BAB 1 - About You

1.4K 37 3
                                    

Mentari menerobos masuk kedalam kamarnya melalui jendela kamar yang tidak tertutup oleh gorden. Ia mencoba mengerjapkan matanya untuk beradaptasi dengan sinar mentari yg menyengat. Pasti gara-gara mabuk semalam. Pikirnya. Sampai lupa menutup jendela dan pintu kamarnya. Mata indahnya yg berwarna coklat sudah bisa bersahabat dengan keadaan sang mentari, ia mengedarkan matanya untuk menemukan arloji pengingat yg biasa ia letakan di nakas. Namun nihil. Semua barang tidak terletak ditempat yang seharusnya. Sangat berantakan. Sekacau apa sih gue semalem? Pikirnya. Yang meninggalkan singgah sananya menuju Kamar mandi karna dia harus ke sekolah.

=========================

Mata coklatnya menatap dua orang yang sedang beradu argumen sebelumnya. Namun mulut mereka bungkam ketika seorang cowo tinggi, berambut agak coklat yang berantakan namun tetap memperlihatkan ketampanannya, mata coklat, hidung mancungnya dan kulitnya yang bersih. Noval. Anak kedua mereka. Yang sebenarnya menjadi perdebatan mereka sebelumnya.

"Noval" Panggil Laura lembut. Ia tau dibalik tatapan tajam yang sudah 1 tahun menjadi anaknya ini menyimpan kepedihan. "Maafkan Mamah" Lanjutnya. Noval tak menggubris Laura. Ia hanya berjalan lurus menuju tempat gantungan kunci. Yang dimana tempat kunci motor ninja nya bertengger. Tanpa sepatah kata. Ia pergi meninggalkan keheningan.

Noval melajukan motornya dengan sangat cepat membelah jalan di jakarta. Bukan. Bukan karna ia takut untuk datang telat kesekolah. Lagipula mau secepat apapun dia mengejar keterlambatan tidak akan bisa. Berangkat dari rumahnya saja Bell masuk sekolah sudah berdering. Dia sudah terbiasa dengan itu, datang telat. Namun ia melajukan motornya untuk melampiaskan kemarahannya kepada keluaraganya. Oh bukan. Mereka semua bahkan tidak pantas disebut keluarga.

=========================

"Maf bu, saya telat." Ucapnya enteng tak memandang sedikit pun kearah guru piketnya yang sudah bertengger dilapangan parkir. Tatapannya lurus kedepan. Disekolahnya yang besar ini memang siapapun akan dibukakan pintu gerbang jam berapa pun mereka datang, tapi siap-siap berhadapan dengan singa betina sang guru piket yang siap menghukumnya sadis. Tapi bagi Noval, omongnnya dan hukumannya hanyalah sebatas angin. Yang tak mampu menumbangkan dirinya.

"Kamu gak cape apa, val?" Tanyanya terpotong, karna yang diajak bicara hanya tetap memandang lurus kedepan. Kosong. Tatapannya kosong. "Noval!!" Bentaknya.
Noval menoleh, menaikan sebelah alisnya. Memberi tatapan, apa?

"Ibu cape ya setiap hari ngehukum kamu. Semua hukuman juga udah ibu kasih ke kamu! Ibu bingung harus apa lagi! Hah!" Beo, Maria. Guru piketnya yang sudah berapi api menghadapi Noval.

"Ibu cape?" Tanyanya santai. Noval menepuk bahu gurunya pelan. "Istirahat, bu"
lalu ia melangkahkan kakinya masuk menuju gedung. Ia tau, masalahnya tidak selesai sampai sini. Pasti dia akan berurusan dengan guru itu lagi. Nanti. Yang ditinggal hanya bisa menahan emosi dan geleng-geleng kepala.

=========================

Semua mata tertuju padanya. Siapa yang tidak terpesona oleh ketampanannya, namun sikap bandelnya yang diatas rata-rata membuat para gadis mencoret namanya dari daftar cowo yang patut didekati. Noval memang tampan, ditambah lagi posisinya disekolah ini cukup berpengaruh. Dia memang anak orang kaya, tapi tidak ada yang tau kenapa sikapnya sampai sebandel itu. Bahkan Noval sangat tertutup soal keluarganya.

"Hai, Bro!!" Seru Diaz temen kelas plus teman gengnya. Bersama Roy, Eza, dan Revan.

Muka Noval berubah 180° ketika mereka datang. Muka murungnya hilang, terganti dengan senyum yang mengembang. "Hai, bro.. Dari mana lo?" Tanyanya setelah ber High-five dengan mereka.

"Kantin, biasa." Jawab, Eza.

"Masih ada?" Noval menautkan alisnya.

Revan mengeluarkan sekotal rokok yang didalamnya masih tersisa 2 batang dan korek gas. "Kita selalu nyisain buat lo, bro" ujarnya sambil nyengir.

"Sial!" Noval menoyor kepala Revan karna dia hanya mendapati 2 batang rokok untuknya. Yang ditoyor hanya nyengir kuda.

Setelah mendapati rokoknya, mereka melenggang meninggalkan kelas menuju halaman belakang gedung sekolah. Tempat mereka. Tanpa ada yang tau satu pun orang. S A T U P U N. apalagi kalau bukan merokok. Ya, aktifitas mereka sebelum pelajaran dimulai. Atau bolos jam pelajaran sekalian.

=========================
Thanks ;)
Vote and Commentnya ya.. :)

'Cause Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang