5

229 5 0
                                    

Belum sempat memejamkan mata, aku kembali bangkit dari tempat tidurku dan meraih ponselku yang bergetar,

Selamat malam Kei, Isi pesan yang kuterima dari Rangga. Jantungku berdebar kencang, senyum manis terukir di wajahku. Aku merasa sangat bahagia, ya walaupun hanya ucapan selamat malam, tapi ini sangat berkesan. Aku kemudian menaruh ponselku kembali dan berbaring lagi, aku perlahan memejamkan mataku, namun wajahku masih dihiasi dengan ukiran senyum bahagia.

Dinner with you

Pelajaran hari ini telah usai, aku segera merapikan buku-buku pelajaranku ke dalam tasku dan bergegas keluar dari kelas,

"Chik, Sin, Noe, aku duluan ya," pamitku

Chika mengejarku, "Jangan pulang dulu, Kei"

Aku menoleh ke arahnya "Kamu larang aku pulang? Kamu gak tau

Mama marahnya gimana sih, kalo aku pulang telat, aku pasti udah dimarahin tujuh hari tujuh malem,"

Sindy menghela nafas "Jangan jadi anak lebay, bisa "kan?"

Aku hanya mendelik,

"Sebenernya kita ada proyek baru, jadi kita larang kamu pulang," tegas Noella

"Kamu pasti seneng dengernya," tambah Sindy, membuatku merasa sangat penasaran

Aku kemudian menatap mata mereka lekat-lekat "Ini seriusan?"

Chika, Sindy dan Noella tersenyum dan mengangguk serempak.

"Ya elah, Cuma gitu responnya! Kasih tau kek proyek apaan," celotehku

Sindy sepertinya geram dengan perkataanku "Sabar bisa kali,"

Aku hanya mengangkat bahu tanda kurang antusias

"Nih, kita bakal Dinner sama semua anak kelas kita," ucap Chika

Aku tersenyum lebar, mataku penuh binar, "Serius?"

"Perasaan tadi pertanyaan ini udah keluar deh, tuhkan mulai error!" jawab Noella

"Siapa yang error?" tanyaku polos

Noella menggeleng-gelengkan kepalanya "Dirimu..." teriaknya keras, membuat telingaku terasa sakit

Aku hanya tertawa kecil, sedangkan sahabat-sahabatku hanya menggelengkan kepala dan menghela nafas

Dinner sama semua temen sekelas? Berarti ini kesempatan aku buat dinner sama Rangga dong, gumamku sambil tersenyum tipis.

Tak bisa dipungkiri, perasaanku terhadap Rangga semakin hari semakin bertambah. Aku tak bisa menahannya, tapi aku takut, takut jika suatu saat nanti dia pergi begitu saja dari hidupku. Sementara aku terlalu berharap lebih padanya, aku takut jika semuanya benar-benar terjadi.

Aku ingin selamanya dekat dengannya, mungkin ini memang egois, tapi inilah harapanku terhadap sosok lelaki sempurna dimataku itu.

***

Aku mengobrak-abrik lemari pakaianku, baju yang terasa kurang cocok aku lemparkan begitu saja ke atas kasur, sehingga membuat tempat tidurku sangat berantakan

Mana sih? Gumamku sambil terus mengobrak-abrik isi lemariku,

Aku mencari baju yang pas untuk digunakan dinner nanti malam bersama teman-temanku. Aku harus menemukan baju yang cocok, karena kali ini kita akan dinner di sebuah cafe disalah satu mall ternama di Bandung, terlebih aku akan bertemu dengan Rangga

"Kei ...!" teriak Mama,

Aku menoleh ke arahnya "Eh, ada apa Ma?"

Mama hanya menggeleng-geleng kepala, matanya membulat, mungkin karena melihat kamarku yang sudah seperti kapal pecah kali ya,

Berawal Dari Hanya KagumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang