pernyataan cinta fathir

4.9K 235 0
                                    

VITA POV

Huuffft' aku berusaha menarik napas sedalam mungkin untuk mengurangi beban yang harus ku pikul nanti saat berhadapan dengan dinda untuk mendapatkan posisi ketua osis. Sebulan yang lalu setelah fajar memberitahuku tentang kompetisi ini dan siapa yang akan menjadi sainganku yang ternyata adalah dinda aku berusaha untuk bisa mengobrol dengan'a untuk membahas seperti apa kampanye yang akan berjalan nanti, tapi ternyata dinda juga berusaha untuk menghindar dariku entah itu berpapasan dilorong sekolah ataupun di kantin dia selalu menghindar entah apa alasan'a aku pun tak tau.
Pernah ada kejadian tepatnya beberapa minggu yang lalu saat dikantin dia sedang bercengkrama dengan kedua sahabat'a aku berusaha untuk menghampiri'a untuk menanyakan tentang kampanye yang akan dijalani nanti baru sampai dihadapan'a saat manik mata'a bertemu dengan mataku dia langsung membuang pandangan'a dan berlalu begitu saja dari hadapanku , saat aku menoleh pada kedua sahabatnya mereka pun hanya mengedikan bahu tanda tak tau, dan beberapa hari yang lalu saat mereka sedang makan siang aku ingin bergabung dengan mereka karna kedua sahabatku bergabung dimeja yang mereka tempati tapi saat tatapan'a bertemu denganku ku urungkan niat ku dan aku lebih memilih untuk mengalah duduk di meja yang lain, aku terus memperhatikan'a dari tempatku berada dia terlihat ceria saat mengobrol dengan kedua sahabatku sesekali tanpa malu malu diapun tertawa entah apa yang mereka tertawa kan aku tak bisa mendengar obrolan mereka 'aku terpesona akan keindahan paras'a untuk kesekian kali'a dia begitu indah untuk di abaikan, kamu bisa tertawa tanpa beban bersama kedua sahabatku tapi kenapa kamu ngga bisa melakukan hal itu padaku, untuk ngobrol pun kamu enggan apalagi tertawa, apa ada kebencian yang kamu simpan terhadapku dinda amalia' lirih batinku.

Malam ini langit begitu indah bertaburan bintang, disinilah aku berada di balkon kamar yang selalu ku jadikan tempat untuk menghilangkan segala rasa penatku setelah lelah beraktivitas seharian, dengan menikmati langit yang indah dan semilir angin yang menerpa wajahku beralaskan kursi yang tersedia disini membuat ku lebih nyaman menyandarkan tubuhku pada belakang kursi, duduk dengan mata terpejam menghirup aroma angin yang sejuk dan menenangkan jiwa .

" lagi ngapain? asik banget ngelamun'a?" Huft pengganggu, aku menolehkan kepalaku padanya yang sedang berjalan menghampiriku dan duduk berdampingan denganku di kursi yang ku duduki, melakukan hal yang sama seperti apa yang aku lakukan tadi, ck tak tau sopan santun maen nyelonong aja masuk kamar orang.

" fathir? Loe bisa ngga sih kalo masuk kamar orang tuh ketok pintu dulu ke assalamualaikum dulu ke " dia menghentikan aktivitas yang sedang ia lakukan karna kata kataku yang agak sinis dan menoleh padaku

" gue udah ijin kok sama tante buat nyamperin loe langsung ke kamar, gue nyariin loe di seluruh penjuru rumah loe dan ternyata loe gak ada trus kata tante langsung ke kamar'a aja karna jam segini pasti loe lagi semedi di balkon kamar loe, yaudah gue langsung masuk aja, sorry " ucapan'a membuatku geram seengga'a ketok pintu dlu ke kalo misal'a aku lagi ganti baju gimana, enak di dia malu di aku.

" ya loe kan bisa ketok pintu dulu fathir, kalo gue lagi ganti baju trus lupa kunci pintu kan bahaya, dan apa kata loe semedi? Loe pikir gue lagi manggil setan apa, gue tuh lagi nikmatin keindahan langit malam bukan semedi fathir " ketusku sambil mengusap wajah'a yang kini ada dihadapanku.

" iya deh ngga gitu lagi, tapi kalo khilaf gak papa kan? " sumpah ni anak minta di tabok kali yah.

" kalo loe khilaf, beneran gue ancurin muka pas pasan loe " kalo bukan sepupu ku udah aku usir dia dari kamarku karna ucapan dia yang makin ngaco
" to the poin loe mau ngapain kesini? " aku tak ingin berlama lama ada didekat'a bisa bikin darahku mendidih karna menahan emosi kalo terus berada didekat'a

Ia menatap lurus ke depan seperti sedang menerawang " loe tau dinda ngga vit anak kelas X IPA 1? " loh ada angin apa fathir menanyakan tentang dinda.

aku melakukan hal yang sama dengan'a menatap lurus kedepan " kalo tau sih tau cuma ngga tau tau banget, emang'a kenapa thir?" ucapku menoleh pada'a dengan nada penasaran

ia masih melakukan hal yang sama walau aku sudah mengubah arah pandangan ku " gue rasa gue udah jatuh cinta sama dia vita , dia begitu mempesona, gue jatuh hati sama senyuman pertama yang dia kasih buat gue sebulan yang lalu tepat'a di kantin, senyum itu udah membekas di ingatan gue, slalu bikin gue tersenyum senyum sendiri saat mengingat'a , tapi gue rasa dia agak pendiem pasti bakal susah buat dapetin dia " lagi fathir mengingatkan hal itu padaku, saat hatiku merasakan sakit ketika mengingat senyuman itu bukan untuk ku melainkan untuk sepupuku.

" kalo loe udah yakin apa yang loe rasain itu nama'a cinta ya loe harus perjuangin perasaan loe thir, jangan langsung nyerah gitu aja karna loe belum tau dia yang sebenar'a loe tau dia pendiam kana loe cuma liat dia dari kejauhan doang ngga mencoba buat mendekat jangan langsung nyimpulin gitu aja kalo dia pendiem belum tentu fathir cuma karna dia jarang ngomong dia pendiem, bisa jadi kalo kita udah kenal dekat dan ternyata dia beda dari apa yang kita liat gimana? lagian loe gak jelek jelek amat kok buat berdampingan sama dia " kataku panjang lebar, perkataan yang keluar dari mulutku bertentangan dengan kata hatiku sendiri

" loe kalo mau ngasih semangat ya ngasih semangat aja gak usah mencela juga , bilang aja muka gue pas pasan " aku berusaha menahan senyumku saat melihat muka kesal'a, padahal dia tampan cuma dia'a aja yang gak nyadar.

ia berdiri dari duduk'a " udah ah gue mau pulang loe rese sih, good night vita , muach " ucapnya berlalu dari hadapanku sambil mengecup pipi kananku

Ck ck' kebiasaan yang buruk maen nyosor aja' gumamku sambil menghapus bekas kecupan'a.
aku berusaha menetralkan detak jantungku yang terasa sakit karna pernyataan fathir barusan 'ada apa dengan hatiku mengapa rasa sakit ini semakin memperjelas semua'a tentang rasa yang aku miliki untuk dinda padahal aku baru mengenal'a beberapa bulan mengobrol pun tak pernah tapi ia mampu menempati ruang kosong dihatiku hanya dengan melihat'a saja' aku menyentuh dada kiriku tepat'a dibagian hatiku karna getaran'a semakin terasa saat aku menyebut nama dinda'
'Tuhan hilangkan lah perasaan aneh ini aku tak ingin melawan takdirmu, kodratku harus mencintai lawan jenis ku tapi debaran jantung ini hanya mampu berdebar saat kedua mataku menangkap sosok dinda yang notaben'a adalah wanita, bahkan lelaki manapun tak mampu membuat ku merasakan debaran yang sama seperti yang aku rasakan pada dinda, ini semua salah tuhan' lirih batinku..

TBC
04/12/2015 11:20

Dinda.. I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang