Chapter XVII ~ konflik

773 48 3
                                    


"Ada apa Muscle? Apa ada sesuatu yang penting?"

"Saya hanya ingin bertanya pada tuan. Pada rencana awal, anda akan menyerang kerajaan kemarin tapi kenapa tidak jadi?"

Damon berdiri dari posisi duduknya, berjalan mendekati Muscle dan menepuk pundaknya, "aku ingin dia percaya padaku. Jadi kupikir lebih baik aku menepati janjiku, besok kita pergi kerajaan."

Setelah itu Damon pergi, berjalan melewati Muscle yang masih tegak berdiri. "Aku akan selalu mendukung tuan."

Damon sempat berhenti mendengar kata-kata Muscle, hanya sesaat setelah itu dia kembali melangkah pergi.

Percayalah, sekeras apapun sikap seseorang. Dihatinya pasti masih ada kelembutan walaupun hanya sebutir pasir.

.....,,.....

Setelah Zeno pergi Jauza sudah mencoba untuk tidur, tapi tidak bisa. Dia selalu terpikir mengenai ada apa yang salah dengan perkataannya sampai Arzachel marah dan Zeno kecewa.

"Aku, aku tidak melakukan apa-apa. Kami hanya berciuman."

"Oh bagus, apa hanya itu yang ada di fikiranmu?!" Arzachel.

"Aku benar-benar kecewa padamu," Zeno.

"Ish sebenarnya ini ada apa sih."

Akhirnya Jauza bangun dari tempat tidur, dia memutuskan untuk bicara dengan Arzachel. Setidaknya dia bisa bertanya pada Arzachel kenapa dia marah dan juga mungkin dia bisa bertanya "bisakah aku menemuinya?" Jauza harus segera bertemu dengan penyihir itu sebelum Damon datang. Besok, kemungkinan besar dia akan datang.

Tok-tok-tok

"Arzachel? Apa aku boleh masuk?"

Tak ada jawaban dari dalam, dengan memberanikan diri Jauza memegang gagang pintu lalu memutarnya. "Arzachel?" Panggil Jauza saat melangkah kedalam.

Ternyata Arzachel sedang melamun di depan jendela, melihat keluar dengan tatapan kosong. "Arzachel?"

.....,,.....

Aku hanya...

Aku hanya ingin dia...

Jauza...

Haruanya kau menahannya

Bukankah dia berarti untukmu?

Tadi aku melihat kalian berdua duduk berdua diatas kasur saat aku ingin menemuimu. Kalian bersenda gurau seperti dunia ini hanya milik kalian. Aku sangat cemburu dan marah melihat itu, tapi bagaimana aku bisa marah.

Lalu tiba-tiba kau sudah ada didepanku dengan wajah yang terkejut. Sejujurnya aku juga terkejut, tapi tidak terlalu. Kemudian kita berdua jalan bersama di istana, aku mengajakmu melihat peri air dan portal teleportasi.

Ciuman itu... aku tidak tahu itu berarti untukmu atau tidak. Tapi yang jelas aku sangat bahagia saat kau membalasnya. Apalagi saat aku melihat secarik kertas dalam bukumu terdapat sketsa wajahku.

Sejujurnya aku sangat bingung dengan apa sebenarnya mauku. Aku ingin kau menjadi milikku, tapi tentu saja tidak akan bisa. Aku ingin kau jauh darinya, tapi apa hakku dan aku tahu dia berarti untukmu dengan melihat betapa dekatnya kalian.

Aku ingin memilikimu, tapi aku juga ingin kau menahannya untuk tetap bersamamu. Karena aku tahu kamu ingin.

"Jauza, kenapa kau sulit sekali untuk ditebak. Sebenarnya kau suka padaku atau padanya?"

ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang