KIM MINGYU
Aku menatap kepergian mereka dalam diam dan penuh tanya. Kenapa mereka terlihat buru-buru sekali? Hm, mencurigakan.
Akhirnya, karena naluri keingintahuanku muncul ke permukaan aku mengikuti mereka dan mengintai mereka kira-kira mereka akan kemana sampai mereka sampai disebuah rumah bergaya rumah tradisional Korea. Aku menjaga jarak dengan mereka kira-kira lima meter jauhnya dari tempat mereka memarkir mobilnya. Aku bisa melihat Jayoung keluar lebih dahulu dengan raut wajah sedih?
Jayoung, kenapa dia tiba-tiba sedih?
Lalu Dokyeom menyusulnya dari belakang dan menarik tubuhnya hingga ia berada dibelakang Dokyeom sekarang. Setelah itu mereka masuk kedalam ruma tersebut. Setelah memastikan keadaan aman aku segera turun dari mobil dan dengan perlahan mendekati rumah itu. Dari sini aku bisa mendengar bunyi teriakan seseoang, entah itu siapa. Aku membuka pintu itu sedikit dan mendapati seorang pria berumue empat puluhan tengah memarahi Jayoung dan Dokyeom.
"... Apa anda pantas disebut seorang Appa? Saya rasa tidak." Ucap Dokyeom membuat aku tertegun. Bagaimana bisa Dokyeom yang memiliki pembawaan santai dan notabene anak baik-baik berkata seperti itu pada orangtuanya sendiri? Ya, walaupun Dokyeom sering memancing emosiku juga sih.
Tangan Ahjussi itu terangkat ke udara berusaha memukul Dokyeom namun Jayoung melindunginya.
Oh, tidak.
Aku masuk kesana dan berlari secepat mungkin melindungi Jayoung.
Bug!
Badanki terhempas ke samping, aku merintih kesakitan bahkan rasanya rusukku patah semua sepertinya. Sakit sekali.
Waktu seakkan berhenti dan Ahjussi itu masih terpaku di tempatnya, masih shock dengan apa yang terjadi begitu juga Dokyeom. Sedangkan Jayoung aku bisa melihat perlahan dia membuka matanya.
" A-ahjussi, kumohon. Jangan pukul Jayoung." Ucapku dengan terbata-bata sembari menahan sakitnya tulang rusukku. Sebelum pada akhirnya aku kehilangan kesadaranku.
Gelap.
DOKYEOM
Aku masih terpaku di tempatku, sedangkan Jayoung menutup mulutnya tak percaya. Ia menghampiri Mingyu dan memanggilnya berulang kali sembari terisak.
"Puas?" Tanyaku padanya namun dia hanya mendelik tajam kearahku.
"Kau..." Geramnya dan melangkah cepat kearahku dan menarik kera bajuku membuat aku bangkit berdiri dan mendorongku ke tembok.
"Hajima! Appa!" Teriak Jayoung membuat aku dan Appa menoleh kearahnya dan mendapati nafasnya tersengal-sengal. Mataku membelalak dan segera berlari kearahnya.
"Jayoung! Kau kenapa? Obatmu dimana?!" Tanyaku panik sedangkan aku tidak tahu Appa kemana. Aku meraih tas Jayoung dan tidak bisa menemukan obatnya dimana pun, bisa aku rasakan mataku memanas.
Aku tidak mau berakhir seperti ini.
"Dokyeom! Pasangkan ini pada Jayoung!"
Entah sejak kapan benda itu ada disana tapi aku memasangkan selang oksigen kepada Jayoung dan Appa membawa tabung oksigen tersebut. Lambat laun keadaannya mulai kembali normal walau ia masih terlihat sesak. Setidaknya aku bisa bernafas lega.
"Istirahat, Jayoung. Semuanya akan baik-baik saja..." Lirihku tepat ditelinganya, aku bisa melihat mulutnya yang bergerak ingin mengatakan sesuatu namun akh mengisyaratkannya untuk diam dan menstablikan kondisinya dulu.
"Kau tidak ingin Mingyu melihat kondisimu seperti ini, kan?" Tanyaku dan dia diam, berusaha mengatur nafasnya.
Aku beralih kearah Mingyu dan membopongnya ke sofa ruang tamu, membaringkannya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO SMOKING [FF SEVENTEEN]
FanfictionAku menyukaimu, tidak perduli kau membenciku atau membenci kegemaranku menghisap benda tersebut. Aku akan membuatmu menyukaiku. Cast : - Kim Mingyu Seventeen - DK Seventeen - Lee Jayoung C.weirdostabi *COMPLETE* ((dilarang menjiplak, mengcopy dan s...