Latihan Gladiresik sudah selesai. Semua sudah mantap untuk pertunjukan teater di acara Pensi besok malam. Semua murid yang bersangkutan juga sudah bubar meninggalkan ruang teater, hanya tinggal Andin, Arlos, Camel dan Imade. Karena Camel dan Imade harus mencocokkan kostum yang ribet terlebidahulu, Kostum Camel lebih tepatnya.
"Cantik!" Puji Imade kepada Camel yang sedang bersanding dengannya berdiri didepan cermin.
Ucapan Imade sedikit membuat Camel terbelalak dan salah tingkah.
"Lo juga ganteng pake kostum itu! Cocok." Timpal Camel. Balas memuji sandingannya sekarang.
"Ekhem!" Arlos berdeham yang membuat keduanya kikuk. Imade menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Dia hanya alih-alih menghilangkan gugupnya.
"Udah copot kostumnya! Besok kita pake, tau.. tar rusak lagi!" Cerocos Andin.
Camel dan Imade langsung bergegas kekamar ganti masing-masing. Sebelum Andin tambah membeo.
---------------------------------
"Gue gak nyangka cewe setomboy lo bisa seanggun tadi dengan gaun itu!" Ledek Arlos saat berjalan beriringan dengan Camel menuju keluar ruangan teater.
"Sial lo!" Desisnya lengkap dengan toyoran dikepala Arlos.
"Wah, songong nih anak!" Arlos mengacak-acak rambut Camel brutal.
Camel terdiam diambang pintu ruangan. Aktifitas mereka terhenti melihat Noval masih setia di posisi nya tadi. Namun sekarang matanya terpejam, ada headset yang tercantol didaun telinganya, dan ada rokok terselip dijarinya yang berasap ngebul.
"Val!" Panggil Camel. Namun yg empunya hanya diam tak bergeming. mungkin karena saking kencangnya alunan musik yang mengalir ke telinganya.
"Noval!" Panggil Camel lagi, agak sedikit berteriak.
Noval melepaskan headset dengan santai dan menoleh kearah Camel dan Arlos yang sedang menatapnya sekarang.
"Kok belom pulang?" Tanya Camel.
"Kalo gue udah pulang wujud gue gak mungkin ada disini, 'kan?" Pertanyaan Noval seakan menyadarkan betapa bodohnya pertanyaan Camel barusan.
Yang punya ucapan hanya nyengir kuda memperlihatkan gigi putihnya yang terbaris rapih. Manis. Pikir Noval.
"Gue mau ngajak ngobrol lo di Caffe Vennus tempat gue suka nongkrong, yuk!" Noval beranjak dari posisinya, menggandeng tangan Camel menuju parkiran.
Camel sedikit membalikkan badannya untuk melihat Arlos, dan menggerakkan bibirnya mengucapkan kata 'gue duluan ya, bayy!' Tanpa suara.
Arlos hanya membalasnya dengan senyum manis.
=========================
Noval dan Camel sudah memasuki Caffe itu. Masih dengan menggandeng tangan Camel, sedari turun dari motor.
Memang kelakuan anak ini tuh gak bisa ditebak. Seneng banget bikin jantung ku berpacu dengan cepat secara tiba-tiba. Grutu Camel dalam hati.
Caffe nya cukup ramai. Hampir semua tempat duduk penuh. Noval mengedarkan pandangannya mencari tempat yang kosong. Dapat. Dipojok dekat jendela. Noval menarik tangan Camel lembut. Menggandengnya menuju tempat duduk itu.
"Mau pesen apa?" Tanya seorang waiter ketika mereka baru saja menghempaskan tubuhnya diatas kursi.
"Hot Chocolate 1, lo?" Tanya Noval kepada Camel.
======= CAMEL POV =======
"Hot Chocolate 1, lo?" Tanya Noval kepadaku.
"Em, Hot mocca 1" Jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Cause Of You
Teen FictionSenja. Hangat. Indah. dan Siapa pun tenang Karnanya. namun dibalik Senja ada Gelap yg tertutupi oleh kehangatannya. sama seperti kamu. Noval.