Chapter 47.

4.2K 503 176
                                    

ada yang bisa nebak siapa orang ketiga yang ngikutin Harry & Rose?

*tips: chapter ini lebih seru kalo dibaca pas malem-malem.

________________________

Rasa takut. Kata itu sudah terlalu familiar bagiku selagi aku menghabiskan hari-hariku membusuk di Wickendale. Sebagian besar rasa takutku muncul karena Harry. Aku takut terhadap apa yang mungkin mereka lakukan padanya, aku takut terhadap apa yang pernah dia lakukan, aku takut dia dihukum, aku takut terhadap konsekuensi dari perilakunya. Namun kali ini, rasa takutku bukan karena Harry.

Kali ini jantungku berdebar dengan rasa takut yang dapat menggetarkan tulang dan menjernihkan pikiranmu. Bulu di belakang leherku berdiri dan perutku terasa sakit. Kali ini, si antagonis memanggil namaku, mengikuti jejak-ku. Kali ini terlalu gelap untuk melihat siapa yang berbisik di belakangku.

"Rose," sebuah suara berbicara lagi, namun kali ini adalah suara Harry. Suaranya terdengar waspada, seperti jika dia berbicara terlalu keras, orang tersebut akan menyerang. "Terus maju secepatnya, dan jangan menengok kebelakang."

Aku dengan senang mengikuti perintahnya. Aku menyematkan tanganku ke tanah dan menendang permukaan. Aku memaksa tubuhku untuk tetap bergerak maju, untuk keselamatan hidupku. Sebuah kepanikan mendidih di nadiku dan aku tidak bisa berpikir apa-apa lagi kecuali bergerak lebih cepat.

Harry juga telah mempercepat lajunya. "Terus bergerak, Rose," dia berkata dengan cemas. Dia terdengar takut dan panik, aku tidak pernah mendengarnya seperti ini. Aku harus mengingatkan diriku, bahwa Harry juga bisa merasa takut.

Dan mengetahui bahwa dia takut hanya memperbesar apa yang aku rasa saat ini. Wanita tersebut, aku rasa dia seorang wanita, tidak memberi tanda keberadaannya lagi. Tetapi aku tau dia ada disana. Jika saja aku berhenti dan mendengarkan, aku pasti akan mendengar suara seretan itu. Namun aku tidak bisa mendengarnya karena terburu-buru untuk keluar. Jadi untuk beberapa saat aku bertanya-tanya apakah suara panggilan namaku hanya sebuah imajinasi, seperti suara-suara bayangan yang pernah aku dengar di pojok lorong Wickendale.

Namun tidak, ini asli. Harry mendengarnya juga, dan dia bahkan ikut merasa takut. Antara wanita tersebut tidak ada dan Harry dan aku menjadi gila, atau wanita tersebut memang ada dan sedang mengikuti di belakang kami. Aku tidak tau pilihan mana yang lebih menyeramkan.

Aku tidak punya waktu untuk memikirkan itu, dan terus merangkak maju, jantung berdebar, adrenalin mengalir, dan lebih cepat dari biasanya. Aku merasa seperti hewan liar, merangkak di tanah untuk keluar dari terowongan ini. Satu-satunya yang dapat membuatku merasa nyaman hanyalah suara Harry bergerak di depanku.

Namun bagaimanapun juga, aku masih merasakan kegugupan berat di hatiku. Aku dapat membayangkan dan hampir merasakan tangannya mencoba meraih kakiku, selagi aku mencoba untuk merangkak keluar dari horor terakhir di Wickendale.

Rasanya seperti kami melalui jutaan debar jantung, nafas berat, dan ototku yang terbakar, akhirnya kami mencapai garis finish. Harry berhenti bergerak. Aku berhenti bergerak. Jalan buntu. Ketika kami diam, aku tersadar wanita itu berada tidak dekat denganku. Tapi kami masih mendengar suara seretan yang aneh itu; dia belum menyerah mengikuti kami.

"What the fuck was that?" Harry bertanya dengan kepanikan, mencoba untuk meraba-raba dinding mencari jalan keluar.

"Aku-" aku mulai bicara, butuh bernafas. "Aku tidak tau."

"Shit," ujarnya. "Jangan biarkan itu mendekatimu, kita akan keluar dari sini dan berlari."

Aku mengangguk, kepalaku menoleh kebelakang, ke sumber dari suara bisikan tadi. Tidak ada yang memisahkan aku dengan wanita itu. Tidak ada. Hatiku berdebar kencang dengan rasa takut dan panik, kepalaku terus menghadap ke arah belakang. Aku mendekat ke Harry, mencari tanda-tanda keberadaan wanita tersebut, yang mana hal itu sulit dilakukan karena kegelapan. Rasa takut ini membuatku tidak dapat berpikir apa-apa, dan sebuah suara yang muncul hanya akan menambah ketakutanku. Rasa takut ini meminta seluruh perhatianku sampai hilang. Dan rasa takut ini belum hilang.

Psychotic (Indonesia Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang