Hari ini. Hari yang tepat untuk bertemu dengan Marvel dan juga Alex. Jessica ingin mengucapkan maaf dan terima kasih kepada keduanya. Karna mungkin tanpa mereka, Jessica tidak bisa keluar dari club yang telah menjerumuskannya kedalam hal-hal yang negatif.
Langkah Jessica kian mantap ketika memasuki area perusahaan. Ia berjalan menuju ruangan Marvel yang terletak di lantai 3. Ia menghela nafasnya berkali kali. Kenapa ia begitu gugup?
Dentingan pintu lift terbuka yang membuatnya tersadar. Lalu ia kembali melangkahkan kakinya memasuki ruangan Marvel. Ruangan Marvel yang tidak besar jika di bandingkan dengan Alex. Karna jabatan Marvel adalah staf manager.
Jessica mengetuk pintu ruangan Marvel terlebih dahulu. Merasa tidak ada respon sama sekali, ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Keadaan di ruangan Marvel sangat rapi. Barang-barang terletak beraturan pada tempatnya. Tapi, Marvel tidak berada di ruangannya. Kemana dia? Padahal sudah pukul setengah sembilan. Apa dia belum datang?
Merasa tidak ada keberadaan Marvel di ruangannya, Jessica berpikir untuk nanti saja membicarakannya. Ia pun keluar meninggalkan ruangan Marvel. Namun, secara tidak sengaja mereka berpapasan tepat di depan pintu ketika jessica baru saja keluar. Terlihat raut wajah terkejut dari Marvel.
"Ada apa ke ruanganku pagi-pagi sekali? Apa ada perlu?" Tanya Marvel dengan tangan menggenggam cup berisi kopi yang asapnya masih mengepul.
"Umm.. tidak. Hanya saja ada sesuatu yang ingin aku bicarakan"
"Sesuatu? Apa itu? Kalau begitu, kita bicarakan saja di dalam ruanganku. Bagaimana?"
Jessica mengangguk dan mengikuti Marvel yang masuk ke dalam ruangannya. Ia langsung duduk di kursinya dan berhadapan langsung dengan manik mata Jessica.
"Nah, sekarang kau boleh bicara. Apa yang ingin kau katakan?"
"Um.. aku.. minta maaf. Atas kejadian tempo hari yang akhirnya membuat kalian berkelahi. Sekali lagi aku minta maaf..."
"Hei, untuk apa kau minta maaf? Kau tidak salah sama sekali Jess
..""Dan juga aku ingin berterima kasih padamu. Atas segalanya yang telah kau berikan padaku. Aku sungguh bersyukur bertemu seseorang sepertimu. Kau mungkin bisa menemukan yang lebih baik dariku. Percayalah.."
"Ya, aku harap begitu. Jika kau mencintainya, cintai lah dia dengan sepenuh hati. Aku ikut bahagia jika kau juga bahagia" ujar Marvel dengan senyum tipisnya. Walau hati sebenarnya berat untuk mengatakannya.
"Huhh.. aku merasa lega sekarang karna sudah mengatakannya. Aku pikir kau akan marah padaku. Yasudah kalau begitu, aku permisi dulu. Selamat bekerja"
Jessica keluar dan menutup pintunya. Lalu ia menghembuskan nafasnya lega. Punggungnya menyandar pada pintu. Seakan otot kakinya sekarang melemah.
Ia menepuk nepuk dadanya agar detak jantungnya kembali normal.
****
"Jessica? Boleh minta tolong tidak?" Tanya nada yang datang secara tiba-tiba.
"Minta tolong apa Nad?"
"Tolong antarkan beberapa dokumen ini ke ruangan pak Alex. Aku masih harus melanjutkan yang lain. Tolong ya" ujar Nada dengan memberikan map yang berisikan berkas-berkas dokumen.
Ya apa boleh buat? Membantu orang bisa mendapatkan pahala nantinya.
Lalu Jessica berjalan menuju ruangan Alex. Ia memberanikan dirinya sendiri. Sebelum ia masuk, jessica mengetuk pintu beberapa kali dan terdengar sahutan dari Alex untuk menyuruhnya masuk. Jessica membuka pintunya dengan sangat pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JESSIE (Addiction)
RomanceNC21++ CERITA INI BERKONTEN DEWASA! DIHARAPKAN BAGI READERS UNTUK MENYESUAIKAN DENGAN UMURNYA **** Jessica Swift atau yang biasa di panggil Jessie. Kehidupan Broken Home sangat mempengaruhi hidupnya sehingga ia bekerja sebagai Pekerja Sex Komersial ...