Chapter VII ~ See You Again

1.1K 74 2
                                    

"bagaimana dokter Felix?"

Seperti yang telah dijanjikan, Felix kembali seminggu kemudian setelah ia mengobati luka di lengan Jauza.

Felix tersenyum, "iya lukanya sudah sembuh, tapi jangan melakukan hal-hal berat yang menggunakan tangan selama mungkin 3 hari kedepan".

Jauza mengangguk, "terimakasih dokter Felix".

"ah hari ini aku sibuk sekali. Aku tidak bisa berlama-lama disini, meskipun aku ingin. Aku sudah ada janji dengan pasien lainnya. Aku pamit".

"baiklah terimakasih Felix". Kata Lady Jasmeen sambil berdiri.
Jauza berdiri lalu sedikit membungkukan badannya kearah Felix.

"jangan kaku begitu padaku, santai saja Jauza". Katanya sambil memegang pundak Jauza. Jauza menegakkan kembali badannya dan melihat mata Felix yang berkilau.

DEGH -

'a-apa, apa-apaan ini? Kenapa jantungku?'

Jauza menggelengkan kepalanya dengan cepat, agar pikiran itu segera hilang dalam pikirannya.

"kenapa kamu menggelengkan kepala Jauza, kau tidak ingin dekat denganku?" muka Felix terlihat sangat sedih dan kecewa.

Jauza rasanya tidak ingin melihat Felix seperti ini. Aneh, padahal setiap hari dia selalu membuat orang-orang sedih. 'apa yang terjadi denganmu Jauza?'

Jauza menggelengkan kepalanya, "tidak, tidak bukan begitu... aku menggelengkan kepala itu karena... karena itu em, tiba-tiba saja kepalaku sedikit sakit. Itu saja".

Air muka Felix kembali ceria tapi ada sedikit kekhawatiran,, "oh syukurlah aku kira kamu tidak ingin dekat denganku. Apa aku harus memeriksamu? Kamu bilang tadi kepalamu sedikit pusing".

'aih apa itu? Apa pengelihatanku yang salah atau memang Felix melakukannya? Tadi aku melihat Felix sedikit menujukan senyum menggoda. Ah tidak mungkin, ini pasti pengelihatanku yang salah'

"tidak, tidak perlu. Ini hanya sedikit pusing saja hanya sekejap. Kau mengerti? Sekarang aku tidak apa-apa". Jelas Jauza.

"baiklah kalau begitu aku pergi, sampai jumpa".

Lady Jasmeen kembali duduk di sofa, "dokter Felix itu sangat tampan dan mempesona, benarkan?" Tanya Lady Jasmeen sambil mengedipkan matanya pada Jauza.

"a-apa? I-iya iya aku rasa iya, memang begitu. Semua orang pasti juga menilainya begitu". Jawab Jauza gugup dan pipinya terlihat sedikit memerah.

"iya, tapi tidak sebesar dirimu Miss Jauza," Lady Jasmeen mengedipkan matanya lagi.

"a-ada apa dengan matamu itu Lady Jasmeen, apa perlu aku meniupnya untukmu?" kata Jauza masih dengan kegugupannya.

"tidak, aku tahu Miss Jauza. Lihat wajah dokter Felix, lihat badannya yang terbentuk saat mengenakan jas dokternya, bagaimana dengan yang ada dibalik kemejanya?" Lady Jasmeen terus menggoda Jauza.

Wajah Jauza semakin memanas, "Lady Jasmeen, berhenti berbiara seperti itu. Kata-katamu itu sangat vulgar".

"oh benarkah? Aku tidak bisa menyaring kata-kata itu terlebih dahulu, itu langsung saja meluncur dari mulutku".

"kau menyukai dokter Felix, iya kan Lady Jasmeen?"

"apa? Tentu saja tidak, aku sudah punya tunangan dan aku sangat menyukai tunanganku itu. Walaupun dia tidak setampan dokter Felix".

"hufh sudahlah, aku sepertinya ingin beristirahat saja ke kamar".

"jangan melarikan diri dari perasaanmu, ingat itu". Kata Lady Jasmeen sebelum akhirnya Jauza pergi ke kamarnya.

ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang