11

458 15 2
                                    

Hari senin adalah hari dimana kita bisa pulang kerumah sebelum shalat dhuhur. Kebetulan hari ini aku sedang ada ekskul, jadi aku pulang sekitar jam 3 sore. Aku berjalan menuju mushola di seberang lapangan sekolah, langkahku begitu mantap menuju rumah Allah itu.

Sesampainya didepan mushola, aku segera melepas sepatuku dan beranjak menuju tempat wudhu. Di tengah-tengah perjalanan menuju tempat wudhu, langkahku terhenti begitu saja, alunan merdu ayat-ayat suci Al-Qur'an itu mampu membuatku menghentikan langkahku dan menengok kedalam mushola.

"Ya Allah ... itu Rangga" senyum tipis terukir diwajahku, alunan merdu ayat-ayat suci itu ternyata keluar dari mulut seorang Rangga, lelaki yang selama ini aku kagumi. Ia begitu fasih membaca setiap huruf-huruf suci itu, setiap yang mendengarnya pasti terhipnotis olehnya. Senyumku semakin mengembang, kekagumanku padanya semakin bertambah

"Betapa beruntungnya orangtua dan orang yang memiliki hatinya" batinku sambil terus memandangnya dari kejauhan

"Kei, ngapain?" seseorang memegang bahuku

Aku menoleh, ternyata Noella-lah pelakunya. Lidahku terasa kelu untuk menjawab pertanyaannya, aku takut Noella menuduhku menyukai Rangga, meskipun memang itulah faktanya.

disuguhi pertanyaan, ia akan melupakan apa yang akan ia katakan padaku bila aku memberinya pertanyaan.

"Iya ya, pengen deh punya pacar kayak dia." Jawab Noella.

Hah? Noella juga pengen jadi pacar dia? Batinku.

Aku memandangnya lekat-lekat,

"Eh, Boong kok!" wajahnya memerah.

Aku tertawa ringan, "Kamu suka sama dia?" entah ada angin apa, aku malah mengajukan pertanyaan bodoh ini pada Noella

"Aku Cuma kagum kok. Gak lebih, kamu juga kagumkan? Apa jangan-jangan ... kamu suka sama dia?"

Jantungku seakan melemah mendengar pertanyaan Noella, biasanya ia selalu pasrah ketika ditanya dan tak pernah mengajukan pertanyaan balik. "A... a... aku ju... juga cuma kagum kok!" jawabku yang diawali dengan terbata-bata, tapi aku mampu mengontrol emosiku untuk melanjutkannya dengan tegas dan tak terbata-bata.

Noella tertawa kecil. "Aku percaya kok" ia menjulurkan lidahnya, "Oh iya, daripada disini terus, ntar malah ketahuan Rangga lho. Yuk langsung wudhu!" ajak Noella sambil menarik tanganku

Aku kini bisa lega, Noella tak memperkarakan masalah ini. biasanya ia selalu memperkarakan sesuatu yang berhubungan dengan cinta dan suka. Semoga Noella lupa akan hal ini.

***

Sudah beberapa hari ini Rangga dan aku tak pernah kontekan lagi, dan tiba-tiba ada rasa kangen yang aku rasain. Entah kenapa, semua ini terasa begitu menyiksa untukku. Aku merasa aku sudah tak berarti lagi untuk Rangga, sehingga Rangga mulai bosan dan pergi dari kehidupanku. Entah kenapa Rangga berubah, dan aku gak menginginkan perubahan ini.

Aku meraih ponselku yang berada di atas meja belajarku dan mengecek notif yang masuk hari ini. ternyata ada notif masuk dari aplikasi BBM, aku segera membukanya.

Mataku penuh binar begitu melihat ada satu Ping dari Rangga, aku segera mengetikan kata "Iya" untuk membalasnya

Tak lama ponselku berdering kembali.

"Sip. Thanks Kei. Kamu pasti liat team aku menang kok. Selamat malam Kei, ganggu engga?"

Aku mulai mengetik lagi chat.

"euuhh!!!" Geramku. Lagi ngetik dan tiba-tiba ponsel mati akibat lowbat. Giliran Rangga ngechat, ponsel mati. Eh gilian engga, ini batrai full aja dimainin juga. Untuk chat sama Rangga itu banyak halangan ternyata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berawal Dari Hanya KagumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang