Part 2:Unexpected

124 13 4
                                    

'Hai Que..' ucap Ben menyapaku

'Hai' akupun tersenyum canggung.

'Apa kau tidak mau mengambil sesuatu?' tanyanya mendekat
'Hm.. Aku sudah cukup banyak meminum wine tadi.ehm,ben.' oh tidak, aku sangat sangat canggung berada didekatnya.
Ditambah lagi gadis gadis di ujung sana memerhatikanku dengan Ben. Aku takut.

Gadis satu sekolah ku membawa benda tajam yang menusuki ku. Mereka memasang wajah tersinis yang pernah kulihat. Oh tidak.

'Que??' Ben melambaikan tangannya didepan mataku.

'A-ah iya ben.' menghayal.itulah kerjaanku.

'Maukah kau kubawa pergi dari sini?'

'Kemana?'

Dia langsung menarikku keluar dari club itu. Akupun mengikuti alunan kakinya. Dia tersenyum padaku. Jika aku bisa bilang, dia sangat manis.seperti Gula Pasir yang termanis yang pernah ada. Hmm,aku baru menyadarinya.

Akhirnya dia membawaku ke jembatan dekat club itu.
Dari sana, kami bisa melihat pemandangan Kota di Malam hari.
Diapun memulai pembicaraan nya.

'Kudengar, kau sudah putus dengan jace? Apa itu benar?' tanyanya

'Ya, itu benar.' ucapku singkat

'Aku tidak menyangka kau akan putus dengannya, bukannya kau sudah 2 tahun berpacaran dengan jace?'

'Hm.. Tidak Selamanya orang yang berpacaran lama tidak pernah ada masalah.ben. aku sudah melalui banyak masalah dengannya. Aku pun juga tidak ingin memiliki hubungan sekarang, karena aku ingin fokus kepada SMAku.'

'Berarti aku tidak memiliki kesempatan untukmu' ucap ben
'Apa?' aku kurang jelas mendengar suaranya.

' tidak apa-apa.'

Ben langsung mendekatkan jaraknya kepadaku.
Aku hanya terdiam karena aku kira dia tidak akan melakukan apa apa.

'Que.. Bolehkah aku jujur padamu?' ucapnya.
'Jujur apa ben?' tanya ku bingung

' sebenarnya aku sudah menyukaimu sejak kita 2 SMA. Tapi karena kau sudah punya kekasih, aku tidak enak untuk menyatakan perasaanku.'

Aku terdiam.aku bingung. Aku tidak menyangka dia akan berbicara mengarah kesini.

'Begin-' belum selesai berbicara, Ben mencium bibirku.

Aku kaget dan terdiam cukup lama menatapnya.

First kiss ku? Hilang begitu saja. Fuck.

'Kenapa kau menciumku benn?!' pekikku
'A-aku minta maaf que, aku menyayangimu'

'Tapi kita baru berbicara 15 menit yang lalu. Dan kau sudah berani mencium bibirku? Ini first kissku. Dan kau mengambilnya. Aku tidak percaya itu.' 

Ben langsung memelukku. Dia meletakkanku di dekapannya. Seketika aku merasa nyaman. Aku mengingat Jace. Pelukannya sehangat pelukan Ben.
Aku terdiam lama.

'Aku minta maaf.' ucapnya

Akupun langsung melepas pelukannya.
'Lebih baik kita balik ke club itu' ucapku menggenggam tangan ben dan menariknya.

Kamipun masuk kembali. Dan baru masuk, akupun disambut dengan jenny.

'Darimana saja kau? Dengan.. Ben?' tanya jenny

RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang