High School Love Story 11

140K 11.1K 499
                                    

Hari ini Sania sekolah dengan penampilan super aneh, kaca mata hitam di pagi hari membuatnya tampak seperti artis gagal yang mencari sensasi. Maksud dan tujuannya bukanlah untuk mencari perhatian melainkan untuk menutupi matanya yang memerah dan bengkak akibat nangis kejer semalaman.

"Kak Sania"

Langkah Sania terhenti, dia sedikit menajamkan pengelihatannya dari balik lensa hitam itu. terlihat dua orang anak kelas sepuluh sedang berdiri di hadapannya. Mereka adalah anak ekskul musik yang kemarin memintanya menggantikan vokalis mereka yang sedang sakit untuk acara perpisahan kelas dua belas nanti.

"apa?" Tanya Sania cuek, kemarin dia sudah menolak tawaran mereka. Tapi kenapa lagi mereka datang menemuinya.

"kok pagi pagi make kaca mata hitam, kan matahari belum terik"

Sania mendengus. "kalo mau nanya itu doang gue gak punya waktu buat jawab"

"ehehehe sebenernya sih bukan itu kak, kakak masih inget kan tawaran kemarin?"

"Nggak, sana ih gue mau ke kelas" Sania ingin cepat-cepat pergi tapi jalannya di halangi oleh dua anak itu.

"yaudah kita ingetin lagi, gini..."

"eh gue masih inget" Sahutnya cepat karena tak ingin berlama-lama.

"Jadi gimana kak?"

"nggak!" tolaknya tegas, jawaban Sania masih seperti kemarin.

"ayooo dong kak, please" dua anak perempuan itu memelas.

Dari pada harus berlama-lama diam di koridor terus di liatain orang-orang, Sania berfikir keras mencari jawaban agar dua anak itu membiarkannya pergi. Tentu saja bukan jawaban menyetujui tawaran mereka.

"hmmm gini deh, gue fikirin lagi. Ntar kalo gue udah dapet jawabannya gue ke kelas kalian" Sania pinter juga ngibulin adek kelas.

"makasi kak, makasi" ucap dua anak itu bersamaan tidak sadar sedang di bohongi Sania.

Saat hendak melangkah dua anak itu menghentikannya, lagi. "apa lagi!?" Sania menghentakan kakinya karena mulai emosi. Nggak tau apa mereka Sania lagi galau tingkat akut.

"kak Devan sama kak Rere jadian ya? Kok tadi pagi mereka gandengan tangan?"

"Tai lo berdua"

______

"Sania sok asik sumpah, pagi-pagi make kaca mata item, lol banget" Lolli dan teman-teman satu gengnya mentertawai Sania. Cewek itu tetap cuek, tanpa memperdulian dirinya yang menjadi bahan tertwaan anak satu kelas. Pagi-pagi bikin banyak orang ketawa kan dapet pahala juga.

Ketika kakinya melangkah melewati meja Rere Sania membuang wajah. Tidak ingin melihat dua orang manusia yang membuatnya menangis semalam. Masih pagi dia udah langsung kenyang makan hati. Gapapa deh, kan bisa irit uang jajan sama irit oksigen karena nahan nafas mulu.

Seperti biasa sekolah dan pelajaran terasa sangat lama. Selama jam pelajaran Sania belum sama sekali ngomong sama Devan. Sania Takut Devan akan jujur lagi kepadanya, takut jika laki-laki itu mengatakan bahwa dia telah resmi jadian sama Rere. Tentu itu akan membuatanya pingsan di tempat.

Kebiasaannya jika sedang malas belajar Sania akan tidur di kelas. Dengan kedok pura-pura membaca buku. tak-tiknya tidak jauh berbeda dengan anak-anak yang lain. Menaruh buku di atas meja dengan posisi buku tersebut berdiri sehingga menutupi seluruh wajahnya. Dan jika dilihat dari depan Sania akan terlihat seperti sedang membaca buku. great!

.

.

"kakak cita-citanya mau jadi apa?" sang kakak berfikir lalu menggeleng dan melanjutkan mewarnai buku bergambarnya.

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang