"Tunggu!" Teriakan itu menghentikan langkahnya diambang pintu.Mampus. Pikirnya.
Dengan hati hati Camel membalikan tubuhnya. Syukurlah. Ia bisa bernafas lega, ternyata bukan Noval yang memanggilnya.
"Hay!" Sapa seorang cowo yang sudah berada dihadapannya.
"Ha-hai" Balas Camel gugup. "Ada apa, ya?" Lanjutnya.
"Lo Camel kan?" Tanya cowo itu yang dijawab anggukan dari Camel. "Lo disuruh keruang Teater nanti jam istirahat"
"Mau ngapain?" Tanyanya.
"Gak tau, gue cuma disuruh Andin ketua Teater nyampein ini ke lo" jawab cowo itu. "Yaudah duluan ya.." pamitnya.
"Oh, iya. Thanks sebelumnya." Cowo itu membalas dengan senyum.
Camel melangkah masuk kedalam kelasnya yang gaduh, sudah pasti guru tidak ada. Sudah menjadi kebiasan setiap kelas jika Free Class akibat guru bersangkutan yang berhalangan hadir.
"Whoo.. ada apa nih?" Tanya Fira centil, ketika Camel sudah duduk disampingnya. sepertinya tadi dia melihat perbincangan singkat Camel dan cowo itu. Imade. Waketos sekolahnya, yang tampan plus asli orang bali.
"Jangan centil deh, dia cuma ngasih info kalo gue istirahat dipanggil Andin ke ruang Teater. Temenin ya?" Pinta Camel, memasang puppy eyes nya.
"Ya ya ya.. Btw, nih, gue balikin Novel lo" ujar Fira sambil memberikan novel kepada empunya nya.
"Tumben dibalikin" ledek Camel sambil memasukan Novelnya kedalam loker kolong mejanya, tapi aktifitas nya terhenti karena menemukan sesuatu didalam loker kolong mejanya.
Kertas origami berwarna pink berbentuk burung burungan
"Whooohhh.. apaan tuh?" Tanya Fira heboh ketika Camel menunjukan kertas itu. Yg ditanya hanya menggidikkan bahunya dan membuka lipatan kertas itu.
Hai.. selamat pagi :)
Tulisannya rapih, menggunakan pena berwarna biru. Secret admirer. Apa Camel punya secret admirer?
"Dari siapa, mel?" Tanya Fira.
Camel menggelengkan kepalanya. "Wow, lo punya secret admirer mel" gumam Fira. Camel hanya diam dan memasukan kertas yang sudah ia lipat kembali menjadi bentuk semula. Tentunya dengan mengikuti bekas jejak lipatan itu.=========================
"Kenapa manggil gue, din?" Tanya ku ketika sudah berhadapan dengan Andin.
"Boleh minta tolong, gak? Gue butuh 1 orang setiap kelas buat perwakilan pentas teater. Setiap kelas wajib nyumbang 1 anak. Tolong siapin datanya, ya.." Pinta Andin, ya aku tau kenapa dia memanggilku kesini bukannya Arlos sang ketua kelas. Pasti karena aku wakil ketua kelas dan kondisinya sekarang Arlos gak masuk kelas. Uff.
"Butuh datanya kapan?" Tanyaku.
"Em, besok, kalo Arlos gak masuk lo bisa pilih sendiri anaknya dan kasih datanya ke gue" Jawabnya antusias.
"Sip, yaudah gue Fira pamit" aku mengundurkan diri keluar ruangan diikuti Fira. Menuju kantin, pastinya.
Kantin seperti biasanya ramai. Tapi kali ini lengkap karena ada gerombolan Ipa.3 dan Ips.2. Aku melihat Noval disana, dengan rokok yang terselip dijarinya dan satu tangannya merangkul Raya. Anak Ips.3. Tapi asal kalian tau, Raya bukan pacarnya. Pacarnya adalah Nayla, mereka beda sekolah dan beda agama tentunya. Mereka ramai dibicarakan di twitter sekolah, jadi jangan kalian pikir aku stalker nya.
"Mel, lo mau mesen apa?" Tanya Fira membuyarkan lamunanku. Dia sudah menempatkan meja kantin yang akan kita tempatkan untuk makan nanti.
"Gue mau ke Tempat Jus, lo?" Aku balik bertanya.
"Mie ayam, mau? Gue nitip Jus Mangga satu ya"
"Gue mau deh, Yaudah gue ke tempat jus, lu ke mie ayam. Bay.." pamitku pergi pisah dengan Fira.
Untungnya tempat Jus tak terlalu ramai jadi aku tak perlu repot repot mengantri.
"Bang, Jus jeruk satu Jus mangga satu ya" pesanku.
"Iya, tunggu ya neng" jawab abang itu sambil menuangkan Jus jeruk kedalam satu gelas penuh. Cepat sekali. Atau itu bukan milikku. Ge-ernya.
Tak lama pesananku pun jadi. Abang itu memberikan satu nampan berisi dua gelas jus diatasnya.
"20 ribu, neng" Tagih sang penjual. Aku menunpukan nampan itu pada satu tanganku, satunya lagi kupakai untuk merogo sakuku. Astaga. Aku tidak menemukan sepeserpun disana.
"Masa cantik cantik ngutang, neng" sindir abang itu, yang sepertinya memperhatikan gerak gerikku.
"Bang, pesenan gue mana? Lama, nih!" Suara berat itu tiba tiba hadir didekatku. Entah sejak kapan dia berdiri disampingku. Sepertinya dia memang benar-benar tidak sadar waktu itu.
"Nih, maaf ya den" Tukang jus itu memberikan segelas Jus jeruk yang tadi ia tuangkan pertama kali aku datang. Oh, itu miliknya. Setelah mendapatkan pesanannya, ia membayar tukang itu dan membalikan badan berniat untuk pergi.
"Tunggu.." Cegahku tidak ada takut-takutnya. Ayolah Camel, siapa yang akan kamu hadapi.
Noval membalikkan tubuhnya memberikan tatapan, Apa?
"Dompet Gue ketinggalan, boleh gue minjem 20 ribu? Gue tau kelas lo. Pas Bell masuk sebelum pelajaran gue bakal ke kelas, lo. Balikin uangnya." ucapku cepat. Ya, mungkin aku satu-satunya perempuan yang berani beraninya seperti ini kepadanya. Tapi, sudahlah. Aku butuh uangnya untuk menghindari sang Abang tukang Jus.
Noval menjulurkan tangannya ke arah abang tukang jus. Ia memberikan uang 20 ribu, setelah itu pergi tanpa kata. Sombongnya. Dan aku yakin, dia benar-benar lupa. Ah sudahlah. Aku melangkah pergi setelah terbebas dari sang Abang Jus.
-----------------------------
"Lo pdkt sama abang abang jus nya, mel? Lama amat.." Dengus Fira kesal.
"Gue lupa bawa uang, sial." Balasku.
"Terus?" Fira menyeruput jusnya. Semoga tidak sakit perut karena aku masih hutang dengan Noval.
"Uang gue masih didompet, lupa gue sisihin. Untung tadi ada Noval, ya gue minjem duit dia" Jelasku santai.
"Anjirrr.." Histerisnya sambil menggebuk pelan meja. "Lu kok berani, Mel?" Tanyanya antusias.
"Dih, ngapain takut. Sama sama orang kali." Jawabku enteng.
Fira minggidikkan bahunya. Ngeri. "Dia anak nya kan urakan, rusuh, bader, ahh pokonya Bad Boy lah.." Nilai Fira.
"Gue gak suka lu kaya gini ya. Kita gak berhak menilai seseorang tanpa tau sisi lain orang itu. Paham." Ucapku tegas. Fira memang menyebalkan.
"Iya iya, Maaf"
=========================
Bell Masuk sudah berdering dari tadi. Setelah mengambil uang dikelas Camel segera melangkah menuju kelasnya Noval. Terdengar dari luar kelasnya sangat gaduh, pasti tidak ada guru didalamnya.
Camel mengetuk pintu tiga kali, tapi tidak ada yang menghiraukan kehadirannya. Camel melangkah masuk tanpa takut, ia mengedarkan matanya mencari sosok Noval. Ketemu. Dia sedang duduk bersama gerombolannya dipojok. Tertawa dan bernyanyi dan entahlah. Kelas ini ramai sekali.
"Noval!" Panggilnya dengan agak sedikit berteriak. Good. Bahkan teriakannya saja tidak membuat semua orang yang berada didalam kelas ini menyadari kehadirannya. Camel ingin berjalan menghampiri gerombolan Noval, tapi ada gerombolan lain yang duduk tak jauh dari gerombolan Noval dan menghalangi langkahnya. Sial.
Bruk!
Suara gebrakan meja membuat semua mata menoleh. Tertuju kepada pusatnya. Kelas yang tadinya sangat sangat ramai menjadi hening.
=========================
Thanks ;)
Vote and Commentnya ya.. :)
Maaf kalo suka typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Cause Of You
Teen FictionSenja. Hangat. Indah. dan Siapa pun tenang Karnanya. namun dibalik Senja ada Gelap yg tertutupi oleh kehangatannya. sama seperti kamu. Noval.