"Mau apa anda kesini?!" Bentak Noval ketika memasuki rumahnya.
Camel hanya bisa tertegun diambang pintu melihat kejadian itu.
Satu bingkai foto yang membingkai dua orang sedang bercengkrama diruang keluarga tergelak hancur dilantai.
Noval memandang adiknya Cayla yang berdiri rapuh menahan tangisnya.
"Mel, bawa ade gue ke kamarnya!" Pinta Noval.
Tanpa bertanya lebih lanjut Camel berjalan menghampiri Cayla lalu merangkulnya. Cayla melangkah gontai menunjukan arah kamarnya.
======= NOVAL POV =======
"Mau apa anda kesini? Jawab!" Bentak gue lagi kepada Arvan. Emosi gue sudah tidak terkontrol, kenapa foto Mamah sama Papah bisa pecah? Hancur tergelak dilantai.
"Papah hanya meminta Cayla dan kamu datang ke acara Makan malam keluarga besar, papah berusaha berbicara baik-baik sama adik kamu. Tapi dia terus-terusan menghindari papah dengan tatapan takut, dan setiap kali papah mendekatinya dia melempari barang apapun yang dekat dengannya kearah papah-" Jelas Arvan panjang lebar. Matanya menatap bingkai yang hancur.
" termasuk foto Mamah kamu dan... Arles!" Lanjutnya.
"Jelas dia menghindari anda dan takut dengan anda. Anda tidak jauh beda dengan hal yang perlu ditakutkan karena sudah merusak segalanya, paham!" Suara gue menggelegar memenuhi seisi ruangan. Amarah gue kini sudah naik pitam.
"Saya akan menghadiri jamuan makan malan nanti dengan Cayla. Atas permintaan opah. Bukan anda!" Lanjutku dengan tajam dan dingin. "Sekarang keluar!"
Arvan tak bergeming. Dia masih dengan posisinya menatap gue dengan nanar.
"KELUAR!" Bentak gue.
Langkah gontai Arvan keluar dari rumah gue. Dia melajukan mobilnya dengan cepat. Gue segera lari ke kamar Cayla, yang kebetulan bersebelahan dengan kamar gue.
======= CAMEL POV =======
Aku gak tau sama apa yang barusan terjadi. Aku disini. Disebuah kamar yang berdominan berwarna biru laut, dengan beraksen perempuan. Duduk diatas kasur memeluk seorang gadis cantik yang sedang menangis dengan sendu, mengisyaratkan kepiluan yang begitu besar.
Entah siapa pria yang umurnya tak jauh beda dengan papah, yang barusan membuat suara Noval menggelegar sampai ke lantai atas. Jelas suara yang mengandung begitu besar keamarahan.
"Kamu gapapa?" Tanya Noval cepat. Dia berlari kearah kami, dan langsung menggantikan posisiku. Memeluk tubuh gadis itu erat.
Gadis itu menggeleng lemah. Bibirnya yang bergetar tak mampu mengeluarkan sepatah katapun.
"Nanti jam 8 kita dateng ketemu opah, ya. Kita punya waktu satu jam buat kamu nenanging diri kamu, kamu gak usah takut. Ada kakak!" ucap Noval lembut. Dia bukan diri dia seperti apa yang terlihat biasanya disekolah. Noval yang sekarang sangat lembut dan penyayang.
"Val!" Panggilku hati-hati. Noval menoleh. Memberi tatapan mengatakan, apa?
"Gue pulang sekarang ya, gue bisa naik taxi. Lo gak perlu khawatir. Ade lo jauh lebih butuh lo dibanding gue, gue pamit ya. Bayy!" Aku beranjak. Namun tangan Noval yang satu menahanku.
"Thanks!" Ucapnya pelan. Hampir terdengar seperti bisikan. Aku tau dia sangat sedih saat ini. Begitu terlihat dari matanya. Menatapku khawatir, dan perasaan tak enak.
Aku hanya bisa membalasnya dengan senyum yang mengembang. Mengisyaratkan bahwa Aku baik-baik saja!
Aku melangkah keluar kamar adiknya setelah Noval melepaskan cekalan tangannya di pergelangan tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Cause Of You
Teen FictionSenja. Hangat. Indah. dan Siapa pun tenang Karnanya. namun dibalik Senja ada Gelap yg tertutupi oleh kehangatannya. sama seperti kamu. Noval.