DOKYEOM
Aku menunggu Jayoung di depan rumahnya, menyandar di mobilku sambil mengamati rumahnya. Ah, rumah ini. Banyak sekali kenangan aku dan Jayoung disini.
"Dokyeom!" Pekik Jayoung sambil berlari kearahku lalu menghambur ke pelukanku. Ia memelukku erat sekali.
"Aku tahu kau kangen padaku bahkan baru beberapa jam kita tidak bertemu saja kau sudah kangen denganku." Ucapku sambil terkekeh pelan, tapi aku merasakan cengkramannya di kemeja sekolahku begitu erat.
"Jayoung," panggilku namun dia tidak beranjak, lambat laun aku bisa mendengar isakan keluar dari mulutnya.
"Hei, kenapa?" Tanyaku sambil melepaskan pelukanku dan menangkup kedua wajahnya. Aku sedikit tersentak ketika melihat matanya yang sangat sembab.
"Kau kenapa, Jayoung? Ceritakan padaku." Pintaku.
"Appa, Dokyeom..." Lirihnya dengan suara habis menangis. Aku menghapus air mata yang mengalir dari kedua matanya dengan ibu jariku.
"Appa, wae?" Tanyaku.
"D-dia berniat menikah lagi dan a-aku hanya mengutarakan apa yang selama ini mengganjal dihatiku kemarin malam. Tapi dia pergi, aku takut, Dokyeom. Appa akan membenciku.." Ucapnya seakan ingin menangis lagi. Aku memeluknya erat, lalu mengusap punggungnya perlahan. Menaruh daguku di puncak kepalanya.
"Gwenchana, dia tidak mungkin membencimu. Mungkin dia hanya perlu sedikit waktu untuk menerima semuanya." Ucapku sambil terus menenangkan Jayoung.
Namun, menenangkan Jayoung sama saja dengan menenangkan bayi besar. Butuh waktu yang lama dan aku pastikan sebentar lagi dia akan merengek dan meminta hal yang tidak-tidak.
"Dokyeom," Panggilnya.
"Hm?" Jawabku.
"Aku mau kue ikan yang biasa kita suka beli."
Nah, kan!
"Astaga, Jayoung. Itu kan jauh sekali dari sini lagipula ini masih pagi mana ada yang jual kue ikan jam segini?" Ucapku menolak permintaannya, secara halus.
"Aku mau, Dokyeom!" Ucap Jayoung sambil mengerucutkan bibirnya sebal.
"Tapi Jayoung-"
"Kalau kau tidak mau mengantarku membelinya, aku akan marah selama seminggu denganmu." Ancamnya membuat aku menghela nafas panjang.
"Bukannya aku tidak mau, tapi kan kita harus sekolah beda kalau misalnya hari ini hari libur, Jayoung."
Namun dia hanya diam dan tidak mau melihat kearahku.Aku hanya mendesah pasrah karena tingkahnya yang masih seperti anak kecil dan hanya bisa mengiyakan permintaannya.
Sepertinya hari ini, kita akan membolos.
**
Aku dan Jayoung duduk disalah satu bangku taman, tak lupa kami sudah mengganti baju kami menjadi baju kasual, intinya bukan baju seragam. Berbahaya kalau sampai ketahuan kami membolos. Jayoung memakan kue ikannya dalam diam sambil bersenandung pelan. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahnya yang lebih mirip anak sekolah dasar daripada anak SMA. Aku mengigit kue ikan itu dan mengunyahnya perlahan."Dokyeom, kenyang." Ucapnya sambil menyerahkan kue ikan yang baru ia makan seperempat.
"Ya! Kau beli sepuluh buah kue ikan dan baru saja makan satu kue ikan, bukan. Bahkan kau hanya makan seperempatnya tapi sudah bilang kenyang? Kau kira aku tempat sampah? Buang-buang uang tau tidak?" Kataku padanya, namun dia hanya menggedikan bahunya tidak perduli membuat aku jengah dengan tingkahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NO SMOKING [FF SEVENTEEN]
FanfictionAku menyukaimu, tidak perduli kau membenciku atau membenci kegemaranku menghisap benda tersebut. Aku akan membuatmu menyukaiku. Cast : - Kim Mingyu Seventeen - DK Seventeen - Lee Jayoung C.weirdostabi *COMPLETE* ((dilarang menjiplak, mengcopy dan s...