LEE JAYOUNG
Aku merasakan tubuhku mati rasa, tidak bisa digerakan namun aku dapat mendengar bisikan-bisikan halus itu seakan membicarakanku diam-diam.
"Dokter, detak jantungnya menurun!" Pekik salah satu orang dari mereka, entah siapa. Suara itu sangat asing bagiku.
"Tolong ambilkan defibrillator!" Kata salah satu orang.
Defibrillator? Bukankah itu alat kejut jantung? Sebenarnya apa yang terjadi?
"Detak jantungnya belum stabil!"
"Satu kali lagi." Ucap orang itu, aku hanya bisa mendengar bagaimana suara defibrillator seperti menghantarkam listrik.
"Jantungnya stabil." Kata orang itu, aku bisa mendengar beberapa helaan nafas lega.
"Bertahanlah, Jayoung. Keluargamu menunggu di luar." Bisik seseorang pada telingaku.
Siapa dia? Kenapa dia bisa tahu namaku? Aku bersikeras untuk membuka mata namun nihil, aku tidak bisa.
KIM MINGYU
Aku memarkirkan mobilku asal di lobby rumah sakit. Seorang security menghampiriku dan yang aku lakukan adalah memberikan kunci mobilku kepadanya lalu berkata,
"Aku tahu aggashi ingin menyuruhku untuk memarkir mobil ini, namun aku harus buru-buru. Jika kau berbaik hati, aku minta tolong parkirkan mobilku jika memang mengganggu, ambil saja kalau perlu aku tidak perduli. Mianhamnida dan kamsahamnida." Ucapku meninggalkan security yang masih melongo si ditempatnya, terdiam.
Aku berlari ke meja receptionist.
"Ruang ICU dimana?" Tanyaku panik dengan nafas tersengal-sengal, orang itu segera menunjukkan arah dengan tangannya dan aku segera berlari kesana. Tidak perduli dengan bulir keringat sebesar biji jagung yang mengalir melewati dahiku.
Disana, aku melihat Dokyeom tengah menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong.
"Hyung, bagaimana keadaan Jayoung?" Tanyaku saat berdiri di depan Dokyeom.
Dia tampak diam sesaat, sebelum pada akhirnya bangkit dan menarik kerahku dan menyudutkanku di tembok.
"Kenapa kau datang kesini lagi? Belum puas kau membuatnya seperti ini? Kenapa sejak kedatanganmu, kau hanya membuat kehidupannya semakin buruk?" Tanyanya membuat hatiku tertohok.
"Aku hanya ingin menebus kesalahanku." Ucapku nyaris seperti bisikan. Ia tertawa sinis menanggapi jawabanku.
"Menebus kesalahmu? Dengan apa? Dengan menukar nyawamu dengan nyawa Jayoung? Menukar jantung Jayoung dengan jantungmu? Bodoh!"
Ia menghempaskanku lalu berjalan mondar-mandir frustasi. Aku menatap iba keadaan Dokyeom yang seperti orang kehilangan arah. Bagaimana pun juga, keadaan Jayoung menjadi lebih parah seperti ini karena aku.
"Kalau memang dengan begitu aku bisa menebus segala kesalahanku, akan aku lakukan." Ucapku dengan penuh keyakinan membuat Dokyeom menoleh dan memandangku dengan tatapan tak percaya.
"Bahkan ini bukan saatnya bercanda, Mingyu." Ucapnya lalu tersenyum meremehkan.
"Kata siapa aku bercanda? Apa dari raut wajahku dan nadaku berbicara aku seperti bercanda? Jangan bertingkah seolah kau tidak tahu bahwa aku serius, Hyung."
Ia menghela nafas panjang entah untuk apa. Dia duduk di kursi, lalu mengusap wajahnya kasar.
"Sekalipun aku mengijinkan pun, Jayoung tidak akan pernah setuju."

KAMU SEDANG MEMBACA
NO SMOKING [FF SEVENTEEN]
Fiksi PenggemarAku menyukaimu, tidak perduli kau membenciku atau membenci kegemaranku menghisap benda tersebut. Aku akan membuatmu menyukaiku. Cast : - Kim Mingyu Seventeen - DK Seventeen - Lee Jayoung C.weirdostabi *COMPLETE* ((dilarang menjiplak, mengcopy dan s...