High School Love Story 2

264K 22.2K 822
                                    

Karna banyak yang gasuka stefan willim yang jadi devan, jadi fotonya aku hapus:D Devannya sesuai hayalan kalian aja

Ingat ya kalo udah baca jangan lupa vote, biar tau, ada yang minat atau nggak sama cerita aku, gampang kok tinggal teken bintang, asalkan jangan yang di langit.

***

Setelah kejadian itu Devan semakin dekat dengan Sania, tidak ada lagi yang berani mengganggu Sania seperti saat itu. Sania dan Devan kini bersahabat, dekat, bahkan sangat dekat. Tapi tentu, sifat jail cowok itu tidak hilang. Devan masih suka menjaili Sania.

Hampir setahun semenjak kejadian Devan menolongnya dari serangan senior kelas dua belas. Sania masih belum bisa melupakan kejadian itu, bagaimana Devan datang seperti malaikat penyelamat baginya, bagaimana Devan menenangkannya dengan sebuah pelukan. mengingat itu semua selalu membuat jantungnya berdetak tidak karuan.

Sania menggelengkan kepala, menghilangkan bayang-bayang Devan yang sedang memeluk tubuhnya. Dia teringat akan tujuan utamanya datang kekamar Devan yaitu membangunkan laki-laki itu.

Semalam Devan memintanya melalui pesan singkat agar Sania datang pagi-pagi ke rumah Devan, tentu untuk membangunkan cowok itu.

"Devaaaaaan" Sania berkacak pinggang melihat Devan masih meringkuk di atas kasur dengan selimut yang menggulung tubuhnya.

"Udah jam setengah tujuh, dan lo masih belum mau bangun?"

Sania berjalan kearah jendela lalu membuka kelambu jendela kamar Devan.

Sinar matahari langsung menerobos masuk dan menerpa wajah Devan. Cowok itu mengerang dengan sudut matanya yang berkedut.

Sania menghela nafas panjang melihat Devan menutupi wajahnya dengan selimut.

"Devan ih, kebo banget sih lo"

Kesal dengan Devan Sania lebih memilih merapikan kamar cowok itu yang lebih terlihat seperti kapal pecah. Berantakan. bantal berserakan dimana -mana.

Setidaknya selagi menunggu Devan bangun Sania memutuskan untuk merpaikan bantal dan barang barang Devan yang berserakan di atas lantai.

Selesai dengan kamar Devan Sania pergi menuju dapur dan memanggang roti untuk mereka berdua sarapan. Tak lupa ia membuat susu coklat hangat kesukaan Devan.

Sania menyalakan dispenser lalu mengisi gelas yang sudah terdapat bubuk susu coklat di dalamnya dengan setengah air panas dan setengah air dingin.

"morning"

"Morning" Sania mengaduk susu coklat itu sehingga menciptakan suara dentingan sendok dan gelas yang saling bertabrakan.

Sontak Sania terkejut merasakan ada seseorang yang memeluknya dari arah belakang. Siapa lagi kalau bukan Devan.

"Dev lepasin ih, masih pagi tau gak"

Merasa tidak nyaman, Sania mencoba melepaskan tangan Devan yang melingkar di pinggangnya. Semakin Sania berusaha melepaskan tangan Devan, semakin Devan mengeratkan pelukannya.

Apa perduli Devan dengan masih pagi aatu tidak, toh dia selalu memeluk Sania kapanpun dia mau. Ya setelah kejadian setahun yang lalu Devan selalu melakukan semua hal sesuka hatinya, dan entah kenapa Sania tidak bisa menolak itu semua. Aneh memang tapi Sania sendiri tidak tahu itu.

Devan meletakan dagunya di atas pundak Sania membuat Sania Bisa merasakan hembusan nafasnya. Sedikit geli namun mampu membuat jantung Sania berdetak lebih cepat.

"Dev nanti nyokap lo liat"

"mama lagi di luar kota"

"Lepas atau kepala lo gua tusuk garpu?"

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang