aku menyerah dinda!!!!!

3.7K 195 12
                                    

vita pov

apa yang elis katakan padaku masih terus terngiang ngiang ditelingaku..

elis benar kalo aku tak sanggup lebih baik aku menyerah tapi bagaimana dengan hati ku yang belum siap untuk melepaskan nya..

aku memilih pulang saat dia meminta ku untuk menemani nya, ku harap dia mengerti aku ingin sendiri dulu..

bahkan setelah kepulangan ku dari rumahnya aku sama sekali belum siap menghubungi nya atau sekedar menanyakan keadaan nya pun aku belum siap..

ponsel yang terus bergetar pun tak ku hiraukan,, aku tau dia terus terusan menghubungi ku dari semalem tapi aku malah menonaktifkan smartphone ku sampai saat ini..

jujur aku khawatir dengan kondisi nya yang belum pulih benar tapi rasa sakit yang ku rasakan mengalahkan rasa peduli ku padanya..

-----------------------------------------------

pagi yang cerah tak secerah perasaan ku saat ini,,  muka ku kacau mata ku berkantung menimbulkan lingkaran hitam bukan karna menangis tapi karna aku tak bisa tidur dengan nyenyak karna terus memikirkan nya

bahkan aku tak tau lagi caranya untuk menangis karna terlalu sering ia buat kecewa..

"kakak nggak tidur ya?? Muka nya kusut amat,, itu juga mata kaya mata panda gitu!!" aku hanya melirik sekilas sama mama yang ada diseberang meja makan atas pertanyaannya

setelah kejadian itu aku tak tau harus bersikap seperti apa terhadap mama, hati ku masih tak rela posisi papa tergantikan oleh pria lain

"kakak gak papa ma!!" jawab ku singkat

sedangkan hubungan ku dengan ardi masih belum membaik,, ardi masih betah dengan kediamannya walau aku terus berusaha untuk meminta maaf padanya, dia lebih keras kepala dariku

mama hanya diam karna jawaban singkat ku..

"mama tumben ada dirumah??" Tanyaku dingin tanpa menoleh pada mama , aku masih sibuk dengan sarapan pagi ku, pertanyaan ku seperti sindiran untuk mama yang akhir akhir ini memang tak pernah bisa meluangkan waktunya untuk aku dan ardi

"mama cuma mau memperbaiki semuanya kak" jawab mama pelan tapi aku masih bisa mendengar nya..

pranggg' aku menoleh cepat pada ardi kaget dengan apa yang dia lakukan, ardi membanting sendok ke meja makan dengan kencang nya..

mama pun tak kalah kaget nya dengan ku, mama menatap sendu pada ardi yang memasang wajah datar..

"aku berangkat!!" ucapnya dingin berlalu pergi tanpa menoleh pada mama dan aku dia pun tak mencium telapak tangan mama seperti yang selalu ia lakukan dulu..

aku memperhatikan mama yang sudah meneteskan air mata nya, mungkin mama tak akan menyangka jagoan kecilnya sekarang sudah beranjak dewasa tapi mama malah menjauh darinya bukan menjaganya untuk mengikuti perkembangan masa remaja anak bungsunya..

aku juga merasakan apa yang ardi rasakan, tapi melihat mama menangis seperti ini membuat ku merasakan sakit yang berkali kali lipat dari pada apa yang sudah mama torehkan di hati ku..

aku menatap sendu mama yang terus menangis, lalu menghampiri nya berdiri di samping kursi meja makan yang di duduki mama

perlahan aku menarik mama kedalam pelukan ku mama langsung memeluk pinggang ku erat menenggelamkan kepalanya di dadaku, tangis mama pun pecah, posisinya saat ini ia memeluk ku dengan mama yang masih duduk di kursi meja makan..

aku terus mengusap kepala mama lembut sesekali mencium nya untuk memberikan ketenangan..

"hiks.. hiks.. adek marah banget sama mama ya kak??" tanya mama sesenggukan

Dinda.. I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang