkan uang tersebut di meja Harry.

"Aku pergi, terima kasih telah berniat mengantarkan ku. Kau tak perlu mengantarkan ku lagi ke sekolah. Aku pergi sendiri, selamat tinggal" Kataku dengan mulut yang bergetar akibat menahan tangisan ku.

Aku langsung pergi dan meninggalkan tempat tersebut, aku menoleh sekali lagi untuk melihat keadaan Zayn dan Lily, masih sama Lily sedang menempelkan kepalanya di bahu Zayn dengan manja.

Saat ini aku benar-benar merasakan sakit hati yang mendalam. Selama ini Zayn tidak pernah berciuman secara langsung di hadapan ku.

Aku ingat satu tempat yang bisa membuat ku tenang. Gedung bekas gereja yang terbakar. Sudah lama aku tidak kesana. Masa bodoh dengan rapat ekstrakulikuler tadi.

***

Aku sekarang sudah sampai di gedung tersebut. Aku bergegas menuju balkon atas gereja itu. Aku duduk dan menatap langit.

Bayang-bayang Regan, saudara laki-laki ku saat ini memenuhi otak ku. Semenjak kepergian nya akibat ia terkena depresi, sekarang tak ada lagi yang bisa melindungi dan mendengarkan keluhan ku. Aku merindukan mu Regan.

"Semoga kau tenang disana, Regan" ucapku sambil tersenyum miris.

Aku menempelkan kepala ku di lutut. Kejadian Zayn dan Lily berciuman masih terngiang-ngiang di kepalaku. Aku menangis lagi. Rasanya menyakitkan jika mengingat teman kecil yang sudah lama kau cintai tiba-tiba berciuman dengan perempuan terkenal yang sering memainkan laki-laki.

Aku terisak. Benar-benar pasrah dengan kehidupanku. Aku pergi ke toilet yang baru di bangun di sebelah gedung terbakar ini.

Aku menatap pantulan diriku di cermin toilet ini. Kacau. Sangat kacau.

Aku mengarahkan bagian bawah tangan ku kearah paku yang ditancapkan di dinding tersebut. Saat aku menempelkan tangan ku ke paku tersebut, rasa dingin besi menjalar di tanganku. Aku menekan tangan ku dan menggesekkan tangan ku di paku tersebut. Sakit sekali, darah yang keluar sangat banyak. Aku membersihkan darah itu dengan baju ku. Darah itu tetap mengalir dengan deras, bahkan sangat deras.

Aku berlari menuju kotak P3K yang ada di dinding toilet itu, saat aku membukanya, yang terlihat hanyalah minyak kayu putih.

Aku berlari keluar dari toilet tersebut dan pergi. Darah masih bercucuran di tanganku, aku lemas, mungkin karena darah tersebut keluar sangat banyak, dan sampai sekarang darah itu belum berhenti.

Kepalaku pusing, aku memegang kepalaku, dan sekarang aku mulai benar-benar lemas. Aku terjatuh dan aku merasakan seseorang menangkapku, aku tidak bisa melihat orang tersebut karena tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Love You Goodbye [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang