6

185 4 0
                                    

Jangan sampe mereka tahu, aku suka sama Rangga. Gumamku sambil membalikkan badanku

Bruk ...

Belum juga melangkah aku sudah menabrak orang, apa karena pikiranku sedang kacau? Entahlah, aku segera menengadahkan wajahku ke atas dan melihat siapa yang aku tabrak,

Rangga ... Gumamku dalam hati, aku merasa sangat kaku berada dihadapannya, keringat dingin mengucur begitu saja, membuat kesan horor tersendiri bagiku. Mulutku membisu, aku tak bisa berbuat apa-apa lagi, Ya Allah, apa yang harus aku lakukan,

"Sakit gak? Maaf ya, aku lagi buru-buru soalnya," Rangga menatapku tersenyum dan berlalu begitu saja sebelum aku menjawab pertanyaannya,

Aku terkesima dan kembali duduk di kursiku,

Sahabat-sahabatku saling bertukar pandang, mungkin mereka merasa ada ke anehan dalam diriku,

"Gak apa-apa "kan?" Sindy menatapku,

Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala

"Gak jadi nih pesennya?"gumam Noella,

Aku tersadar dan segera mengumpulkan kesadaranku sepenuhnya

"Emm, tadikan Rangga udah lewat, pasti bentar lagi juga makanan datang, jadi ya ... gak jadi"

Makanan sudah datang di meja kami. Kehangatan begitu terasa ketika beberapa meja ini digabung menjadi satu, agar menciptakan dinner yang penuh dengan kebersamaan. Sesekali aku melirik ke arah Rangga, dan jika ia menemui pandanganku, aku segera mengalihkan pandanganku, aku takut dia merasa terganggu,

Perasaan yang luar biasa dihatiku membuatku tak nafsu makan, ingin rasanya cepat pulang, padahal aku tadi siang sangat bersemangat, namun karena kejadian tadi, aku menjadi merasa salah tingkah dan malu,

Aku harus bisa menyembunyikan perasaanku, karena aku takut, dia akan mengetahui perasaanku dan pergi begitu saja dari hidupku, biar hanya teman tapi selalu ada, daripada dia mengetahui perasaanku yang sebenarnya lalu menjauh.

Di bumi perkemahan

Beberapa hari lalu aku minta izin kepada Mama untuk mengikuti bakti perkemahan, di bumi perkemahan ini. awalnya Mama merasa khawatir, tapi setelah aku yakinkan Mama bahwa aku akan baik-baik saja, Mama mengizinkanku,

Dan sekarang aku sudah sampai di bumi perkemahan nan permai ini. udara disini sejuk, tempat ibadah juga tersedia dan di rawat dengan baik, kamar mandi juga tersedia. Karena bumi perkemahan ini berada pada obyek wisata, jadi tersedia juga berbagai macam fasilitas lainnya. Disini juga tersedia arena bermain, macam-macam hewan dan juga yang lainnya.

Kami mendirikan tenda di tempat yang telah disediakan pihak sekolah.

"Kei, bawa patok lagi "kan?" tanya Chika

Aku mengambil patok dari dalam ranselku "butuh "kan? Nih," aku memberikan seikat patok yang berisi lima buah patok.

Kita mendirikan tenda dibantu oleh ayah Chika dan ayah Rosselly, juga para pramuka inti. Setelah cukup lama mencoba mendirikan tenda, akhirnya tenda kami berdiri dengan tegak juga.

"Kalo ada apa-apa sama tendanya, hubungi Papa aja ya," kata ayah Rosselly, "Oh iya, karena tendanya sudah jadi, Papa pulang ya," pamit ayah Rosselly.

"Papa juga pulang ya," ayah Chika juga pamit.

"Iya pa," kami serempak.

Andai Papa masih ada, mungkin Papa juga akan membantuku mendirikan tenda seperti Papanya Chika dan Rosselly. Karena memang biasanya Papa juga suka membantu mendirikan tenda jika aku atau kakak-kakakku berkemah, tapi sekarang itu semua hanya sebuah kenangan manis yang tak mungkin terulang kembali.

Berawal Dari Hanya KagumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang