Chapter 14

41.9K 762 23
                                    


--------------------

"Maaf aku tidak bisa" ucapku lirih dan sedetik kemudian Marvel menjauh dariku dan duduk di sofa.

"Aku terlalu bernafsu melihat mu, aku lah yang minta maaf" Ujar Marvel dan terlihat merasa bersalah.

Aku berusaha tersenyum ke arah nya. "Aku lelah. Aku akan pergi tidur lebih dulu. jika kau ingin tidur di kamar, masuk saja. Tidak aku kunci"

"Tidurlah, aku belum mengantuk" Ucapnya dengan membelai wajah ku. Aku tersenyum lagi ke arah nya dan berdiri untuk beranjak masuk ke kamar. Menutup pintu nya yang sengaja tidak ku kunci.

Aku duduk di tepian ranjang. Ada segelintir perasaan aneh yang melanda ku. Aku tidak lagi merasakan apa - apa jika berada di samping Marvel. Maksud ku degupan jantung yang biasa ku rasakan ketika bersamanya, kini telah tiada. Ada apa dengan ku?

Kepalaku mulai terasa berat lagi karna terlalu banyak untuk berpikir. Kemudian aku mengambil obat tidur di dalam laci sebelah ranjang ku. Dan meminum nya bersamaan dengan air mineral yang memang selalu ku taruh di atas laci.

Menarik nafas dalam - dalam. Aku menarik selimut dan tertidur.

****

Sinar matahari memunculkan keberadaannya dengan malu - malu. Aku terbangun ketika mendengar bunyi alarm dari ponselku. Mengerjapkan mata dan meraih ponselku di atas laci kemudian mematikan alarm yang berbunyi sedari tadi. Mata ku menyapu ke seluruh ruang kamar ku. Tidak mendapati sosok Marvel. Aku pikir dia akan tidur di kamar ku. Mata ku beralih pada jam dinding. Menunjukkan pukul 6 pagi. Ah, masih sangat pagi!

Aku beranjak dari kasurku menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika aku membuka pintu kamar, ternyata Marvel tengah tertidur di atas sofa dengan melipatkan kedua tangannya di dada. Oh ya tuhan!

Aku merasa kasihan melihat Marvel. Ku dekati dia dan berjongkok di depan sofa tepat ia tidur. Ku perhatikan setiap sudut wajah nya. Aku tersenyum miris melihatnya. Dia begitu sempurna. Apa aku layak berada di samping nya? Aku pun mendaratkan kecupan singkat di bibirnya.

Merasa terganggu, Marvel mulai mengerjapkan matanya dan terbangun dari tidur nya.

"Good morning" sapa ku hangat. Ia hanya tersenyum melihatku dan meraih daguku. Mencium bibirku dengan hangat.

"Morning too"

Aku tertawa melihat wajah nya ketika bangun tidur. Sangatlah natural.

"Jam berapa ini?" Tanya nya yang celingak - celinguk.

"Jam 6. Masih sangat pagi. Ada apa?"

"Oh tidak papa" jawab nya santai dan bangkit berdiri menuju meja makan dan mengambil air kemudian meneguk nya sampai habis.

"Akan aku buatkan sarapan" ucap ku kemudian beranjak menuju dapur.

"Kau sudah bisa masak?" Tanya marvel yang membuatku menggarukkan kepala yang sama sekali tidak gatal.

"Aku bisa memanaskan makanan tadi malam. Jangan meremehkan ku seperti itu" Ujar ku yang langsung mengambil makanan dari dalam kulkas yang semalam Marvel masukkan.

"Tapi aku tidak percaya jika kau bisa. Sini aku bantu" ucap nya seraya mendekat ke arah ku. Ia menaruh teplon di atas kompor dan menyalakan api kompornya.

"Mengapa aku sangat payah dalam memasak?" Gerutu ku melipatkan kedua tanganku di dada.

Marvel hanya tertawa cekikikan melihatku. Aku mengulum bibirku dan ikut tertawa dengannya.

Marvel mulai membolak - balikkan daging asap nya. Aku memperhatikannya dengan seksama dan mengangguk samar. Kemudian aku memeluk Marvel dari belakang.

JESSIE (Addiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang