7

1K 86 2
                                    

KIM MINGYU

Aku melangkahkan kakiku ke ruang teater. Bukan tanpa alasan aku mengikuti hal yang menurutku konyol ini. Aku hanya ingin untuk selalu berada di dekat Jayoung dan salah satunya lewat pementasan ini. Lagipula hal yang mudah untuk aku mendapat peran pertama, kalau tidak salah juga di scene filmnya ada adegan kissing kan? Jadi yah, bolehlah.

Lagipula aku tidak mungkin namja lain atau siapapun mencium Jayoung selain aku.

Aku membuka pintu ruangan auditorium tersebut dan mendapati kalau semuanya telah berlatih, aku mencari sosok Jayoung di seluruh penjuru sudut.

Gotcha!

"Jayoung!" Pekikku membuat Jayoung menoleh, mungkin seisi ruangan ini juga menoleh. Aku berlari ke arah Jayoung dan duduk di hadapannya, entah kenapa ia terlihat seakan menyendiri.

"Wae?" Tanyanya sambil membaca script drama, kurasa.

"Ayo kita berlatih bersama." Ucapku namun dia hanya melirikku lalu membaca kembali.

"Latihan sendiri." Ucapnya ketus membuat aku terdiam lalu tersenyum singkat.

"Aku lupa bawa script nya, jadi bagaimana kalau kita membacanya bersama?"

Kudengar ia menghela nafas pelan.

"Mingyu, bisakah kau hari ini tidak menggangguku? Aku lelah sekarang." Jayoung menatapku dengan pandangan yang sulit kuartikan. Awalnya aku ingin mengatakan sesuatu, tapi aku mengurungkan niatku. Aku mengangguk dan beranjak dari posisiku. Dengan langkah lemas aku keluar dari ruangan itu, tidak berniat latihan atau apapun.

Jayoung, dia sebenarnya kenapa?

***

Aku menunggu Jayoung selesai latihan, setelah menyuruh Dokyeom pulang duluan. Tentu saja supaya Jayoung tidak punya pilihan untuk tidak menolak ajakkanku. Aku melihat Jayoung melangkah kearaku dengan menunduk, aku terdiam untuk sepersekian detik. Rasa penasaran itu hinggap di dalam hatiku, namun aku tidak ingin bertanya. Aku tidak ingin seperti mengganggu Jayoung.

"Jayoung." Panggilku membuat ia menoleh dan berhenti tepat dihadapanku.

"Ada Dokyeom." Katanya singkat.

"Aku... Dia ijin pulang duluan katanya makanya dia menyuruhku untuk mengantarku pulang."

Maafkan aku berbohong, Jayoung. Jayoung hanya mengangguk lalu melewati membuat aku dengan segera meraih tangannya.

"Mau kemana?" Tanyaku.

"Pulang, kemana lagi?"

Aku meraih helm-ku dan memasukannya ke kepalanya. Ia sempat menolak, namun aku menahannya dan hanya membuka penutup helm tersebut.

"Aku tidak tahu apa masalahmu, tapi aku ingin menghiburmu. Sekali saja, ikuti aku." Ucapku nyaris seperti bisikan, bisa kulihat matanya berair namun dia hanya memejamkan matanya erat sebelum pada akhirnya mengangguk.

Aku naik ke atas motorku, begitu juga dengannya. Setelah itu aku melajukan motorku membelah kota Seoul yang sore ini tampak lebih sepi dari biasanya. Aku berhenti di salah satu kedai kaki lima dimana tempat menjual kue ikan, kesukaan Jayoung.

Aku tahu dari Dokyeom.

"Kenapa kita kesini?" Tanya Jayoung. Aku tidak menjawab pertanyaannya dan hanya membawanya masuk.

NO SMOKING [FF SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang