Bruk!
Gebarakan meja terdengar setelahnya.
Semua pasang mata tertuju kearah Jack yang menggebrak meja.
"Udah cukup ya, Val! Udah cukup lo kaya gini. Gue muak! Lo gak bisa munafik terus-terusan menghindari dia, dia bokap lo! Kenapa, hm? Karena lo benci lo anaknya dia justru bukan anak Papah Arles, hm! Lo benci kenapa lo terlahir dari perbuatan yang haram. Iya!" Cerocos Jack tak tanggung-tanggung. Emosinya bergelonjak.
Tak ada yang merelai. Mereka masih menonton. Membiarkan sampai mana keributan ini.
"Tutup mulut lo, Bangsat!" Noval mengacungkan tangannya.
Setelahnya dia keluar rumah itu. Keluar dengan derap emosi yang menggebu-gebu, dia tidak mau insiden beberapa tahun yang lalu terjadi.
"Lo gak bisa terus-terusan menghindari dan lari. Huh!" Teriak Jack mengiringi kepergian Noval.
Plak!
Satu tamparan mendarat dipipi mulusnya. Opah. Menyadarkan omongan cucunya yang satu ini dengan tangannya.
"Kamu pikir kamu pantas bicara seperti itu, Jack? Hm!" Bentak Opah.
"Dia sudah cukup menderita dengan kesalahan ibunya dan Papahnya. Jangan kau buka luka dalam. Paham! Opah bisa membujuknya dengan cara opah, bukan seperti ini!" Yang diceramahi hanya bisa menundukkan kepala.
"Daniel, bawa Cayla kekamarnya!" Perintah opah. Ya, walaupun Cayla menunduk. Pundaknya yang naik turun menandakan dirinya sedang terisak.
Setelah Daniel dan Cayla pergi. Opah ikut meninggalkan meja makan.
Plak!
Satu tamparan mendarat dipipi Jack. Lagi. Kali ini tangan kasar Arvan.
"Kamu anaknya, tapi kamu tidak mencerminkan sedikit sikap baiknya. Justru dia. Anakku yang mencerminkan sikapnya!" Kata Arvan ketus. Dan berlalu meninggalkan meja makan.
Makan malam yang kacau.
=========================
Baru jam setengah sepuluh. Tapi bosan masih saja menyelimuti ketiga orang ini yang sedang berkutat dengan dunianya masing-masing.
Camel tiduran dengan meletakan kepalanya diatas paha Dante. Genta kepalanya diletakkan diatas perut rata Camel. Mereka semua berkumpul diruang keluarga, tapi pikiran mereka sibuk dengan ponsel masing-masing.
Ting!
Akhirnya suara Ponsel Camel berbunyi. Aktivitas main Gamenya terhenti. Ia segera membuka aplikasi LINE untuk melihat notif siapa yang nyangkut diponselnya.
Mel, keluar yu! Temenin makan diluar. Laper nih..
Fira. Dia menyelamatkan Camel dari bosannya.
Oke!
Dia langsung bangkit beranjak kekamarnya untuk mengganti baju setelah membalas LINE dari Fira.
"Mau kemana?" Pertanyaan Dante menghentikan langkah Camel diambang pintu ketika sudah ingin keluar.
"Mau nemenin Fira cari makan, bang!" Camel memperlihatkan cengirannya.
"Ikut ka!" Ucap Genta semangat.
"Engga, lo temenin abang de! Adu PS sama gue. Jangan pergi!" Hardik Dante. "Kmu boleh pergi!"
Camel langsung nyengir. Berbalik dengan Genta yang cemberut.
"Gue pergi!" Camel mencium pipi Dante. Lalu melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Cause Of You
Teen FictionSenja. Hangat. Indah. dan Siapa pun tenang Karnanya. namun dibalik Senja ada Gelap yg tertutupi oleh kehangatannya. sama seperti kamu. Noval.