Chapter XIX ~ Jauza & Damon

769 52 1
                                    

"Dengar rencana ku dan Jauza adalah, yang pertama, Jauza akan mencoba untuk bernegosiasi dengan klan vampire." Jelas Aquila.

"Bernegosiasi? Maksudnya apa?" Tanya Arzachel.

"Iya, jadi Jauza akan mencoba agar para vampire bersedia untuk berdamai dengan dengan kerajaan Zeroun. Itu rencana pertama," kata Aquila.

"Tapi bagaimana Jauza akan melakukannya? Apa dia akan berhasil?" Tanya Zeno khawatir.

"Pertama Jauza akan mencari titik lemah Damon, kemudian ya... pokoknya begitulah," jawab Aquila.

"Lalu rencana kedua?" Tanya Luci.

"Rencana kedua Jauza akan memcoba agar klan vampire bersedia untuk berubah menjadi manusia." Jelas Aquila kembali.

"Tunggu, berubah menjadi manusia? Tapi bagaimana caranya?" Tanya Raja.

"Untuk hal itu nanti akan kujelaskan, yang harus kalian tahu terlebih dahulu adalah Jauza akan kembali kemari jika rencana pertama dan kedua berhasil. Dan jika itu terjadi, aku akan pergi bersama Jauza untuk mencari keberadaan peri. Itu rencana ketiga."

"Untuk apa kalian mencari keberadaan peri?" Tanya Arzachel.

"Itu dia, rencana ketiga ini berhubungan dengan rencana kedua. Para peri hampir tahu segalanya, dan mungkin mereka tahu bagaimana cara termudah untuk mengubah vampire menjadi manusia. Jika mereka benar-benar tahu, maka rencana keempat kami akan memcoba untuk membujuk para peri agar mau memberi tahu kami dan membantu kami untuk melakukan apa yang harus kami lakukan." Jelas Aquila.

"Tapi kalau mereka tidak tahu bagaimana? Atau jika mereka menolak untuk membantu bagaimana?" Tanya Luci.

"Kalau mereka tidak tahu atau tidak mau membantu, terpaksa kami akan menjalankan rencana cadangan. Rencana ini memang berbahaya, tapi mungkin tidak seberbahaya itu." Ucap Aquila dengan sedikit ragu.

"Memangnya rencana apa itu?" Tanya Arzachel.

.....,,.....

Sementara Aquila dan yang lainnya sibuk membicarakan tentang rencana-rencananya, kini Jauza sedang tiduran di kasurnya merasa bosan.

Karena ini masih siang jadi Jauza tidak bisa tidur, walaupun keadaan disini sedikit gelap tapi tetap saja ini masih siang. Akhirnya Jauza keluar dari kamarnya, dengan perlahan agar tidak ada yang menyadarinya.

"Anda ingin pergi kemana nyonya?"

"Wuaaa!" Teriak Jauza kaget. Ternyata sekarang didepan Jauza sudah ada pelayan setia Damon, dia tersenyum kecil kepada Jauza. "Ternyata kau, aku kaget tahu!"

"Maaf sudah membuat nyonya kaget, tapi nyonya ingin pergi kemana? Bukankah tuan Damon menyuruh anda untuk beristirahat?" Tanya Muscle.

"Iya, aku tahu. Tapi aku tidak biaa tidur, ini masih siang. Aku tidak biasa tidur siang, dan aku hanya ingin berkeliling. Itu saja," ucap Jauza.

"Nyonya tidak bisa pergi kemana-mana tanpa seizin tuan Damon. Kalau nyonya bersikeras, sebaiknya mintalah izin terlebih dahulu pada tuan Damon."

'Tunggu, kenapa dia memanggilku nyonya? Ah sudahlah itu tidak penting,' "makadari itu aku akan berkeliling tanpa sepengetahuannya, karena aku tahu dia tidak akan mengizinkannya." Jauza sangat kesal dibuatnya.

"Kalau begitu nyonya harus kembali masuk kedalam," kata Muscle dengan sabar masih berdiri disana memastikan bahwa Jauza tidak akan pergi kemana-mana.

"Hufh... terserahlah," Jauza menutup pintu dengan sedikit keras, kemudian dia membantingkan badannya keatas kasur yang empuk itu.

Sedangkan Muscle menggelengkan kepalanya setelah menghadapi sikap Jauza. Kemudian dia pergi dari depan kamar Jauza.

ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang