Chapter 33.

5K 550 131
                                    

Because i love you guys, i decided to do a double-update today :)

Warning! This chapter contains a (bit) sexual part. If you're a young reader, please. . . ask your parents permission first.

________________________

Aku sangat sadar akan kembalinya Norman, dan sadar akan apa yang dapat dilakukannya. Aku terlalu sadar bahwa Harry dan aku sangat harus melarikan diri. Faktanya jelas, bahwa harapan yang kami miliki saat ini dapat mudah terhancurkan kapan saja. Tapi, sayangnya, semua kekhawatiran yang mendesak ini tidak bisa didiamkan satu malam saja. Dalam dunia yang sempurna, kami sudah memiliki jalan keluar di depan kami, hanya dalam beberapa hari direncanakan. Tapi aku sudah mendapat pelajaran bahwa dunia yang sempurna tidak ada. Tak peduli betapa keras kita mencoba, tak peduli betapa letihnya pikiran kita untuk memecahkan suatu masalah, pekerjaan itu tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Dinding-dinding institut berdiri bukan hanya sebagai penjaga untuk orang gila, namun juga sebagai halangan besar untuk melarikan diri. Melarikan diri dan . . . privasi. Well, privasi aku dan Harry. Karena beberapa ciuman di pipi atau beberapa menit dari bibir Harry mencium bibirku di kantor Lori, itu tidak cukup.

Daripada terus membayangkan pikiran kotor tentang pundak Harry yang menakjubkan dan dada yang kuat dan punggung yang tegap dan kulit halus dan bibirnya yang indah, aku melihat di ujung lorong, dekat kantor Kelsey. Kevin, penjagaku, berada di sampingku untuk memastikan aku tidak melakukan sesuatu yang menunjukan deskripsi yang aku miliki, yaitu "kriminal gila."Aku memiliki satu tujuan di benak-ku untuk sesi terapi mingguan yang tidak aku butuhkan. Well, mungkin aku membutuhkannya, tapi ada hal lain yang harus dibicarakan.

Di perjalanan, ada beberapa hal yang jarang aku sadari. Seorang pasien yang bertingkah sangat normal digenggam terlalu keras, oleh seorang penjaga yang berdiri terlalu dekat. Dia sedikit terlalu kasar dan mendorongnya ke dalam sel. Pasien itu bahkan menangis kesakitan ketika tubuhnya jatuh ke lantai karena dorongan yang kuat tadi. Dia bahkan tidak minta maaf, dia hanya membanting pintu sel dan pergi. Dan bukannya aku mengharapkan penjaga bertingkah ramah, tapi itu bukan pertama kalinya aku melihat sesuatu seperti itu. Terkurung di kantor Lori untuk sebagian besar waktu saat aku menjadi perawat tidak membolehkanku melihat isi institut untuk lebih dari beberapa menit. Tapi sekarang saat aku menjadi pasien, aku menyadari bahwa mayoritas pegawai berlaku kasar, seperti para pasien adalah binatang bukannya manusia. Aku hanya beruntung mendapat Kevin, dia belum pernah menyakitiku semenjak jadi penjagaku. Well, mungkin belum.

Aku membuka pintu kantor Kelsey selagi Kevin menunggu di luar, tidak bisa melihat atau mendengar. "Kelsey, bagaimana kita akan keluar dari sini? Dimana jalan keluarnya? Apakah kau mempunyai peta institut ini?"

"Hey Kelsey, bagaimana kabarmu? Kabarku baik, terimakasih sudah bertanya." Kelsey mencemooh.

Aku menatapnya kesal. "Bagaimana jika kau saja yang menanyakan kabarku Kelsey? Oh, kabarku sangat luar biasa, aku sangat suka menjadi pasien mental di institut untuk kriminal, kau harus mencobanya. Ini sangat menyenangkan."

"Aku hanya bercanda," dia tertawa. "Ayo, duduklah."

Aku menghembuskan nafas dan tersenyum lemas, menuruti dan duduk.

"Apa yang kau inginkan? Sebuah peta?"

"Ya, apakah ada?" Aku bertanya. Jika kami ingin keluar dari sini, mengetahui dimana jalan keluar adalah awalan yang bagus.

"Mungkin," jawabnya. Ekspresinya terlihat penuh harapan. "Aku bisa mencoba mendapatkannya untukmu. Aku yakin setidaknya ada suatu lembaran tentang bangunan ini."

"Thank you," aku berkata, berharap dia bisa mendengar bahwa aku bersungguh-sungguh mengatakannya.

"Tentu saja. Bagaimanapun juga, aku tidak bisa mendapatkannya sampai minggu depan saat kau datang kesini lagi."

Psychotic (Indonesia Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang