Chapter 43.

3.3K 500 50
                                    

i bet all of you thought i was dead.. guess what?

i'm back :)

________________________

HARRY'S POV :

Fuck.

Hari ini kami akan melarikan diri. Hari ini, kami akan melarikan diri dari Rumah Sakit Jiwa Wickendale untuk Kriminal Gila. Inilah saatnya. Aku sudah menanti-nanti hari ini semenjak aku pertama datang, dan inilah saatnya. Tentu saja aku berkeyakinan kuat bahwa pada akhirnya kami akan kabur, tetapi sekarang saat waktunya datang, ini semua terasa tidak nyata.

Dan aku sangat gelisah. Tidak biasanya aku seperti ini, namun sekarang, Harry yang biasanya tenang sedang gemetar karena kegelisahan. Pemikiran dua kali dan keraguan mulai mendatangi pikiranku bersamaan dengan rasa takut. Kegembiraan terputar di perutku dan kecemasan terlepas dalam bentuk keringat. Rose dan aku telah mengetahui rencana kami sedetail-detailnya, tapi itu bukan berarti tidak akan ada kesalahan atau lubang dalam rencana kami. Itu bukan berarti tidak ada kesalahan yang akan terjadi nanti. Dan jika memang sesuatu akan berjalan salah dan Rose terlukai, aku bersumpah aku akan -

Aku menggelengkan kepala sebelum pikiran itu makin meluas. Dia tidak akan terlukai karena aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Tapi tetap, tekanan itu tidak berhasil untuk menenangkanku. Dan begitu pula dengan fakta bahwa Rose lah yang akan memulai rencana ini. Well, setelah Lori mematikan listrik, maksudku. Karena dialah yang memiliki kuncinya. Rose yang akan keluar dari selnya terlebih dahulu, berjalan sendirian di lorong-lorong gelap dan rentan di kegelapan.

Aku berdiri, butuh melakukan sesuatu selain duduk di pinggir kasur. Aku mulai mondar-mandir, melarikan tanganku ke rambut. Bagaimana jika seseorang menemukan Rose sebelum dia mencapai selku? Dan aku tidak akan bisa melakukan apa-apa terhadap itu?

Fuck. Aku harus tenang. Jika saja Lori bisa cepat melakukan tugasnya agar aku tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal, aku akan menghargai itu. Tetapi bukannya memulai aksi kami, aku malah harus menunggu dan memikirkan tentang rencana kami, lagi dan lagi. Pertama-tama; Lori akan mematikan listrik, Rose akan membuka selnya lalu mengeluarkanku dari sel, aku akan menghadapi James, selagi Rose mengambil tas kami. Lalu kami akan bertemu di suatu tempat lagi. Pikiranku terlalu penuh dengan hal lain sehingga aku tidak bisa memproses sisa rencana kami saat ini. Pemikiran seperti bagaimana Rose dan aku akhirnya akan bersama berdua. Pemikiran seperti seorang penjaga atau pegawai akan menghancurkan momen kami. Pemikiran seperti menusuk dan melawan jalan keluarku dari tempat ini. Pemikiran yang memberiku kecemasan, seperti apakah aku benar-benar harus meninggalkan tempat yang seharusnya membantu orang tidak waras.

Lalu, daya listrik mati.

ROSE'S POV :

Akan wajar jika aku bilang aku merasa cemas. Aku gelisah, aku takut, dan aku sepertinya sulit untuk bernafas. Jangan kacaukan ini, aku mengingatkan diriku lagi dan lagi. Sudah lama aku bercita-cita untuk mengeluarkan Harry dari sini, dan aku harus berhasil melakukan cita-cita tersebut. Siapa yang tau konsekuensinya jika kami gagal. Kunci di saku bajuku terasa berat, seperti rasa takut dan kecemasanku ikut membebaninya. Mataku terus melirik-lirik pintu sel yang selama ini mengurungku, aku bersiap-siap untuk membukanya. Aku terus memikirkan jalan menuju sel Harry, seperti hal itu adalah sebuah kaset yang aku ulang-ulang sampai aku merasa kesal. Aku hanya dapat membayangkan Harry disana sekarang, rasa cemasnya mungkin setara dengan yang aku rasa. Aku bertaruh saat ini dia sedang memiliki sebatang rokok di antara bibirnya, alis matanya mengerut. Mungkin dia sedang duduk dan menggerakan kakinya karena takut, atau mungkin mondar-mandir di selnya.

Dan ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan hal seperti itu, tapi aku tidak sabar untuk keluar dari sini bersama-sama. Jika kami sudah tersingkir dari tempat ini, aku bisa merasakan tubuh Harry yang kuat, kulitnya yang halus, bibirnya yang menggembirakan, dan tangannya yang indah. Tentu saja ada alasan lain kenapa aku ingin kabur, tetapi dengan rasa stress dan ketakutan ini, aku butuh mengalihkan pikiranku.

Psychotic (Indonesia Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang