High School Love Story 13

142K 11.6K 1.9K
                                    

Ada kalanya rasa jenuh dan lelah menghampiri, dan pada saat itu seseorang akan memilih untuk mundur dan berhenti, bukan karena takut akan tetapi keadaan yang mengatakan, ini bukan lagi tempatmu untuk berlari.

"apa gue salah?" Sania memberi jeda karena isakannya yang tak bisa di tahan "Salah kalo gue nyari temen sementara lo sibuk sama yang lain?"

Benar. Ini semua bukan sepenuhnya salah Sania. Sejak kapan dia menjadi egois begini, Devan tak mengerti dengan perasaannya sendiri. Hatinya akan sangat senang bila berdekatan dengan Rere tapi kenapa dia semarah ini melihat Sania bersama laki-laki lain? baju yang Sania pakai hanyalah alasan baginya untuk marah. Yang sebenarnya menyulut emosi Devan adalah kehadiran Rey.

Di satu sisi dia melakukan ini semua karena rasa sayangnya pada Sania tapi di sisi lain kenapa dia merasakan sakit melihat keadaan wanita didepannya itu. tatapannya perlahan melunak, api yang membara dihatinya pun padam.

"San gue..." tangannya terangkat untuk menyentuh lengan gadis itu, menahannya agar tidak runtuh saat itu juga. Namun di urungkannya mengingat apa yang telah dikatakannya pada Sania. Kata-kata kasar yang sangat tidak pantas untuk dia ucapkan.

"maaf" Devan menarik tubuh Sania kedalam pelukannya.

"gue kayak gini karena takut kehilangan lo San"

Devan Tertegun karena masih merasakan Sania menangis di balik punggungnya. Dia kemudian mengeratkan pelukannya agar menghentikan tangis Sania, namun sebaliknya itu malah membuat tangis Sania semakin menjadi-jadi.

"gue takut kalau lo punya pacar, sorry gue tau ini egois tapi gue nggak mau lo ninggalin gue, gue sayang sama lo san, lo itu udah gue naggep adik sendiri"

"maaf gue gagal jadi abang yang baik buat lo, mulai sekarang lo boleh deket sama siapapun itu, terserah lo. Gue nggak akan kekang lo kayak gini lagi, maafin gue"

Bukan itu yang ingin Sania dengar. Bukan izin dari Devan untuk dirinya dekat dengan cowok lain. Ucapan Devan malah membuatnya semakin sakit. Dia ingin Devan melakukan hal sebaliknya, melarangnya dan mengekangnya. Entahlah, tapi itu yang sangat Sania sukai.

Tidak ada sahutan dari Sania, dia hanya menangis sesenggukan hingga waktu terus berlalu menyaksikan mereka berdua, sama-sama tidak ingin bergerak atau melepaskan satu sama lain.

Isakan Sania memang Sudah mereda sejak beberapa menit yang lalu tapi tangannya masih tetap setia melingkar pada tubuh Devan. Begitu juga sebaliknya dengan Devan yang masih terdiam menyesali apa yang terjadi tadi.

Devan mencium puncak kepala Sania, menyesapi aroma shampoo Sania yang membuatnya candu akan itu.

"mama ada olang pelukan"

"stt kamu ini"

Si ibu menarik tangan anaknya, berjalan cepat meninggalkan mobil yang baru saja ia parkirkannya di sebelah mobil orang yang dikatakan anaknya berpelukan tadi.

***

Tidak mengumpulkan laporan tugas kelompok prakarya hingga batas waktu habis. Alhasil Sania, Rere, Devan dan Rey harus menerima hukuman. Tugas untuk berjualan begitu saja mereka lupakan tanpa satupun salah satu dari mereka yang ingat.

Sania dan Rere bertugas membersihkan toilet perempuan sedangkan Devan dan Rey bertugas membersihkan toilet laki-laki. Hari yang sial dimana panas marahari sangat menyengat. Seharusnya ini menjadi jam untuk mereka menikmati es teh di kantin.

"Sania! San! Lo kenapa sih diem mulu dari tadi kalo gue tanyain" Rere menyiramkan air pada bekas sabun di lantai toilet sedangkan Sania masih membersihkan tembok toilet dengan menyikatnya.

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang